"Siap berangkat?" Derek berbicara di depan seluruh orang di kelompoknya dan Pandora. Mereka semua sudah membereskan segala perlengkapan mereka. Hanya Pandora yang tak membawa tas.
"Kami sudah siap." Ujar salah seorang anak yang tak Pandora kenal.
"Oke. Jadi ayo kita jalan ke arah timur sekarang." Derek mulai berjalan ke arah timur diikuti seluruh anak di kelompoknya tersebut. Tampaknya Derek adalah pemimpinnya.
Pandora mengikuti kelompok tersebut, ia sedikit tertinggal namun Liss selalu menemaninya.
"Kau bisa jalan, kan?" Tanya Liss kepada Pandora, Pandora hanya menganggukkan kepalanya. Liss tersenyum, "kita pasti akan bertemu dengan teman temanmu, Pand. Tenang saja." Lanjut Liss.
"Ya, Liss." Jawab Pandora singkat, ia sedang tak ingin berbicara, dan berharap bahwa Liss mengerti dirinya.
Mereka telah berjalan sekitar 3 km lebih, akhirnya mereka duduk sebentar sebelum melanjutkan lagi. "Kita istirahat 10 menit!" Teriak Derek.
Derek lalu berjalan ke arah Pandora, entah mengapa Pandora sedang ingin terus bersama dengan Derek, "hey, Pand."
"Hai," balas Pandora sembari tersenyum, Derek mengeluarkan satu botol minum penuh pada Pandora, "tak apa bila kuminum?" Tanya Pandora.
"Minum saja, aku masih punya banyak di tas.," Derek mengeluarkan sebotol minuman lagi yang sudah setengah isinya lalu meneguk air tersebut, "haaah... kuharap kita sampai secepatnya."
"Derek, kelompok hanya tersisa 5 orang saja, kemana setengahnya?" Pandora bertanya kepada Derek.
"Sepertinya kau sudah tau mengapa setengahnya tidak bersama kami." Ujar Derek sambil menatap ke depan dengan tatapan sendu. Pandora menggigit bibirnya, harusnya ia tak bertanya pada Derek.
"Maaf..." Ujar Pandora, Derek menggelengkan kepalanya.
"Kau tak perlu minta maaf, Pand." Balas Derek sambil tersenyum dan menatap Pandora dengan tulus. Pandora mulai merasa pipinya merona, lalu gadis itu memalingkan pandangannya.
"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya Derek, Pandora menengok lagi ke arah Derek perlahan.
"Kenapa?"
"Apakah kau—"
"Derek ada yang janggal di sini!!!" Seseorang berteriak sehingga ucapan Derek terpotong. Derek menggerutu lalu berjalan ke arah anak itu.
Pandora memegang pipinya yang memerah, "apa yang terjadi padaku? Bukankah ini biasanya hanya terjadi pada saat bersama Zach? Mengapa aku merasakan ini saat bersama Derek?"
Derek berjalan menuju temannya yang tadi berteriak, "ada apa?!" Derek sedikit menaikkan nada bicaranya karena kesal.
"Maaf, aku mengganggumu dengan Pandora," Dimas menunjuk ke arah depan, "ada kabut yang merambat ke arah sini."
Derek memukul angin, "ini kan sudah agak malam, ya wajar saja lah."
"Derek, kita jangan menganggap semua hal biasa saja. Bagaimana kalau itu berbahaya?" Dimas sedikit mendesak Derek. Derek menatapnya kesal.
"Sesekali kita harus sedikit tenang lah. Jangan terlalu Paranoid, Dim."
"Derek dengarkan aku!"
"Istirahat saja Dimas, dan tenang saja. Oke?"
"Kau benar benar sudah mabuk cinta." Ujar Dimas antara marah dan tertawa. Derek hanya menatapnya sinis, ia ingin meninju Dimas namun ia tahan sekuat mungkin.
Saat Derek berjalan lagi ke arah Pandora, seseorang mulai berbicara, "hey, kabut ini tebal sekali!" Derek menoleh ke arah belakang, kemudian kabut menerjangnya dan membuat semua tampak kabur.
![](https://img.wattpad.com/cover/62314186-288-k903008.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Controls
Science FictionPandora awalnya tak menyangka hal tersebut akan terjadi. Berawal dari ketidak seriusannya dalam test fisika, menimbulkan malapetaka baginya. Kejahatan dari para ilmuwan dalam meneliti otak para manusia ini tak dapat dihindari lagi. Bahkan sahabat ny...