Empat

1.5K 107 26
                                    

Rei's POV

Apakah kalian pernah merasakan atau bahkan mengalami hal sepertiku?
Mencintai seseorang sebegitu dalamnya hingga menimbulkan sakit yang tiada tara?

Baiklah. Pasti di sini kalian sudah mencaci makiku yang malah melepas Riana. Tapi coba kalian pikir jika menjadi aku.

Orang yang kalian pernah cintai sebegitu dalam, kembali ke kehidupan kalian dan sukses memporak-porandakan hati kalian. Dan berakibat pada hubungan kalian yang sekarang, dengan seseorang.

Aku tau aku egois. Aku menyakiti Riana. Namun aku tidak dapat memungkiri bahwa hatiku masih milik Luna. Bahkan saat menatap matanya saja, debar itu masih sama. Sama seperti empat tahun lalu saat terakhir aku menatapnya sebelum ia meninggalkanku ke Kanada.

Luna adalah separuh jiwaku. Dia yang menguasai hatiku sejak kami masih berumur sangat belia. Ya, ya silahkan tertawa. Kalian boleh menyebut cintaku adalah cinta monyet. Memang, apalah arti cinta seorang anak ingusan yang masih duduk di bangku sekolah dasar kepada lawan jenisnya.

Namun siapa sangka rasa sukaku pada Riana itu semakin dalam dan merembet hingga kami dipertemukan lagi dalam satu sekolah saat SMP dan berakhir di perguruan tinggi?

Salahkan takdir jika kalian mau.

Bahkan semua teman-teman dekat Luna mengatakan bahwa hubungan kami adalah hubungan paling romantis. Kami jarang bertengkar, bahkan rasanya bisa dihitung jari saja. Kami memang pasangan yang tidak suka keributan dan mempersulit masalah.

Jika ada masalah ya segera diselesaikan, bukan dibesarkan. Intinya, aku menemukan sosok dewasa dari Luna yang bisa melengkapi karakterku yang kadang childish.

Namun semua hal manis itu sirna saat Luna menyakitiku dengan cara yang sangat membuatku kecewa.

Tapi aku hanyalah lelaki biasa. Bisa rapuh jika dihantam rasa sakit yang mendalam.

Riana. Gadis yang sudah lumayan lama kukenal. Sekaligus gadis yang membuat luka mendalam itu "pulih".  Aku tidak bisa mengatakan aku tidak mencintainya karena memang tidak begitu kenyataannya.

Aku mencintai gadis itu. Aku menyayanginya. Dia juga sudah menjadi bagian dalam hidupku. Bukan rahasia umum lagi bahwa Riana-lah yang membantuku sembuh dari masa laluku dengan Luna.

Tapi dia tidak sepenuhnya membuatku melupakan Luna.

Tahun pertama aku berpacaran dengan Riana hatiku memang masih dilanda dilema. Aku masih terus memikirkan Luna bahkan rutin men-stalking akun sosial medianya.

Di tahun berikutnya, Luna mulai menghilang dari kepalaku dan seutuhnya diganti oleh Riana. Riana sangat berbeda dengan Luna.

Riana cenderung lebih aktif dan 'rame' ketimbang Luna yang kalem dan anggun. Namun aku menyukai karakter Riana yang seperti itu. Tidak pernah jaim di depanku.

Riana dan Luna.

Dua karakter yang berbeda, di dalam satu hati yang sama.

Sebenarnya aku masih ragu dengan perasaanku pada Luna saat ini. Apa benar aku masih mencintainya? Jika tidak, mengapa debaran itu masih sama saat menatapnya?

Maka dari itu aku sudah mengambil keputusan yang mungkin akan sangat menyakitkan. Tapi setelah kupikirkan matang-matang, jalan inilah yang terbaik. Setidaknya untuk saat ini.

Lebih baik aku melepas Riana sekarang dan meyakinkan hatiku. Daripada kelak aku harus menyakitinya lebih dari ini.

Aku siap jika Riana membenciku. Aku rela bahkan jika ia tidak mau lagi melihat tampangku. Aku ikhlas dia mengataiku bajingan atau brengsek sekalipun.

Tapi aku akan selalu menjaga Riana dari sini. Dari hatiku.

    ****

-tbc-

Ini bagian Reinhart aja. Penjelasan mengenai keputusannya di part sebelumnya. Semoga nyambung ceritanya
Yhaaaa..

Salam jempol!

How To Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang