11

85 3 0
                                    

"Apa maksudmu?" Bentak Ophellia, "tes? Bukannya kami harus pulang? Maaf aku tak ingin berurusan dengan hal bodoh ini."

"Maafkan aku, tapi kau sudah berpartisipasi dalam hal ini." Ujar sang pengawas.

"Tunggu, kami tidak menyetujuinya oke? Kami dipaksa ke sana dan dilatih hal yang aneh di sana. Intinya kami tidak menyetujui ini semua." Ujar Kevin.

"Nak, kau telah menyetujuinya." Sang pengawas tersenyum.

"Orang ini minta ditimpuk ya?" Kevin mulai meninju sang pengawas. Namun subuah sinar mulai terlihat dan membentuk lingkaran tepat di depan sang pengawas. Kevin tetap meninju, namun sinar itu nampak seperti tameng sang pengawas.

Kevin sampai terjungkal ke belakang, "apa apaan ini... bagaimana bisa..."

"Ada satu hal yang harus kalian tahu, terkadang apa yang kalian lihat nanti tidak akan masuk akal sehat kalian," ujar sang pengawas, "dan tentang persetujuan tersebut, kalian telah menyetujuinya."

"Kami tidak menyetujuinya!" Serempak orang dalam bis.

"Kalian sudah menyetujuinya! Kalian menyetujui ini semua dengan cara mendapat nilai bagus dalam tes fisika kemarin."

Pandora dan seluruh anak dalam bis terdiam, lalu ia ingat apa yang dikatakan Farah waktu itu saat tes Fisika, "Hentikan semua ini!! Ini sudah diatur.. jika kalian lolos, se..sesuatu akan terjadi pada kalian!"

Hati Pandora serasa tertusuk oleh ribuan jarum. Mengapa mereka dites? Mengapa mereka dibawa kesana? Apa tujuan pelatihan? Semuanya, apa yang mereka lakukan pada teman teman Pandora?

Seketika di tangan Pandora muncul sebuah gelang dengan benda berbentuk bulat di atasnya. Warnanya biru terang. Bagaimana bisa? Ia tak merasa telah memakai gelang sejak tadi. Pandora sadar bahwa semua temannya juga memakai gelang itu.

"Izinkan aku memberi tahu tes ini," ujar sang pengawas, "tes ini kami namakan sebagai The Controls. The Controls berarti pengendalian. Apa yang dikendalikan? Pikiran dan otak kalian. Kalian tidak boleh mengeluh, tak ada gunanya sekarang. Kalian pergilah ke arah timur sana. Sampai kalian menemukan gedung besar bertuliskan THE CONTROLS-Pengendalian,"

"Bagaimana jika kami tak mau?" Axyra mulai mengeluarkan suara.

"Para Mindless akan membunuh kalian." Ujar sang pengawas.

"Mindless?" Axyra bingung.

"Coba kalian lihat ke luar jendela. Apakah kalian lihat ada orang berdiri di sana?" Semua anak melihat ke luar jendela bis. Ada puluhan orang berjalan keliling keliling. Mereka seperti orang normal berjalannya, namun mata mereka menatap kosong.

"Mereka kenapa terlihat seperti kosong?"

"Mereka adalah para Mindless. Pikiran mereka kosong karena kami mengendalikan otak mereka." Ujar sang pengawas.

"Bajingan kalian! Kalian tak ada bedanya dengan setan!!!" Ujar Kevin berteriak.

"Pak Max berikan stimulan senjata." Ujar sang pengawas pada sang supir. Supir itu atau namanya Pak Max mengambil sebuah selang dengan pelatuk kecil.

"Apa apaan itu? Selangnya bolong begitu mana ada pelurunya." Ujar Kevin sarkastis.

"Ini stimulan senjata. Memang tak ada peluru, namun ada sensor yang mendeteksi saraf tubuh. Jika kita tekan pelatuknya, maka akan menciptakan rasa sakit seperti ditembak selama 5 menit." Sang pengawas menembak ke arah Kevin. Kevin terjungkal dan menekan dadanya, ia mengerang kesakitan.

"Jika kalian tidak mau diam, maka kalian akan bernasib sama seperti bocah itu. Seperti yang kubilang, kalian akan pergi ke arah timur sampai menemukan gedung bertuliskan The Controls. Ingat, ini tak semudah yang kalian kira. Para Mindless mungkin akan membunuh kalian jika tak cekatan. Oh iya, gelang kalian. Itu menunjukkan apakah kalian masih sadar atau tidak. Kami mencari yang terbaik di sini. Jika kalian menyerah atau putus asa, otomatis gelang itu akan berwarna merah, itu menunjukkan bahwa dalam 10 menit, kau akan menjadi Mindless. Lebih baik mati karena terserang daripada kosong dan dikendalikan seperti Mindless bukan? Oh ya, apakah kalian ingat saat penyuntikan? Kalian telah disuntik bukan saat disekolah? Sebenarnya kami menyuntikkan sebuah chip ke darah kalian, chip itu akan pergi ke otak kalian dan tertanam di sana. Itu berguna untuk mengendalikan kalian. Ya begitulah cara kami menjadikan semua orang seperti Mindless."

Pandora tahu mereka tak punya harapan lagi. Seketika hatinya sakit mengingat orang tuanya. Apakah mereka sudah menjadi Mindless? Clary, bagaimana kabarnya? Apakah ia benar benar sudah menjadi Mindless?

"Itu sebabnya banyak orang sehabis disuntik merasa pusing, pupil mata melebar, dan muntah muntah. Itu hanya efek samping saja." Lanjut sang pengawas.

Lalu Pandora teringat Zachary.

"Kemana Zachary? Dia teman kami! Mengapa dia tak ada di sini?" Ujar Pandora.

"Oh ya, satu grup memiliki satu subjek yang harus dipisahkan. Kami memanggilnya subjek Control. Subjek itu adalah yang paling penting dan kami harus meneliti reaksinya. Dia juga kami kendalikan untuk diteliti. Tapi pasti kalian akan bertemu dengannya," pengawas itu menatap Pandora tajam.

"Akan aku sebutkan para anggota grup 2."
"Axyra Vendrik, Subjek 2-1 grup 2."
"Danial Black, Subjek 2-2 grup 2."
"Jacob Gate, Subjek 2-3 grup 2."
"Kevin Park, Subjek 2-4 grup 2."
"Myra Bluewe, Subjek 2-5 grup 2."
"Ophellia Amora, Subjek 2-6 grup 2."
"Orlando Almeen, Subjek 2-7 grup 2."
"Pandora Valerie, Subjek 2-8 grup 2."
"Zachary Alvi, Subjek Control grup 2."
"Ziora Andrew, Subjek 2-9 grup 2."

"Begitulah nama subjek grup 2. Kalian akan diberikan bekal makanan besok. Pokoknya hal hal yang kalian butuhkan seperti Senjata, Amunisi, Kompas. Selamat menjalankan tes besok. Pintu bis akan di kunci sampai besok pagi. Jendela juga akan di terali dengan besi. Di atas nanti akan ada jam. Jam 5 pagi makanan akan datang, alarm akan berbunyi tepat pukul 5. Jam setengah 7 pagi tes akan dimulai. Pintu bis terbuka kunci nya lalu kalian pergi ke timur. Saya kira cukup sekian penjelasan saya. Semoga kalian selamat sampai akhir. Pesanku jangan pernah menyerah, kalian nanti akan menjadi Mindless. Lebih baik mati daripada kalian membunuh orang tanpa sadar seperti Mindless bukan? Mungkin saat perjalanan kalian akan menemukan grup lain. Sampai jumpa." Pak Max dan pengawas tiba tiba menghilang layaknya debu.

Saat mereka pergi, sebuah jam digital mulai ada di atas langit mobil. Pintu bis terkunci dan berterali besi. Jendela pun juga berterali.

Apa yang akan terjadi nanti?

----0000----

Tbc.....................

The ControlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang