21

20 3 0
                                    

Pandora tak ingin terpisah dari kelompoknya lagi, maka itu ia mencari teman temannya dengan teliti.

Ia mendengar suara kerumunan, maka itu ia segera berlari menuju suara tersebut. Dan benar, itu teman temannya.

Kevin yang melihat Pandora pertama kali, "Pandora! Aku kira kau tersesat lagi."

"Aku gak mau mengulang masa lalu," balas Pandora. Ophellia melihat Pandora dengan tatapan begitu menyelidik, "kenapa?"

"Axyra di mana?" Pertanyaan itu membuat Pandora merasa tersuntuk. Sehingga ia hanya menundukkan kepalanya menahan rasa amat bersalah yang besar.

"Ya benar, Axyra di mana?" Tanya Kevin penasaran. Namun Pandora juga tak menjawab mereka.

Derek mengerti situasi, ia langsung menarik lengan Pandora dan memeluknya. Dan saat itu juga Pandora mulai menangis, "Axyra... ini karena aku..."

"Ia... tak selamat ya?" Tanya Kevin lagi. Pandora semakin menangis dan saat itu juga Ophellia memeluk Pandora juga.

"Axyra hanya ingin yang terbaik untuk sahabatnya." Ujar Ophellia menenangkan. Kemudian Pandora melepas pelukan Derek dan Ophellia.

"Ini semua karena aku ceroboh! Axyra mencoba menyelamatkan ku namun ia yang terkena imbasnya." Kata Pandora.

"Ini sudah takdir," balas Derek, "aku tahu aku ini sadis, namun kita harus melanjutkan perjalanan. Dan yang tersisa dari kita hanyalah aku, Pandora, Kevin, Ophellia. Kita tetap harus semangat. Pasti kita akan menemukan gedung sialan itu."

"Derek, apakah kau masih menyimpan kompasmu?" Tanya Ophellia.

"Masih, dan arah timur ke sana." Balas Derek. Akhirnya mereka mulai berjalan sesuai arah yang ditunjuk Derek.

Derek mengamit tangannya dengan Pandora tanda menguatkan. "Aku menyesal apa yang terjadi pada Axyra."

"Aku juga, aku menyesal apa yang terjadi dengan Liss." Pandora merasa terhunyuk ketika mendengar kedua nama itu.

"Tak apa Pand. Asal kau selalu berada di dekatku, rasa sakitku akan hilang."

***

Segerombolan Mindless mengejar mereka berempat. Pandora dan kawan kawan berlari menjauhi Mindless itu, namun mereka tetap berlari menuju timur.

Yang paling parah, gerombolan Mindless membawa senjata, yaitu busur panah. Berkali kali ada anak panah yang melesat melewati Pandora namun beruntung ia dapat menghindar.

Pandora tersandung, namun Derek segera membantunya untuk kembali berdiri. Begitu juga sebaliknya.

Tiba tiba Ophellia berteriak kesakitan, "aakh!!!" Benar, kaki kanannya sudah tertancap 2 anak panah, "kalian pergi saja! Tinggalkan aku, aku akan menyusul."

"Tidak Ophellia, kita tetap harus bersama." Ujar Pandora dan dibalas anggukan Derek.

"Tapi..."

Kemudian Kevin mengangkat lutut Ophellia dan punggung gadis itu lalu menggendongnya. Mereka berlari lagi. Beruntung mereka menemukan gua.

Lalu mereka bersembunyi di sana. Kevin dengan sigap menarik 2 anak Panah tersebut dengan pelan. Ophellia menahan sakitnya saat Kevin mengobati lukanya.

"Kev, terima kasih." Ujar Ophellia.

"Namanya juga sahabat."

"Kamu hanya menganggap saya sahabat?" Tanya Ophellia mendadak, membuat Kevin mengadah bingung.

"Maksud?" Tanya Kevin, lalu timbul percakapan.

Ophellia: Apakah ada pikiran bahwa saya itu spesial?
Kevin: Tentu saja ada, kau sahabatku sejak kecil maka itu kamu spesial.
Ophellia: Kevin kamu tahu mengapa saya menolak banyak cowok?
Kevin: Karena kamu lebih memilih belajar dulu kan.
Ophellia: bukan.
Kevin: lalu?
Ophellia: itu karena kamu, Kev. Kamu spesial dan tak bisa digantikan. Dan kamu adalah cinta pertama saya walau kamu tak tahu itu.

Mendengar itu Kevin hanya terdiam dan termangu. Ophellia menundukkan kepalanya, "kamu gak perlu membalas."

"Ophellia," lirih Kevin, "maaf, saya hanya menganggapmu sahabat masa kecil. Tidak lebih."

Antara Kevin dan Ophellia hanya terjadi kediaman dan kecanggungan. Beda dengan Pandora dan Derek yang sibuk membicarakan rencana selanjutnya.

"Mindless pasti akan menemukan kita di sini secepatnya." Ujar Derek cemas.

"Kita memang harus pergi sekarang," Pandora melirik ke arah Ophellia, "tapi Ophellia..."

"Ada Kevin. Tapi, kalau Kevin tidak kuat menggendong Ophellia bakal jadi masalah."

Derek mengintip ke luar dan melihat sekeliling, sekejap ia langsung tertegun dan langsung masuk, "sial."

"Ada apa?" Tanya Pandora cemas.

"Di luar sana..." Derek mengusap keringat dingin yang mengalir di pelipisnya, "di luar sana... ada Mindless."

"Gawat, kita terjebak." Umpat Pandora.

Derek berjalan menuju dalam gua dan melihat sesuatu yang mengejutkan, "waw, hebat!"

"Ada apa?" Tanya Pandora.

"Ada jalan pintas keluar dari sini, kita akan bebas dari Mindless itu," lalu ia menghampiri Kevin dan Ophellia, "kau sudah sehat? Kalau sudah ayo kita jalan lagi."

"Kau bercanda ya?" Ujar Kevin kesal, "kau tak lihat keadaan Ophellia? Ia sakit."

"Kau gendong saja." Balas Derek.

"Oke." Kevin mulai menggendong Ophellia namun Ophellia dengan kasar menepis tangan Kevin.

"Tinggalkan aku, toh aku hanya akan menjadi beban untuk kalian." Ophellia dengan sinis mengeluarkan kara kata itu.

Kevin menggelengkan kepalanya, "Ophellia, jangan berkata seperti itu, kau-"

"Aku kenapa? Toh kaki ku sebentar lagi akan membusuk sedangkan Mindless itu akan datang ke sini dalam waktu yang singkat," kemudian Ophellia menundukkan kepalanya, "aku hanya akan menjadi beban bagi kalian."

"Ophellia, kita harus berhasil bersama sama." Ujar Derek menguatkan, namun hanya dibalas tawa sarkasme oleh Ophellia.

"Hey, kau pikir saja. Jika aku ikut bersama kalian maka perjalanan akan melambat dan kalian semua atai kita semua akan mati," Ophellia mengeluarkan senjata dari tasnya, "jika kalian tinggalkan aku, maka semua akan lancar dan hanya ada satu yang mati, yaitu aku. Hahaha. Tak menyangka kematianku sudah semakin dekat."

"Astaga!" Pandora mengumpat.

"Kenapa, Pand?" Tanya Derek, namun Pandora hanya bersumpah serapah.

"Hey, Pand, kau kenapa?" Tanya Derek lagi.

"Tadi saat aku mengintip... Mindless itu melihatku dan mereka sedang berjalan ke arah sini. Ayo kita pergi!" Ujar Pandora panik.

"Dengar apa yang dikatakan Pandora? Ayolah kalian pergi tinggalkan aku. Kumohon, sebelum aku tiada aku hanya meminta satu hal saja." Ophellia menyiapkan busurnya lalu tersenyum ke arah Pandora.

"Ophellia kenapa? Ayo, kita harus bergegas. Kevin gendong Ophellia!" Perintah Pandora.

"Kumohon kalian pergi saja. Aku bisa mengalahkan mereka." Ophellia memohon.

"Apa yang kau bicarakan kita tak punya waktu." Ujar Pandora, Ia menatap Kevin dengan tajam sehingga Kevin mengangguk.

"Kalian pergi saja," ujar Kevin, "jika Ophellia tak mau pergi maka aku pun juga."

"Kevin, bodoh! Cepat." Teriak Pandora. Suara Mindless semakin menggema dan akan segera sampai sebentar lagi.

Kevin melirik Derek butuh pengertian, maka Derek dengan berat hati langsung menarik lengan Pandora untuk pergi. Awalnya Pandora sempat memberontak, namun Derek malah terus menariknya.

Ophellia dan Kevin cukup tangguh. Namun apakah dengan dua orang melawan banyak Mindless yang bersenjata akan membuat Kevin dan Ophellia menang?

Jawabannya tidak.

Dan lagi lagi saat Pandora dan Derek melarikan diri, hujan mulai turun lagi.

-----00000-----

The ControlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang