"Kalau emang lo masih sayang dan cinta sama Viny kenapa lo malah mutusin dan sia-siain Viny dulu?"
Nadse langsung menoleh ke belakang dan ia langsung menatap sangat tajam ke arah seseorang di belakangnya.
"Ngapain sih lo ke sini?!"ucap Nadse kesal.
"Ya gue mau ke pacar gue lah. Lo yang ngapain di sini hah?!"ucap Shani nyolot.
"Gue juga mau ke pacar... eh maksudnya mantan yang masih punya gue"ucap Nadse tersenyum sinis. Shani menggeram kesal dan maju mendekati Nadse namun langkahnya terhenti karna Viny yang menahannya.
"Udahlah Shan. Pergi yuk? Vidy sama Mamah udah nunggu di parkiran"ucap Viny.
"Mau kemana sih Vin? Di sini aja nonton aku theater"ucap Nadse menahan tangan Viny.
"Ck gak usah pegang-pegang!"ucap Shani kesal sambil menyentakkan tangan Nadse yang memegang tangan Viny.
"Suka-suka gue lah mau megang tangan dia atau gak! Lo siapa ngelarang-ngelarang!"
"Eh dia pacar gue ya! Gue berhak ngelarang!"
"Gue juga mantannya! Gue berhak dong pegang dia!"
"Lo bangga banget ya jadi mantan juga!"
"Iyalah gue bangga karna gue pernah ngisi hatinya Viny sebelum lo!"
"Lo..."
"Udah dong udah!!"teriak Viny yang mulai pusing dengan Shani dan Nadse. Shani dan Nadse langsung terdiam.
"Kalian kaya anak kecil tau gak! Gak malu di liatin anak-anak gen 4 hah?!"ucap Viny kesal. Mereka berdua hanya diam namun masih saling menatap tajam.
"Gue lebih seneng liat kalian berdua itu akur-akur aja kaya kemarin. Kenapa sekarang cuman gara-gara aku kalian berantem gini sih?"ucap Viny.
"Aku juga males ribut tapi dianya nyebelin!"ucap Shani menunjuk Nadse.
"Kalau lo gak ngerebut Vinyi juga gue gak mau nyari ribut!"ucap Nadse.
"Siapa yang ngerebut Viny hah?! Gue deket sama dia aja setelah lo mutusin dia!"ucap Shani kembali emosi mendengar ucapan Nadse.
"Shani udahlah. Kita pergi sekarang aja"ucap Viny menatap mata Shani. Shani menghela nafas panjang lalu mengambil tasnya.
Nadse mengerutkan keningnya tidak suka melihat Viny yang tidak menganggapnya. Lalu sebuah ide terlintas di otaknya, saat Viny melangkah ingin pergi ia langsung menarik tangan Viny
Cup
Nadse menempelkan bibirnya di pipi Viny. Viny langsung diam mematung sedangkan Shani membulatkan kedua matanya tidak percaya.
"Wey ini ada apaan?"tanya Desy yang menghampiri mereka bertiga.
"Lo gak tau malu banget ya Nads!"marah Shani sambil mendorong bahu Nadse tanpa menghiraukan Desy.
"Lo lebih gak tau malu ngerebut Viny dari gue!!"ucap Nadse menarik rambut Shani. Shani pun membalas menjambak Nadse.
"Astaga udah wey!"ucap Desy mencoba menengahi namun lagi-lagi ia di cuekin.
"Ka Viny bantuin gue kek, jangan diem aja!"ucap Desy kesal yang melihat Viny masih diam karna ciuman Nadse.
"Hah? Iya iya. Lo tarik Nadse, gue tarik Shani"ucap Viny tersadar. Desy mengangguk lalu menarik Nadse sedangkan Viny menarik Shani dan langsung membawanya pergi.
"Ci Des apaan sih!"ucap Nadse kesal sambil menyentakkan tangan Desy.
"Lo sama Shani yang apaan Nads berantem kaya anak kecil. Untung gak ada staff yang liat kalau ada lo berdua di hukum!"ucap Desy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa?
FanfictionDisaat aku sudah mulai menerimanya dan memilikinya Mengapa harus ada yang menghalangi hubungan ini? Aku mencintainya apa adanya.. Aku tak peduli apapun.. Aku hanya mencintai dia tanpa melihat kekurangannya..