14. Another world

643 39 1
                                    

Happy Reading !!
Dedicated to DeboraChristine4

♡♡♡♡♡

Aku melupakan sejenak masalahku dan segala hal tentang Prof.Smith, dan aku memutuskan untuk pergi ke tempat Aleya.

Namun kali ini berbeda, aku memilih untuk berdiam diri ditepi danau. Memandang lurus permukaan danau yang menegang rendah.

Angin berhembus cukup kencang menggoyang pepohonan. Sinar matahari yang hangat menyapu wajahku yang sedikit kalut.

Musim semi akan tiba beberapa bulan lagi, meskipun harus melewati musim dingin, aku tidak sabar menunggu saat itu.

Aku akan mengajak Ibu dan Aleya menonton parade bunga musim semi. Kemudian membelikan mereka kostum musim semi dan lain-lain.

Menyenangkan bukan ? Membayangkannya saja sudah membuat aku bahagia.

Aleya? Apa aku sudah gila ? Ingatlah Justin, Aleya hanya mengingatkanmu pada Keyla ! Tidak lebih !

Hilangkan rasa kasihanmu, karena Aleya ternyata tidak sendiri. Dia memiliki keluarga.

''Justin.........''

Dia datang. Aku tidak kaget, karena aku mengenali suaranya.

Entah mengapa suaranya terdengar merdu. Dia mengambil tempat disampingku.

''Soal kemarin, maafkan aku.''lanjutnya kemudian.

Aku berbalik membalas tatapannya. Sontak, ia menundukkan kepala hingga rambutnya menjuntai menutupi wajah.

Aku tersenyum. Dan mengangkat dagunya secara perlahan dengan jariku, ia menatapku ragu dan canggung.

Aku bisa melihat pipinya memanas. Jari-jarinya terus bertautan-bermain menetralisir kegugupan.

Sebenarnya, aku hanya ingin menjahilinya, namun aku hilang kendali dan menjadi berani.

Aku menatap lekat-lekat wajahnya-semakin dekat hingga merasakan deru nafasnya.

Mata birunya yang berkilau dilihat dari jarak sedekat ini. Aku berhasil melihat sisi gelapnya.

Ia sangat cantik seandainya guritan abstrak di wajahnya menghilang.

Namun tetap saja dia terlihat seperti bebek jelek !

''Saat berbicara denganku, lihatlah mataku bukan kakiku.''kekehku seraya melepaskan jariku dari dagunya-menjauhkan posisiku.

Ini bukanlah pertamakalinya bagiku berdekatan dengan wanita sedekat ini, bahkan Nathalie yang berulang kali menciumku tanpa ragu.

Namun ini berbeda, aku kembali merasa gugup, seperti ini adalah pertamakalinya.

Aku harap ia tidak mendengar detakan jantungku. Aku hanya ingin menguji seberapa cepat jantungku berdebar. Dan aku sangat terkejut. Ini sangat abnormal-diluar perkiraanku.

Yang aku tahu detakan jantung ini hanya milik Keyla.

Namun, mengapa ?

Ia menunduk malu. Kudengar ia mengehembuskan nafas gugup.

''Baiklah.'' Kemudian ia memberanikan diri untuk menatapku,

''Sebenarnya telepon itu tidak rusak....''

''Aku tahu..''potongku.

''dan..... aku sebenarnya tidak sendiri.''katanya jujur.

Ia menghembuskan nafas berat. Sepertinya ia membutuhkan keberanian untuk mengatakan semua ini. Aku terdiam. Aku sudah menduga dan tahu hal itu.

''Alasanku melarangmu menggunakan telepon karena aku tidak ingin melanggar aturan yang dibuat Ayahku.''katanya lagi.

Aku semakin tidak mengerti, namun aku mendengar cerita dan pengakuannya dengan sabar.

''Saluran teleponku hanya boleh tersambung dengan telepon Ayahku. Jika tidak, Ia akan tahu bahwa ada oranglain yang tahu keberadaanku. Ayahku selalu memberikan apa yang aku inginkan, kecuali kebebasanku, bahkan untuk memiliki Tv, jaringan internet dan lain-lain. Aku hanya bisa membacanya lewat buku, semua yang ingin aku ketahui. Ia tidak ingin aku dihina orang-orang yang tidak bisa menerima keadaanku, maka dari itu ia memilih untuk menyembunyikan aku disini. Dia adalah orang terbaik sedunia.''ceritanya panjang lebar.

''Siapa nama Ayahmu ? Bagaimana dengan Ibumu ?.''

''Mengapa kau begitu ingin mengetahuinya ?''

Dooorr... Benar !

Mengapa aku begitu penasaran ? Apa hakku ? Atas dasar apa ?

Ia terlihat ragu.''Jangan, kau tidak boleh mengetahuinya. Dan berhentilah untuk mencari tahu. Aku punya dunia, yang tak bisa kau masuki, Justin.''

''Baiklah, aku mengerti. Apa kau tidak menyesal menceritakan hal ini padaku ?''

''Aku ? Tentu tidak, karena kau sudah menceritakan dirimu padaku. Kau hidup seorang diri dengan Ibumu. Kau sangat suka pizza dan minum coca-cola. Kau benci tenis tapi sangat menyukai basket. Bla..blaa..''celotehnya panjang lebar.

Dia menghafalnya dengan baik.

''Jadi kau akan menceritakan dirimu pada orang yang menceritakan dirinya padamu ?''tanyaku kemudian.

''Tentu tidak.''sahutnya mantap.

''Terus, bagaimana denganku? Kau telah melakukannya.''balasku.

''It's because, i believe in you.''gumamnya kemudian, seraya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pergi.

Deg.deg.deg...

Aku merasakannya, Itu tulus dari seorang gadis polos sepertinya. Aku hanya menunduk dan tersenyum hangat.

Yah, kata-katanya membuat aku bahagia. Aku merasa bahagia, karena seseorang mempercayakan dirinya padaku. Itu saja.

Apakah kau berpikir jika aku sedang menyangkali diriku ? Tentu saja tidak. Aku sangat memahami diriku.

Tanpa kusadari suara lain dari diriku berkata,

Ini adalah bentuk penyangkalanku.

''Hei... Aleyaaaa ! Tunggu aku. " seruku padanya.

Aku berlari-lari kecil menuju Aleya yang kini tengah menyiram pot-pot batanya yang berisi bunga.

''Aleya, kau harus ikut denganku!''seruku seraya mengatur nafas yang masih ngos-ngosan.

Ia terkejut.''Pergi ?''ia bertanya, reaksinya tidak cukup dibalas untuk anggukan semata.

Ia membutuhkan penjelasan. Aku tersenyum seraya mendekap kedua tanganku menyilang didada.''Ayolah, hari ini akan ada atraksi kembang api di sungai Thames.''

''Kembang api ? Wah, aku belum pernah menyaksikannya secara langsung.''sahutnya bersemangat.

''Kalau begitu ayo kesana. 2 jam lagi akan dimulai.''

Ia membisu.

Ah aku mengerti.''Sekali melanggar peraturan tidak akan membuatmu menjadi anak pembangkang, bukan ?''sugestiku.

Jika digambarkan mungkin aku seperti sebuah roh dengan dua tanduk di kepalaku. Seperti Iblis.

Aku hanya mau mengajak dia untuk menonton kembang api.

Hanya itu.

Ini adalah pesta kembang api terbesar tahun ini.

Ugly Duckling ( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang