23

24 3 0
                                    

Pandora meletakkan tas Derek sebagai bantal kepala Derek. Pandora sebelumnya mengeluarkan perban untuk menahan pendarahan Derek, walau memang tak berguna juga. Luka derek terlalu besar dan tak mungkin sembuh walau hanya ditahan pendarahannya.

Namun Pandora tetap melakukannya. Setelah itu, dipegang tangan Derek. Tangan yang hangat dan selalu menggenggam tangan Pandora itu sekarang sudah dingin dan kaku.

Pandora melihat wajah Derek, mengapa ia baru sadar bahwa Derek sangat tampan. Wajahnya damai dan menyejukkan, mengapa Pandora baru sadar saat Derek telah pergi meninggalkannya? Mengapa ia baru sadar bahwa yang selalu berada di sampingnya adalah Derek, bukan Zachary?

Mengapa ia baru mengerti bahwa Derek ternyata menyukai Pandora? Mengapa baru sekarang Pandora sadar kalau ia sekarang sudah jatuh hati pada Derek? Mengapa baru sekarang ia menyadari semua itu?

Pandora tersenyum kecut, lalu ia elus kening Derek lembut. Tetap tak ada perubahan, Derek tetap tidak sadar.

Mengapa sulit menerima kenyataan bahwa Derek telah benar benar pergi?

Axyra, ia teringat sahabatnya itu. Kenapa Pandora tidak memaafkan Axyra sejak awal? Mengapa?

"Mengapa?!!!! MENGAPA AKU INI SANGAT IDIOT!!" Pandora berteriak sambil menjambak rambutnya sendiri, "BODOH BODOH BODOH BODOH!!!!"

Pandora berhenti berteriak, dilihatnya lagi Dimas yang sedang terkapar dengan darah menggenang dari kepalanya. Dimas tidak salah. Dimas dikendalikan oleh orang orang jahat, Dimas hanya Mindless. Mengapa Pandora harus membunuhnya?

"Maafkan aku Dimas... aku refleks..." ujar Pandora walau ia tahu tak mungkin Dimas membalas.

"Tetaplah hidup." Itu kata terakhir Derek. Pandora mengangguk mantap. Ia harus melanjutkan perjalanannya.

Ziora dan Zachary. Itulah harapan terakhir Pandora. Maka itu ia segera bangkit dan berjalan ke arah timur meninggalkan Derek dan Dimas.

***

Perjalanannya sudah sangat jauh, dan perbekalan Pandora sudah habis. Pandora sendirian. Tak ada teman yang menemaninya.

Pandora terhenti sesaat saat melihat jalanan mulai menanjak. Pandora mengambil sepotong kayu panjang dan mulai berjalan lagi.

Saat telah sampai di puncak bukit, Pandora terkejut dengan pemandangan di depannya.

Tepat di bawah bukit, terdapat gedung dengan plakat besar bertuliskan "THE CONTROLS"

Pandora segera berlari ke bawah, namun terhenti melihat seseorang. Dia wanita dengan rambut keriting, Pandora penasaran dan segera menghampiri wanita itu karena ia mirip sekali dengan Ziora.

Saat Pandora hendak menyentuhnya, wanita itu mulai bicara, "lama tak berjumpa, Pand."

Pandora terkejut, ia tak tahu apakah ia harus senang atau marah. Senang karena Ziora kembali lagi atau marah karena seakan Ziora hanya pergi tanpa dosa selama ini.

"Ziora? Apakah itu kau?" Tanya Pandora.

Wanita itu berbalik dan benar itu adalah Ziora. Wajahnya bersih tanpa ada debu sekalipun, senyumnya masih sama.

"Ziora? Bagaimana kau bisa..."

"Aku ini tak mudah mati, sayangku," Pandora menghambur memeluk Ziora, "aku tangguh, Mindless itu bukan apa apa bagiku."

"Tapi bagaimana kau bisa... maksudku bagaimana caranya?" Tanya Pandora.

"Caranya adalah... dengan bergabung dengan mereka." Ujar Ziora. Pandora menarik dirinya dari pelukan Ziora.

"Apa maksudmu? Mereka? Siapa?" Pandora mundur beberapa langkah, "jangan bilang kau dan orang jahat itu..."

"Ya Pand," Ziora melangkah mendekati Pandora, "makanya aku masih hidup sampai sekarang."

Ziora mengayunkan tongkat dan memukul kepala Pandora. Pandora meringis kesakitan sampai terjatuh ke tanah, kepalanya pusing dan mulai berkunang kunang.

"Ziora..." Pandora mencoba bangkit lagi namun Ziora lagi lagi memukul kepala Pandora lagi. Sesuatu yang dingin mulai mengalir di pelipisnya. Lagi lagi Ziora memukul kepala Pandora lagi sampai Pandora terjatuh.

Pandangannya menghitam dan ia tak sadarkan diri lagi.

---0000---

Maaf banget atas keterlambatan saya mengupdate cerita! Maaf banget!! Terus saya minta maaf atas pendeknya cerita :( jujur aja ini udah kepepet banget aku update nya. Mau ada acara dan aku adalah panitia nya hwahahaha~ jadi mungkin ga sempet :v

Maaf atas keterlambatan cerita~

The ControlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang