25

17 3 0
                                    

Pandora lemas, kalau dirinya tidak diikat dengan kuat mungkin saja dia sudah ambruk ke tanah. Setelah Zachary dan Ziora menyiksanya, mereka pergi menuju pondok yang jauh dari Pandora. Entah apa yang dilakukan mereka berdua.

Pandora sejak tadi mengharapkan maut menghampirinya. Namun tidak lagi. Ia berharap demikian karena tak kuat atas pengkhianatan kedua sahabatnya itu. Apakah masih pantas mereka ia panggil sahabat?

Pandora memikirkan pengorbanan yang telah dilakukan Axyra dan Derek. Pantaskah jika ia menyerah hanya karena pengkhianatan? Tidak, Axyra dan Derek pasti akan sedih melihatnya begini.

Maka itu Pandora merogoh sakunya, mungkin saja ia menemukan sesuatu yang tajam untuk membuka ikatannya. Namun nihil. Ia mencoba melihat ke sekelilingnya, tepat di samping pohon terdapat ranting tajam yang mungkin bisa melepas ikatannya.

"Argh.." Pandora mencoba untuk meraih ranting itu dengan tangan kirinya yang tidak terikat. Kulitnya perih saat bergesekan dengan tali itu. Namun Pandora menahannya dengan kuat.

Dan dapat. Ia kuliti tali itu perlahan lahan. Namun gagal juga, ia tetap tak bisa membuka tali yang mengikatnya.

"Berusaha kabur ya?" Suara Ziora terdengar  tepat di depan Pandora. Pandora menggeram ketika melihat gadis itu. Ziora mendekati Pandora dan memperhatikan wajahnya secara dekat, "apa yang cantik darimu ya, sehingga si Derek itu tergila gila padamu."

"Apa.." jantungnya mencelus ketika Ziora mengucapkan nama Derek.

"Aku tahu semuanya, Pand. Perubahan sikap Derek ketika melihatmu dan pengorbanan cowok itu demi menyelamatkanmu," Ziora menepuk tangannya, "luar biasa!"

"Diam kau! Kau gak perlu sok tahu! Memang apa peduli mu pada Derek, ha?!"

Dengan cepat Ziora menampar Pandora begitu kencang, "diam!! Kau bertanya apa peduli ku pada Derek? Jawabannya aku sangat peduli!"

Pandora tertawa, "Hahaha, orang seperti kau masih punya rasa peduli?" Pandora melotot lagi ke arah Ziora, "aku sendiri sahabatmu dan Axyra tak kau pedulikan, lantas Derek yang bukan siapa siapa mu kenapa kau peduli?"

"Karena aku suka pada Derek!!" Ziora menampar Pandora lagi, "kau merebut semuanya dariku!! Kau sudah punya Zachary tapi kau masih berdekatan dengan Derek! Kau egois!!"

"Kau suka padanya? Jadi apakah ini alasannya kau mengkhianatiku? Kau begini karena cemburu padaku?!"

"Ya Pandora! Sejak awal aku memang sudah iri padamu!!" Telunjuk Ziora ia tekankan pada kening Pandora, "aku yang seharusnya mendapat nilai 100! Bukan kau! Aku tahu kau tak pernah belajar, tapi kenapa aku yang selalu belajar hanya mendapat nilai segitu saja?!"

"Kenapa kau masih membicarakan tes Fisika itu?! Itu hanya tes saja!"

"Itu penting bagiku, Pand. Lalu aku melupakan itu semua. Kemudian aku menyukai Derek, tapi kenapa saat aku mencoba mendekatinya  yang selalu ia bicarakan hanya kau, kau, dan KAU!!!" Mata Ziora memerah dan mulai berair.

"Kenapa kau tak bilang?"

"Aku tak bilang karena aku pikir kau tak menyukainya, tapi coba lihat!" Ziora menahan pipi Pandora, "kau bahkan juga mulai menyukainya."

"Ziora... aku tahu tak seharusnya aku melakukan ini... tapi aku minta maaf." Tunduk kepala Pandora di depan Ziora yang bengis itu.

"Kau ingin minta maaf? Hahahaha tidak perlu merasa bersalah! Karena aku tahu itu semua palsu. Dunia ini penuh dengan kepalsuan, tapi tenang Pandora, setelah ini dendamku akan terbalas," Ziora mengangkat tangannya, "Zachary!"

Tak lama Zachary datang membawa sebuah pistol, "ada apa, Zi?"

Ziora segera menghambur memeluk Zachary. Hati Pandora merasa panas namun ia tahan kuat kuat. Gadis itu melihat Zachary mencium kening Ziora, kemudian mereka saling bertatap dan adegan selanjutnya adalah hal yang benar benar membuat hati Pandora remuk dan hancur. Air mata Pandora mengalir deras.

"Hkk..." Pandora sesenggukkan, "kalian jahat... apa... salahku? Zach..." Lirih Pandora terdengar di telinga Zachary. Perlahan Zachary menarik dirinya dari wajah Ziora.

Zachary berjalan menghampiri Pandora. Lelaki itu menatap wajah gadis itu. Pandora muak. Wajah munafik itu... Pandora benar benar benci. Ranting tajam yang sedikit kuat itu ia genggam sekuat tenaga sampai ia merasa darah mengalir di telapak tangannya.

"Pengkhianat." Ucap Pandora.

"Gadis bodoh." Bisik Zachary. Senyum mulai terukir di wajahnya.

Dengan sigap Pandora menendang "alat vital" Zachary. Zachary berteriak dan buru buru Pandora melepas ikatan itu. Tak dapat dipercaya, tali itu lepas. Segera Pandora mengambil pistol Zachary dan menjatuhkan Zachary ke tanah.

Klak.
Pandora menempelkan pistol itu di pelipis Zachary. Jarinya perlahan lahan menarik pelatuk.

"Jangan macam macam dengan Zachary, Pand!" Teriak Ziora.

"Diam! Atau aku tembak dia."

"Cepat tembak aku. Cepat tembak kalau kau berani." Tantang Zachary. Pandora tahu, ia tak akan mungkin sanggup melawan Zachary.

Maka itu ia mengalihkan pandangannya saat akan menembak Zachary. Tangan Zachary menarik wajah Pandora agar Pandora melihatnya, "tatap aku dan bunuh aku sekarang juga."

Air mata Pandora menetes di wajah Zachary. Ia tak bisa. Ia tak mampu membunuh Zachary. Maka itu pandora menarik pistol itu, "kau menang Zach..." Pandora menempelakan pistol itu di pelipisnya sendiri. Segera Zachary mengambil alih pistol itu dan menekannya keras di pelipis gadis itu.

"Aku tahu kau tak akan bisa membunuhku, Pand." Ujar Zachary.

"Zach... aku masih seorang gadis yang rela mati daripada membunuh orang yang dicintainya," Pandora menatap Zachary sambil tersenyum, "maka itu cepat bunuh aku. Aku rela, Zach."

Zachary tersenyum puas, jarinya perlahan menarik pelatuk pistol. Ada satu hal yang baru Pandora sadari. Tangan Zachary bergetar. Namun sebelum Pandora menyadari lebih jelas lagi. Jari Zachary telah menarik pelatuk pistol.

DOOORRR!!!

-----0000-----

The ControlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang