Author's POV
Bali selalu menjadi tujuan yang tak pernah mengundang rasa sesal. Makanya, saat ditugaskan kesini, David jelas tidak akan pernah merasa keberatan.
Begitu menginjakkan kakinya di bandara Ngurah Rai, dia langsung bergegas menuju lokasi pemotretan bersama kru lainnya.
Yanto, sang koreografer model mengatakan bahwa model mereka kali ini adalah seorang wanita cantik yang baru kembali pulang setelah tinggal cukup lama di Kanada. Menurut informasi sekilas yang didengarnya dari mulut Yanto yang memang terkadang bisa lebih cepat daripada lambe turah, model mereka kali ini adalah seorang pendatang baru.
"Tapi, bro! Biar pendatang baru, ni cewek bohay abis. Bodynye kayak gitar Zimbabwe dan kemampuan modellingnye..... beuh!!"
Jelas Yanto sambil dua tangannya bergerak-gerak membentuk tubuh wanita. David hanya mendengarkan ocehan lelaki asli Betawi itu sambil memberi kabar pada Riana bahwa ia sudah tiba di Bali dengan selamat.
Namun diam-diam David menimbang-nimbang akan seperti apa modelnya kali ini. Akankah secantik Alessa, sang model Internasional yang pekan lalu menjadi partnernya saat di Pangandaran?
Baginya, model yang masih berada di posisi paling cantik dan sempurna versinya sendiri baru Alessa. Belum ada yang bisa mengalahkan Alessa sejauh ini. Belum tentu juga model yang akan menjadi partnernya sekarang.
Alessa adalah gadis blasteran Palembang - Jerman. Bisa kebayang 'kan cantiknya seperti apa?
Alessa selain cantik dan anggun, juga sangat ramah. David pernah sekali mengajaknya makan siang setelah pertemuan mereka pertama kali pada pemotretan itu. Dan kesannya adalah, Alessa memang cantik luar dalam!
Sayangnya David tidak bisa menjatuhkan hati pada gadis itu. Karena Alessa pernah bercerita bahwa tunangannya, sedang berada di Jerman meneruskan pendidikan S3.
Alessa terlihat sangat mencintai tunangannya itu. Kalau kata David mah, guguknya itu. Jadi dia putuskan untuk mengganggap Alessa jadi sebatas angan saja.
Toh, biarpun jatuh hati sendirian, ia masih bisa menjaganya melalui hubungan pertemanan yang baik. Itu sudah cukup.
David kembali mengutak-atik alat 'perang'nya setelah ditepuk bahunya oleh Yanto.
"Tuh, model kita!" Kata Yanto sambil menunjuk kepada seorang wanita cantik berambut sebahu, bertubuh tinggi, kulitnya mulus dan putih seperti susu.
David memicingkan matanya agar dapat melihat wanita itu lebih jelas lagi. Wanita itu membelakanginya karena tengah berbicara dengan kru lain dan hanya terlihat separuh struktur wajahnya.
Dan entah kenapa jantung David malah bergemuruh. Refleks ia mengusap dadanya. Diraihnya botol air mineral miliknya yang tersisa setengah di meja dan diteguk hingga tandas.
Ini kayaknya lagu James Blunt yang You're Beautiful cocok nih buat backsongnya David..
Menjadi seorang fotografer, tentu harus melakukan pendekatan lebih dahulu kepada sang model. Itu dilakukan guna mencipta hubungan yang baik dan akrab antara model dan fotografernya. Karena sang model pun harus mendapatkan rasa nyaman terhadap orang yang akan bekerja sama dengannya.
Halah sepik lu, Pid.
David memberanikan diri melangkah mendekati sang model cantik yang masih dimake-up. Wanita itu masih berdiri membelakanginya dengan wajah sedang dibedaki oleh penata rias.
Semakin dekat dan David bisa merasakan lututnya melemas. Entah aura apa yang dipancarkan wanita itu hingga bisa membuatnya lupa daratan bahkan dalam radius sejauh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Move On
Romance"Hati kamu sama 'dia' itu sama. Sama-sama mencintai satu wanita. Bedanya, kamu masih abu-abu. Sementara 'dia' putih sempurna. Kamu punya dua pilihan, tinggalin aku dan kejar warna sempurna kamu, atau bertahan dan mengganti abu-abu itu dengan warna l...