"Ap..apa aku?" Ujar Pandora, "ada banyak orang di sini selain aku, kenapa harus aku?"
Pemandu itu menatap Pandora dengan tatapan menjijikkan, "memang kenapa jika aku memilihmu? Kau takut, huh?"
"Tentu aku takut, karena aku manusia. Hal takut itu wajar untukku,"
Pemandu itu menatap Pandora dengan tajam, "aku salah menilaimu. Pe-nge-cut,"
"A..apa?!" Pandora mulai kesal dan ingin menonjok pemandu itu, "kau pikir aku pengecut? Aku bukan pengecut!"
"Orang yang penakut adalah pengecut, dan kau itu pengecut,"
"Aku bukan pengecut, kalau aku mengakui ketakutan ku bukan berarti aku pengecut!" Ujar Pandora marah.
"Oh begitu? Seorang pengecut akan menyerah jika belum mencoba. Nah, kau belum mencoba kegiatan ini tapi kau bilang kau tak mau. Baiklah aku akan cari orang lain, asal kau tahu saja aku ini benci orang pengecut,"
Lalu pemandu itu berjalan melewatinya, orang orang sekitar Pandora meliriknya dan mulai bergosip. Itu membuatnya muak, jadi ia berjalan ke tepi bangunan. Pemandu yang lain mulai memasang tali pengaman padanya, lalu mereka mulai mengikat tali di gagangnya. Kondisi Pandora sekarang adalah tergantung dan siap meluncur.
Pemandu wanita itu melihat Pandora dan menepuk tangannya, "buktikanlah bahwa kau bukan seorang pengecut,"
Seorang pemandu pria berbisik di telinga Pandora, "dengar, ini penting. Kegiatan ini akan merenggut nyawa mu kalau kau tak berhati hati. Saat meluncur kau harus siap siaga, jika kau sudah mendekati ujung pohon itu," pria itu menunjukkan seutas tali panjang, "tariklah ini, ini akan membuat simpul talinya terlepas dan kau akan terjun, mengerti?"
"Aku, mengerti" ujar Pandora gugup. Ia betul betul takut, bahkan ia merasakan jantungnya berdegup kencang dan akan keluar lewat mulutnya.
"Aku tahu kau ini pemberani bukan pengecut," kata pria itu, "seorang pemberani akan mengakui kelemahannya. Dalam hitungan ke 3, 1...2.....,"
Sebelum hitungan ke 3, sang pemandu meluncurkan Pandora dan ia teriak histeris.
Setelah 10 detik, Pandora memberanikan diri melihat keadaan sekitarnya. Indah nan mengagumkan, ia mulai lupa segala ketakutannya. Berada di udara seperti ini membuatnya seperti burung, terbang dan melayang. Lalu ia mengulurkan tangannya dan merasakan sensasi sejuk.
Ia mulai lupa. Ia mulai melupakan tali itu. Ia mulai melupakan pohon itu.
Seseorang berteriak dari bawah, Pandora tetap tak menghiraukannya. Dia menutup mata dan mulai mengkhayal, aku adalah burung yang terbang. Sayapku adalah ketakutanku, bulu bulu ku adalah keberanianku. Jadi, aku terbang dengan sayap ketakutan dan melayang dengan bulu keberanianku.
Jika aku terjatuh, aku tetaplah burung yang dikenal sebagai sang burung penakut yang terbang dengan keberanian. Bahwa, ketakutanku takkan pernah menghentikanku.
Akulah pemberani, walau awalnya aku mengakui aku tak dapat melakukan ini aku tetap terbang dengan keberanianku.
Akulah burung pemberani dan penakut.
Seseorang mulai berteriak, teriakannya tak jelas namun membuat Pandora sadar maut berada tepat di depannya, "--- ada pohon --- tarik nanti kau --- pohonnya tajam --- kau harus jatuh,"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Controls
Fiksi IlmiahPandora awalnya tak menyangka hal tersebut akan terjadi. Berawal dari ketidak seriusannya dalam test fisika, menimbulkan malapetaka baginya. Kejahatan dari para ilmuwan dalam meneliti otak para manusia ini tak dapat dihindari lagi. Bahkan sahabat ny...