10

76 3 1
                                    

Sudah 1 minggu mereka berada di tempat itu. Pelatihan pelatihan konyol yang tak masuk akal pun akhirnya berhenti sampai di sini saja. Mereka akhirnya bebas menghirup udara segar.

Pandora masih menatap tubuhnya itu, "kalian lihat? Ototku mulai terbentuk walau sedikit. Lalu kalian lihat? Tubuhku banyak memar karena latihan bertarung."

"Aku juga," ujar Axyra, "hey ngomong ngomong di mana Ziora? Kok aku tak melihatnya sejak tadi?"

"Mungkin dia pergi keluar sebentar," ujar Axyra, "oh iya, bagaimana hubungan mu dengan pacarmu?"

"Pacarku? Siapa? Aku gak punya pacar? Apaansih kamu, gajelas banget." Pandora menepuk udara seakan akan ucapan Axyra hanya angin lewat.

"Gausah pura pura bodoh, Zachary itu pacar mu kan?"

Kata kata Pandora sukses membuat pipinya merona, "bodoh! Aku gak pacaran sama dia."

"Heleh, aku melihatmu berduaan saja dengan Zachary saat di ruang rawat. Kau tahu? Kau dan dia sedang..."

"Axyraaa hentikaaan!" Pandora menepuk pelan temannya itu. Wajahnya memerah, tapi sebetulnya setelah kejadian di ruang rawat, antara ia dan Zachary hanya canggung saja. Namun, esoknya mereka semakin dekat. Seperti layaknya sahabat. Yah hanya sebatas sahabat saja, batin gadis itu.

Tak lama Ziora datang, wajahnya penuh dengan senyum kemenangan, Pandora dan Axyra menghampirinya, "Zi, kau abis ngapain?" Tanya Pandora.

Ziora menatap Pandora dengan penuh kemenangan, entah apa yang dipikirkan Ziora sekarang, "aku? Aku sedang senang sekali, sayangku. Salahkan jika aku senang?"

"Ya tak salah, hanya saja jika kau seperti iitu kau tak ada bedanya dengan orang gila." Ujar Axyra.

"Terserah kau mau pikir seperti apa. Besok kita pulang, yeay aku senang!" Ziora merebahkan dirinya di ranjang.

"Zi, ceritain dong kamu kenapa." Ujar Pandora. Ziora bangkit dari kasurnya dan menatap Pandora.

"Kau mau tahu aku kenapa?" Ujar Ziora. Pandora mengangguk.

"Akhirnya aku mendapat apa yang seharusnya aku dapatkan. Sejak dahulu, teman, sejak dulu." Ujar Ziora sambil memainkan rambut keritingnya itu.

"Apa itu, Zi? Jangan buat penasaran." Ujar Axyra pada temannya yang gila belajar itu.

"Kepandaian teman, kepandaian." Ujar Ziora lalu merebahkan dirinya dan tertidur. Dengkurannya terdengar di penjuru kamar ini.

"Anak aneh." Ujar Axyra dan Pandora secara bersamaan.

***

Pandora mencari Zachary di segala tempat, namun nihil. Pria itu tak menunjukkan dirinya sejak tadi. Sekarang mereka akan pulang, namun Zachary belum menampakkan diri.

Pandora dengan kekhawatirannya terus mencari Zachary lagi. Ia melihat sosok pria sedang memunggunginya. Posturnya seperti Zachary. Pandora segera menyusulnya dan menepuk pundaknya, "Zach-"

Namun itu bukan Zachary, melainkan Derek. "Hey Pandora, kau gak siap siap buat pulang."

"Aku lagi cari..."

"Zachary?" Tebak Derek. Pipi Pandora memerah.

"Ehm, yeah. Kau lihat? Aku dan dia kan satu sekolah dan satu bis. Kalau ia tak ada, bisa ribet kan?" Ujar Pandora. Derek terangguk angguk.

"Hm, aku gak lihat dia sih. Oh iya, kita kan beda sekolah, kau gak mau tuh ngucapin sesuatu padaku?" Ujar Derek sembari menggaruk tengkuknya itu.

"Maksud mu apa Derek?" Ujar Pandora dengan tatapan Apaansi.

"Yah kau tahulah," pipi Derek agak memerah, "seperti... pengakuan gitu... eh... kau tahu kan..."

"Ngomong yang jelas dong." Ujar Pandora.

"Ehehe gajadi deh," kata Derek. Pandora segera mencibir. Saat Pandora sudah berjalan menjauh, Derek berteriak.

"Aku mau jujur bahwa kau adalah wanita yang belum pernah aku temui selama ini." Ujar Derek. Saat Pandora berbalik, Derek telah menghilang entah kemana.

"Pria aneh."

***

Saat mereka sudah memasuki bis, Zachary tak kunjung juga. Pandora sejak tadi tak memasuki bis. Salah satu dari pengawas menghampiri Pandora, "hey apa yang kau lakukan? Bis akan segera berangkat."

"Ah itu, salah satu temanku belum datang." Ujar Pandora sambil celingukan.

"Dia akan menyusul nanti, cepat masuk." Kata sang Pengawas.

"Tapi..."

"Cepat masuk! Atau kau bakal ditinggal." Ujar sang pengawas. Dengan berat hati, ia masuk dengan berat hati.

Saat Pandora masuk, Axyra sedang menatap keluar jendela. Sampingnya kosong, sampingnya lagi Ziora sedang bersenandu ria. Pandora duduk di tengah tengah. Pikirannya masih terus bertumpu di Zachary. Sesekali ia melihat ke depan pintu, namun nihil.

Sang pengawas masuk, kemudian mobil berjalan, kemanakah Zachary??? Gumam Pandora.

Sang pengawas mengambil mic, "halo peserta grup 2. Tes akan segera dimulai. Dimohon dengarkan pengumuman ini dengan jelas."

----0000-----

Halo halo aku kembali... pada kangen gak? Pasti kangen dong ya kan?

Reader: Hell no.

Selesai melewati ujian nasional, aku kembali mendapat inspirasi untuk membuat novel ini. Terus pengen banget cepet cepet menyelesaikan novel ini.

Karena aku lagi baik, aku mau update 2 part!!! Yeay!!! Yang penting jangan bosen baca ya!

Ikuti kisah The Controls dengan cara klik Vote/suara pada kolom di bawah.

Hope you enjoy it
-book serum

The ControlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang