"Aku suka Nona yang penurut seperti ini..." batin Rafael sambil mengelus kepala Isyana dan sekilas mengecup puncak kepala Isyana.
.
.
.
"Sekarang, apa yang Nona inginkan?" tanya Rafael. Isyana menegakkan badannya dan menatap Rafael.
"Aku ingin kamu memukul dirimu sendiri!" jawab Isyana. Rafael tidak berkedip sama sekali mendengar ucapan Isyana. "Kamu dengar aku, kan, Rafa?!" seru Isyana menatap tajam ke arah Rafael. "Kalau kamu tidak ingin aku pukuli maka kamu pukuli dirimu sendiri!" ucap Isyana lalu berdiri dari pangkuan Rafael menjadi duduk di samping Rafael.
"Hahahahahaa..." Rafael tertawa mendengar ucapan Isyana.
"Tidak ada yang lucu!" sentak Isyana.
"Nona itu lucu sekali" sahut Rafael sambil mencubit pipi Isyana.
"Rafa!!" teriak Isyana. "Kamu sudah berani mencubit pipiku, ya!" protes Isyana. Rafael hanya terkekeh.
"Nona sadar tidak, jika pipi Nona seperti bakpao. Terkadang minta digigit" ucap Rafael dengan tersenyum jahil.
SREEKK
"Apa kamu bilang tadi?!" seru Isyana sambil memiting leher Rafael.
"Pipi Nona itu seperti bakpao!" ucap Rafael berusaha melepaskan diri dari Isyana.
BRUUKK!!
Punggung Isyana membentur tangan sofa karena Rafael berhasil meloloskan diri dari Isyana. Rafael menatap tajam ke Isyana.
"Jangan membuat aku marah Nona!" teriak Rafael mulai terbawa emosi.
"Oh kamu sedang marah? Waktunya kita pergi" sahut Isyana lalu bangkit dari duduk dan menghiraukan punggungnya yang mulai berdenyut. Rafael menatap tajam ke arah Isyana. "Kok aneh, ya? Kamu yang menghinaku dan kamu juga yang marah ke aku" sindir Isyana lalu menengok ke Rafael.
"Aku belajar menghina dari Nona. Jadi salahkan diri Nona untuk itu" sahut Rafael masih duduk di sofa.
"Rafa!!" teriak Isyana.
"Nah marah, kan" sahut Rafael mulai kembali tenang. Isyana mengepalkan tangan dengan erat. Emosi mulai menyelimuti dirinya. Tangannya mulai terangkat ke atas.
TAAPPP
"Aku sudah bilang ke Nona jangan memukulku" sahut Rafael dengan tenang sambil menahan pukulan Isyana. "Aku tidak ingin duel dengan Nona karena Nona itu perempuan. Orang tuaku mengajariku bahwa jangan memukul perempuan meskipun dia sangat menyebalkan dan jago berkelahi" lanjut Rafael. "Seperti Nona, gadis menyebalkan sekaligus jago berkelahi!" tatap Rafael dengan tajam. Isyana mendelik saat Rafael dapat menahan pukulannya dengan satu tangan. "Ada saatnya Nona dapat memukulku sepuas Nona tapi tidak sekarang. Badanku sudah sakit semua karena Nona. Aku juga tidak dapat uang jika berkelahi dengan Nona" ucap Rafael datar.
"Sekarang apapun kamu ukur dengan uang, ya!" sentak Isyana sambil menjauhkan tangannya dari Rafael.
"Iya. Aku butuh uang karena sebentar lagi aku akan meninggalkan Indonesia. Untuk mengurus paspor dan visa butuh uang!" ucap Rafael dengan tegas. Isyana terkejut dengan ucapan Rafael.
"Kamu mau menetap dimana jika bukan Indonesia?" selidik Isyana.
"Aku tidak akan memberitahu Nona! Nanti Nona muncul lagi di sana!" ucap Rafael.
"Dasar pelit!" sentak Isyana.
"Biarin! Wleekkk" sahut Rafael.
"Beritahu aku kapan aku dapat memukulmu. Aku ingin segera menghajarmu!" seru Isyana lalu membalikkan badan dan berjalan keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPCAKE [Complete]
RomanceApa rasa favoritmu? Semua hal pada akhirnya akan menciptakan satu rasa. Satu rasa yang manis. Manis seperti cupcakes. Rank in Action: #191 (03/03/17), #77 (04/03/17) Rank in caffe : #2 (8/11/19)