-novel ini agak memiliki unsur kekerasan. Bagi pembaca yang tidak nyaman, boleh skip saja. -
"Halo? Apakah ada orang di sini," Pandora melihat kesekelilingnya. Tak ada satupun anak di dalam bis. Ia melirik ke arah jendela, para Mindless terlihat sedang saling menyerang. Pandora takut kalau orang yang diserang Mindless adalah temannya. Langit juga berwarna aneh, ungu campur merah marun membuat Pandora semakin ketakutan.
Ia berlari ke arah pintu. Pintu tak terkunci, ia membuka pintu dan berlari. Ia melijat seseorang terkapar di jalanan. Betapa syok dirinya bahwa itu adalah Axyra. Mati berdarah. Salah satu dari para Mindless sedang menyerang Ziora. Ziora mati karena tertusuk.
"Zioraaa!" Pandora histeris. Ia melihat ada pistol di samping Axyra. Ia mengambilnya dan berlari ke Mindless itu. Pandora menindih Mindless itu dan diletakkannya moncong pistol itu ke jidat Mindless.
"Clary?" Pandora kaget bahwa Mindless itu adalah sahabatnya. Clary. Tatapan Clary kosong namun ia masih menyerang. Pandora tak bisa membunuh sahabatnya itu, namun Ziora dan Axyra...
"Clary sadar! Ini aku Pandora! Clary!" Air mata mulai bercucuran di mata Pandora, "aku tak mungkin membunuh sahabatku.."
Kemudian, seorang Mindless datang dengan membawa parang. Pandora terkejut bahwa itu adalah ibunya. Lagi lagi Pandora dilanda dilema. Ia tak mungkin membunuh orang yang disayanginya. Tapi jika dia tak menyerang, dia akan mati.
Kemanakah yang lain? Ohpellia? Kevin? Teman satu grupnya? Pandora bingung. Sangat bingung.
Ibunya mendekati Pandora dengan tatapan kosong, Pandora ketakutan. Seketika ia ingat kata kata sang pengawas sebelum menghilang seperti debu, "Lebih baik mati daripada kalian membunuh orang tanpa sadar seperti Mindless bukan?"
Pandora merasa putus asa, gelangnya menjadi berwarna merah. 10 menit lagi ia akan menjadi Mindless. Lalu ia melihat ke arah ibunya, parang yang dipegangnya terjatuh, ia pun terbaring lemas. Mati.
Pandora menjerit, ia ingin pergi ke arah ibunya namun tangannya masih menahan Clary. Seseorang ada yang menembak ibunya dari belakang, ia melihat bahwa itu adalah Zachary.
"Zachary!" Sahut Pandora. Namun, Zachary malah menembak kepala Clary. Pandora menjerit lagi. Darah Clary muncrat ke tubuh Pandora.
"Zachary jangan!" Tumpahlah air mata Pandora. Orang yang ia cintai sudah tiada, beberapa menit lagi ia akan menjadi Mindless. Pandora melihat Zachary. Pandora merasa membeku, tatapan Zachary kosong. Zachary telah menjadi Mindless.
"Zach-arrrghhh!!!" Zachary menindih Pandora. Moncong senjatanya diletakkan tepat di pelipis Pandora. Jarinya perlahan lahan menarik pelatuk.
"Maaf." Itulah kata yang keluar dari mulut Zachary. Pelatuk ditarik, dan Pandora merasakan sakit yang mendalam di kepalanya. Ia tertembak.
DORR!!
Pandora terbangun dari mimpi buruknya, wajahnya telah dipenuhi bulir bulir keringat. Sekarang masih malam hari jam 11.00 pm. Itu menurut jam digital di atas.
Tenggorokkannya kering sehingga memaksanya untuk menelan ludah. Tak ada makanan. Tak ada pengawas.
Mimpi tadi begitu buruk, melihat ibunya dan sahabatnya meninggal sangat menakutkan. Zachary lah yang membunuh mereka di dalam mimpi itu. Pandora segera membuang pikiran negatif tentang Zachary.
Subjek Control. Itulah sebutan untuk Zachary. Apa maksudnya semua ini? Mengapa ia harus mengalami kejadian buruk ini? Pandora bangkit dan berjalan menuju kursi paling belakang. Disitu ia menangis dan tertidur.
Kali ini tanpa mimpi.
***
"
Pandora bangun." Seseorang mengguncangkan tubuhnya. Itu Axyra.
"Ada apa?" Tanya Pandora malas.
"Makanan sudah sampai. Ayo kita makan." Axyra melangkah ke depan. Pandora mengikutinya di belakang, dilihat timpunan makanan di depannya. Mulai dari hamburger, French fries, roti, buah buahan. Botol minuman juga tertimpun di sana.
Entah mengapa bagi Pandora, makanan sebanyak ini untuk 10 orang sangat lah cukup. Bahkan, mungkin akan tersisa. Instingnya mengatakan saat mulai tes nanti, mereka harus membawa makanan dan minuman.
Ia melahap makanannya itu, sekarang masih dini hari. Matahari belum kunjung datang.
Setelah ia merasa kenyang, ia meneguk sebotol air minum. Setelah itu, ia duduk sebentar. Di dalam sini, banyak anak anak yang ia tak kenal sehingga susah untuk mengobrol.
Pandora sadar bahwa di samping himpunan makanan, ada beberapa tas dengan label nama masing masing.
"Apa itu?" Kata Pandora pada seorang anak yang dia asumsikan dengan Myra.
"Seperti yang kau lihat. Tas berwarna coklat dengan label nama masing masing." Balas Myra sambil memakan makanannya.
"Kau sudah membukanya?" Tanya Pandora. Myra menggelengkan kepal tanda tidak.
Pandora segera mencari tas yang berlabel namanya sendiri. Setelah menemukannya, ia membuka tas itu. Apa yang dilihat Pandora sangat lah aneh. Pistol, amunisi, tali, kompas, gunting, perban, senter, dan korek api.
"Apa isinya." Axyra mendekati Pandora.
"Ya seperti yang dikatakan pengawas kemarin. Ah.. aku semakin bingung Axyra."
Ziora menghampiri mereka, "apa itu?"
"Tas." Balas Axyra.
"Apa tujuan semua ini? Aku... demi tuhan, aku bingung sekali." Pandora memijit ringan keningnya.
"Simpan pertanyaanmu, aku bahkan tidak tahu semua jawaban dari pertanyaanmu." Balas Ziora, "kelihatannya menarik."
"Menarik apanya? Ini membingu-" kata kata Pandora terputus saat bis mengalami guncangan hebat.
Seluruh anak berteriak, Pandora dengan tertatih tatih mencoba berjalan ke arah jendela untuk melihat apa yang terjadi namun diluar sana gelap. Sangat gelap.
Guncangannya semakin keras sampai Pandora terlempar ke belakang.
Pet.
Lampu di dalam bis mati, Pandora berusaha berjalan namun ia tersandung dan terjatuh. Pandora merasa sesuatu seperti tabung.
"Apa ini?" Ia meraba benda itu sampai menemukan tombol, "ah senter." Pandora melihat teman temannya menangis.
Kemudian ia berjalan ke depan, "teman tteman kalian harus tenang dan jangan panik. Apakah kalian lupa dengan gelang kalian? Jika kalian menyerah maka... kalian akan menjadi Mindless..."
"Tapi sekarang kita harus bagaimana?" Ujar salah satu anak.
"Yang harus kita lakukan sekarang adalah... tenang." Ujar Pandora. Hening. Namun beberapa saat kemudian, terdengar suara teriakan membahana di dalam bis.
---0000----
TBC.......
KAMU SEDANG MEMBACA
The Controls
Ficção CientíficaPandora awalnya tak menyangka hal tersebut akan terjadi. Berawal dari ketidak seriusannya dalam test fisika, menimbulkan malapetaka baginya. Kejahatan dari para ilmuwan dalam meneliti otak para manusia ini tak dapat dihindari lagi. Bahkan sahabat ny...