16

47 4 0
                                    

Sean masih menahan Kevin yang terkunci itu, "cepat berikan semua persediaan kalian." Perintah Sean.

Axyra mulai membuka tasnya, namun Pandora menahannya, "jangan, kita bisa melawan mereka." Lalu Pandora menatap orang yang bernama Sean, "ehm begini, kalian hanya berlima sedangkan kami sebenarnya berenam namun salah satu teman kami diculik-"

"Lalu? Aku gak peduli jumlah anggota kalian. Yang kubutuhkan hanya persediaan kalian," Sean menguatkan kunciannya pada Kevin, "cepat berikan, atau temanmu ini akan mati karena patah tulang yang mengerikan."

"Percuma jika aku memberikan persediaanku pada kalian, ingat, Mindless ada banyak sedangkan kalian berlima, ayolah gamungkin kalian menang begitu saja." Pandora berusaha meyakinkan Sean, namun wajah Sean tak menandakan ia setuju melainkan masih angkuh.

"Kau meremehkanku, nona. Aku. Adalah. Atlit. Bela diri." Ujar Sean sambil menunjuk dirinya dengan penuh kesombongan.

"Oh begitu," Pandora menyilangkan tangannya di dadanya, "kalau begitu, apakah anggota mu juga sama kuatnya?" Teman teman Sean menunduk ke bawah sedangkan Sean nampak marah.

"Dasar! Kau hanya bisa ngomong kosong, cepat berikan persediaan kalian lalu aku pergi, apa susahnya?"

"Hahahaha, kau pikir kami bakal takut padamu? Tidak. Patahkan saja tulang Kevin, kami tak peduli." Ophellia menyeringai dan membuat dirinya terlihat menyeramkan.

Sean menggerutu kesal, akhirnya ia melepaskan Kevin, "ayo, bertengkar denganku."

"Aku gak ingin bertengkar dengan pengecut sepertimu," balas Ophellia, "lagipula, cowok gabakal mau berantem sama cewek kecuali ia takut."

"Sialaan!!!" Sean mulai menyerang Ophellia, namun Ophellia menghindar. Ophellia menendang perut Sean dengan lututnya. Sean meringis kesakitan karena itu.

"Kalau kau atlit Judo, aku mantan atlit karate." Ujar Ophellia.

"Haha, lumayan juga." Sean mengelap sedikit darah yang keluar dari mulutnya, "tapi itu belum seberapa dengan kekuatanku."

Sean memeluk pinggang Ophellia kemudian mendorongnya ke tanah sampai jatuh. Sean mengunci tubuh Ophellia. Pandora mulai beraksi, ia mengambil pistol dan mengarahkannya ke kepala belakang Sean, "lepaskan dia, atau kubunuh."

Seorang anak buah Sean juga mengarahkan pistol ke arah Pandora, "jatuhkan senjatamu atau aku juga akan menembakmu, nona."

"Sialan!!" Pandora menarik senjatanya dan bersumpah serapah, "kalian hanya berlima, dan kalian ingin merampas persediaan kami, silahkan ambil saja kalau kalian mau."

"Pandora!!!" Danial mencengkram bahunya, "ini satu satunya harapan kita! Jangan bersikap bodoh."

"Ini semua agar Ophellia dan Kevin selamat." Pandora mengambil tas nya lalu ia berjalan ke arah Sean, ia menaruh tasnya itu juga dengan senjatanya, "ini yang kalian inginkan, lepaskan temanku."

Sean melepas kunciannya pada Ophellia lalu mengambil tas itu dan melirik isinya, "hahaha! Hey, kalian cepat ambil tas tas mereka juga!"

"Tunggu Sean," Pandora menyilangkan tangannya, "dengan persediaan begitu, apakah kau yakin akan mudah membunuh ribuan Mindless?"

Sean menggeram, "tentu!! Aku ini adalah atlit bela diri! Tak mungkin aku gagal."

"Pernah dengar cerita gajah diserang ribuan semut? Gajah itu sangat kuat namun bisa kalah dengan ribuan semut."

"Kau meremehkanku!"

Pandora mengangkat tangannya ke depan, "rileks bung, aku tak meremehkanmu. Cuma mengingatkan mu saja."

The ControlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang