Menyadari ia telah ditipu habis-habisan, Aleya mengerahkan seluruh kekuatan untuk menarik kepalanya keatas. Ia terus meronta. Udara di paru-parunya terus menipis.
Namun sayangnya, mereka memegangi Aleya, mendorongnya lebih dalam lagi kedalam tong. Ia sudah tidak kuat lagi. Ia butuh udara!
Dikatupkan rahangnya keras-keras dan diangkat kepalanya hingga ia terjerembab ke lantai. Dengan terengah-engah ia meraba dadanya. Hampi saja ia mati ! Mereka benar-benar sinting pikirnya !
Namun suasana yang meledak tadi hilang sekejab, berganti dengan keterkejutan yang membahana dengan cepat.
Kini wajah Aleya telak terlihat, tanpa tertutupi riasan yang telah pudar bersatu dengan air pekat tadi.Guritan-guritan abstraknya timbul dengan jelas-
menyembul dari kulit wajahnya.
Ia terlihat seperti monster gurita yang keluar dari air.Anak-anak menjerit jijik. Menatap Aleya seakan ingin muntah pada saat itu juga.
''Ini monster atau manusia ?''
''Kurasa dia benar-benar monster !''
''Apakah laki-laki sempurna seperti Justin pantas berdekatan dengannya ? Seharusnya ia malu dan melarikan diri ke kutub utara ! itupun kalau dia diterima !''yang disambung dengan gelak tawa anak-anak yang ada disitu.
''Hei aku ingin muntah !''
''Ini terlihat seperti bekas operasi yang gagal !''teriak Nathalie.
''Kau tidak lebih cantik dari seekor bebek kotor !''tandas seorang gadis sambil meludahi Aleya.
Wusssssssssss..
Kata-kata mereka, seperti pisau yang meluncur melawan angin dan tertancap dengan telak di jantung Aleya.
Titik kelemahan dan rawan yang sensitif itu terbuka telak. Berdarah. Berdenyut. Pedih. Sakit. Menganga. Terinjak. Dan hancur dalam satu kali tembakan.
Meruntuhkan semua sistem pertahanannya. Mereka sudah tahu dirinya.Gadis buruk rupa !
Seharusnya mereka tahu bagaimana rasanya ditelanjangi !
Ini bukanlah sebuah penyakit yang menular. Ini permanen. Tapi kenapa ia harus dihakimi ?Semua orang tidak pernah memilih untuk dilahirkan cantik atau buruk rupa.
Apakah Tuhan yang salah ? Yang aku tahu, Tuhan itu baik ! Tuhan tidak pernah salah. Tegas Aleya meruntuhkan segala keluhan liar yang nyaris memberontak keluar dari bawah sadarnya.
Ia ingin sekali tertawa di depan mereka saat ini. Berharap, walaupun itu tawa tanpa suara. Untuk membuktikan ia gadis yang kuat.
Tapii........
Ia bahkan tidak punya keberanian sedikitpun lagi. Ia juga tidak mampu melawan. Saat ini ia hanya berharap tidak memiliki telinga dan juga mata. Sehingga ia tidak akan mendengar cacian maupun melihat tatapan kebencian dari orang-orang yang menghujatnya saat ini.Ia menangis ! Tidak ada gunanya bertahan sejak tadi jika pada akhirnya ia akan tetap menangis !
Menyesali kebodohannya, yang membawa ia sejauh ini.Mengapa ia harus percaya pada pria seperti Justin?
Ia terlalu bodoh untuk berpikir bahwa akan ada orang yang sebahagia itu. Ia sama sekali tidak pantas, seujung kukupun ia sama sekali tidak pantas untuk berada disamping Justin !
Harusnya ia sadar, tapi ia terlalu menikmati waktu bersama Justin yang tidak ia dapatkan dalam mimpi terindah sekalipun.
Entah bagaimana caranya untuk keluar dari situasi ini, bahkan memikirkan cara ia bertahan saja ia tidak mampu.
Ia tidak punya bahu untuk bersandar. Ia tidak punya batu untuk bersembunyi. Ia tidak punya payung untuk berteduh. Ia tidak punya jalan untuk berpijak.
Yang ia miliki hanyalah Ayahnya ! Tapi dimana dia sekarang ?
Kau benar Ayah ! Di dunia ini hanya kau yang mencintaiku ! sesal Aleya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ugly Duckling ( COMPLETED)
FanficCool. Charming. Cold Itu Justin. Dan Aleya. Ugly. Cuman itu. Bagaimana mereka bisa bertemu ? Sangat tidak mungkin bila cinta dimulai dari mata turun ke hati pada cerita ini. Ternyata Aleya adalah kunci bagi Justin untuk menyelesaikan masa lalunya. ♥...