17

76 5 0
                                    

Tak ada Zachary.

Apakah tadi itu betul Zachary?, pikir Pandora. Gadis itu terus menyibak semak belukar itu guna mencari Zach. Namun, lelaki itu tak lagi menunjukkan batang hidungnya.

Srek ... srek ...

Sebuah suara terdengar seperti ada yang berjalan menuju dirinya. Pandora menoleh ke belakang, lalu ia terdiam dan tak mampu bergerak.

Tepat di depannya, ada sebuah serigala besar berwarna hitam. Matanya merah, cakarnya terlihat tajam. Mahluk itu melihat Pandora seakan gadis itu adalah santapannya.

Lari!! Batin Pandora. Namun ia tak mampu bergerak. Serigala itu menggeram, lalu semakin mendekat ke arah Pandora. Pandora akhirnya mengambil sebuah batu kemudian melemparnya ke arah serigala itu.

Kemudian ia berlari menjauhi mahluk itu. Serigala itu mengejar Pandora, sesekali ia mengaum saat berlari. Bagaimana bisa ada hewan seperti itu di tempat ini? Lalu Pandora ingat, apapun bisa terjadi di dalam tes sialan ini.

Pandora berlari buta arah, kadang belok kanan, kiri, kanan lagi kemudian kiri. Namun, serigala itu tak kunjung berhenti mengejarnya. Pandora merasa lelah, jika ia tak berhenti berlari maka serigala itu mungkin akan memakan kepalanya.

Tak ia sadari, ada jurang di sana. Pandora terus berlari, lalu ia terjatuh di jurang itu. Ia berguling guling, tangannya tergores batu batu dan kayu yang tajam. Ia berusaha menahan dirinya, namun tak bisa.

Pandora meringis kesakitan saat seluruh tubuhnya tergores kayu tajam dan batu batu di jurang itu. Akhirnya pergerakannya terhenti di ujung jurang. Pandora ingin kembali berlari, namun ia tak mampu berdiri. Ia melihat tangannya, penuh dengan luka sobekan dan darah.

Lalu suara auman terdengar kembali, Pandora melihat ke atas, serigala itu masih ada di atas jurang. Pandora bangkit dan berlari tertatih tatih. Setiap pelariannya, ia harus merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya. Ia tak mampu berlari lagi.

Lalu Pandora melihat ke sekelilingnya. Hutan. Penuh dengan pohon pohon tinggi dan besar. Serigala itu sudah turun. Pandora tak mampu berlari. Pilihan terbaik hanya satu, memanjat pohon.

Dengan kesakitan, ia memanjat sebuah pohon yang tak terlalu besar. Ia menahan nafasnya untuk menahan rasa sakit akan lukanya. Sesaat, kakinya terpeleset dan hampir terjatuh, beruntung kedua tangannya masih bertengger di batang tertinggi pohon itu.

Serigala itu menggigit sebelah sepatunya, Pandora mengayun ayunkan kakinya agar serigala itu melepaskan gigitannya. Terpaksa Pandora melepaskan sebelah sepatuknya dan itu berhasil membuat hewan itu melepasnya. Ya lagipula untuk mengganjal perutnya makan saja dulu deh sepatuku, pikir Pandora.

Gadis itu mengangkat tubuhnya dengan menumpu beban tubuhnya pada tangan gadis itu. Setelah itu, ia duduk dan bersender di batang yang kokoh. Ia melihat lengannya yang berdarah dan terluka. Ada darah segar mengalir di tangannya. Kebanyakan luka sobek.

Lalu darah menetes lagi dari pelipisnya. Tak ada perban untuk membabat lukanya itu. Pandora meringis kesakitan saat menyentuh luka di lututnya.

Sekarang pikirannya belum jernih untuk memikirkan rencana selanjutnya dan untuk apa rencananya itu? Astaga, ia benar benar sudah habis pikir. Rasa lapar mulai menguasainya dan ia merasa kehausan.

"Aku harus bagaimana sekarang ...?" Gumamnya. Darah di pelipisnya terus mengalir membuat ia pusing. "Tidak ... aku tak boleh pingsan ...."

Matanya mengerjap ngerjap untuk memfokuskan lagi pandangannya karena mulai kabur. Geraman serigala itu belum kunjung berhenti juga menandakan serigala itu masih ada. Teman temannya pasti khawatir dengannya dan mencarinya.

The ControlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang