Part 16

4.3K 275 12
                                    

Jam menunjukkan pukul 9 malam, entah sudah berapa kali Viny merengek meminta pulang namun Dokter Leni tetap tidak mengizinkan. Dan Shani masih tetap setia menemani Viny di rumah sakit.

"Teh buburnya udah dingin loh. Mau makan kapan?"tanya Mamah Viny.

"Mau makan kalau di rumah"jawab Viny sambil memainkan hpnya. Mamah Viny menghela nafas panjang melihat itu. Shani yang melihat itu langsung mengambil hp Viny.

"Kalau ada orang ngomong tuh liat orangnya jangan main hp gini. Gak sopan apalagi sama Mamah"ucap Shani. Viny hanya menatap sekilas lalu membalikkan badannya. Shani pindah tempat lalu menatap Viny.

"Makan Vin. Obatnya harus di minum"ucap Shani. 

"Gak mau"ucap Viny menggelengkan kepalanya seperti anak kecil.

"Emang kamu gak laper?"

"Enggak!" Shani menghela nafas panjang lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Viny.

"Makan sayang. Aku suapin"ucap Shani lebih lembut.

"Gak mau"ucap Viny.

"Viny nurut dong. Kenapa sih sekarang jadi gak nurut gini?"ucap Shani sedih.

"Mau pulang!"ucap Viny memalingkan wajahnya.

"Iya kan besok pulangnya sayang. Sekarang makan dulu ya terus minum obatnya"ucap Shani sabar.

"Ya udah besok subuh ya? Kan mau perform sama theater"ucap Viny akhirnya mengalah. Shani tersenyum mengangguk lalu mengambil mangkok berisi bubur dan menyuapi Viny.

"Modus teteh bilang aja pingin di suapin Shani"ucap Vidy.

"Berisik!"ketus Viny.

"Sst udah ah. Vidy anterin Mamah pulang dulu yuk, Shani gak apa di sini dulu?"tanya Mamah Viny kepada Shani.

"Gapapa Mah, Mamah pulang aja biar Shani yang di sini"ucap Shani.

"Mamah cuman sebentar kok ngambil baju. Viny sama Shani dulu ya?"ucap Mamah Viny mengusap rambut Viny. Viny menganggukkan kepalanya. Mamah Viny dan Vidy pun pergi meninggalkan mereka berdua. Sepeninggalan Mamah Viny dan Vidy terjadi keheningan hanya suara sendok yang beradu dengan mangkok dan juga suara tv yang menyala. Shani hanya diam menyuapi Viny dan Viny pun ikut terdiam.

Drt drt drt

Shani yang baru saja memberikan minum dan juga obat kepada Viny menoleh ke arah hpnya yang bergetar. Ia mengambilnya lalu terdiam saat melihat nama yang tertera di layar hpnya.

Ka Lidya Calling...

Shani menatap Viny yang sedang menatapnya juga. Viny menaikkan kedua alisnya melihat Shani menatapnya.

"Kenapa?"tanya Viny. Shani menggelengkan kepalanya lalu mengangkat telfon Lidya.

"Hallo?"

"Hai Shan. Lagi dimana? Aku tadi ke theater nyari kamu tapi katanya izin show 2 terus daritadi aku line juga gak dibales"

"Hmm iya nih kak hehe. Ada apa nyari aku?"

"Ah aku mau ngajak jalan. Lagi dimana sekarang?"

"Aku lagi di rumah Viny.." Viny mengerutkan keningnya, ia menatap Shani seakan menanyakan siapa yang menelfonnya.

"Hh Shani.. Kenapa sih Viny mulu? Kapan mau liat gue?"

"Ka Lid udah berapa kali aku bil...." Ucapan Shani terpotong oleh Viny yang tiba-tiba saja mengambil hp Shani dan ia langsung memutuskan telfonnya.

"Udah berapa kali aku bilang, aku gak suka kamu deket sama Lidya!"ucap Viny menatap tajam Shani.

"Ya maaf.. Dia yang ngedeketin aku bukan aku yang ngedeketin dia"ucap Shani menunduk.

Kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang