Cesen menyandarkan tubuhnya sambil memakan sarapannya, ia sedang istirahat sarapan dulu sebelum menunggu sesinya mulai. Cesen mengerutkan keningnya saat melihat Shani yang terlihat murung.
"Ci kenapa deh? Udah ketemu ka Vinynya?"tanya Cesen saat Shani duduk di sampingnya.
"Udah"jawab Shani singkat.
"Terus? Kata dia gimana?"tanya Cesen penasaran.
"Kamu ngapain pake choker gitu?"ucap Shani mengikuti gaya bicara Viny tadi sambil memutar bola matanya malas.
"Serius cuman bilang gitu? Gak muji baju cici gitu?"tanya Cesen kaget.
"Boro-boro Sen. Abis dia ngomong begitu langsung pergi"ucap Shani cemberut.
"Mm mungkin ka Vinynya masih ngantuk jadi begitu. Nanti juga pasti muji kok Ci hehe"ucap Cesen menepuk-nepuk bahu Shani.
"Lo ngomong begitu biar gue gak bete ya?"ucap Shani malas dan di balas cengiran oleh Cesen.
"Rel! Gue seneng banget deh tadi"ucap seseorang dengan heboh. Shani dan Cesen sedikit menoleh ke arah suara heboh itu, terlihat Nadse dan Aurel yang sedang mengobrol tak jauh dari tempat mereka. Shani hanya melengos malas lalu memilih membuka kotak makannya.
"Lo tau gak sih tadi Vinyi..." Shani yang tadinya mau menyuapkan makannya langsung terhenti saat mendengar nama pacarnya di sebut. Ia langsung menajamkan pendengarannya.
"Ka Viny kenapa Nads?" Terdengar suara Aurel yang bertanya.
"Tadi pas gue mau masuk ruangan ya tiba-tiba dia manggil gue terus manggil gue dan lo tau dia bilang apa?"
"Apa?" Shani semakin menajamkan pendengarannya.
"Kamu lucu di twintail gini. Udah lama kayanya aku gak liat kamu twintail sambil kikuk gitu aaa lucu banget mukanya tadi" Shani tertegun mendengar itu, Viny memuji Nadse? Apa itu benar? Atau hanya akal-akalan Nadse saja? Tapi jika memang itu benar berarti penampilan Nadse lebih terlihat di mata Viny dibandingkan penampilannya.
"Eh Nads ada ci Shani.." Shani kembali tersadar saat suara Aurel memelan, ia merasakan mereka berdua meliriknya namun ia berpura-pura tidak mendengar dan kembali makan.
"Bodo amat. Biarin aja dia denger, biar dia tau pacarnya mulai ngeliat gue lagi" Shani menggenggam erat sendok di tangannya, ia baru saja ingin menghampiri Nadse namun tangannya di tahan Cesen. Ia menatap Cesen yang menggelengkan kepalanya.
"Jangan ci. Dia cuman manas-manasin cici aja, diemin aja dulu lagi suasana Handshake"bisik Cesen mengingatkan. Shani menghembuskan nafasnya kasar lalu kembali duduk, ia menutup kotak makannya dan menyimpannya. Ia sudah tidak nafsu makan karna ucapan Nadse.
***
Viny tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah fans. Ia baru selesai promosi di stage dan sekarang waktunya untuk istirahat sebentar lalu kembali handshake. Saat ia ingin masuk ke dalam ruangannya, ia terdiam saat melihat Shani yang keluar bersama Cesen sambil tertawa. Ia memperhatikan dari atas sampai bawah pakaian Shani dengan mata yang terkagum.
"Cantik"gumam Viny dengan mata berbinar kagum. Ia terus memperhatikan Shani yang sedang mengobrol dengan staff juga Cesen di dekat stage. Yona yang baru saja keluar dari ruangan heran yang melihat Viny bengong di depan pintu, ia lalu mengikuti arah pandang Viny.
"Ohh Shani.."gumam Yona mengangguk-ngangguk. Sedetik kemudian ia tersenyum iseng lalu dengan langkah pelan ia mendekati Viny.
"WOY!"teriak Yona sambil menepuk keras bahu Viny.
"YATUHAN SHANI CANTIK BANGET!"latah Viny yang kaget. Shani yang merasa namanya di panggil lalu menoleh ke arah suara sedangkan Viny langsung menoleh ke belakang mencari siapa pelaku yang mengagetkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa?
FanfictionDisaat aku sudah mulai menerimanya dan memilikinya Mengapa harus ada yang menghalangi hubungan ini? Aku mencintainya apa adanya.. Aku tak peduli apapun.. Aku hanya mencintai dia tanpa melihat kekurangannya..