Part 29

4.3K 298 25
                                    

"Kondisi Viny tidak ada perkembangannya sama sekali. Jika sampai hari ke 7 kondisinya masih seperti ini tidak ada harapan hidup lagi"

Ucapan dokter Leni yang menangani Viny sukses membuat semua down mendengarnya. Tangis pun pecah tak terkendali, lorong rumah sakit menjadi sangat menyesakkan siapaub yang mendengarnya. Vidy terduduk lemas, bersandar pada tembok rumah sakit, kakinya tak kuasa lagi berpujak dengan tegak di bumi.

"Shani dan yang lain harus tau ini!"ucap Lidya parau sambil menghapus air matanya.

"Tapi ka Lid teteh bilang..."

"Vid cukup kita turutin kemauan dia sampai di sini. Mereka semua berhak tau Viny lagi dalam kondisi kaya gini apalagi Shani yang dari kemarin udah khawatir sama Viny!"potong Lidya menatap Vidy. Vidy terdiam mendengar perkataan Lidya yang ada benarnya, ia melirik ke arah orangtuanya yang menganggukkan kepalanya seakan menyuruhnya untuk membiarkan Lidya memberitahu yang lain.

"Ka Yon lo kasih tau anak-anak di grup. Gue yang bakal nelfon Shani"suruh Lidya. Yona mengangguk lalu memberitahu teman-temannya di grup chat line mereka. Sedangkan Lidya berjalan agak jauh menjauh dengan telfon yang menempel di telinganya.

"Nomer yang ada tuju sedang tidak aktif atau sedang berada..."

Lidya mematikan telfonnya lalu menghela nafas panjang. Hp Shani tidak aktif.

"Gimana?"tanya Yona saat Lidya kembali. Lidya menggelengkan kepalanya.

"Hpnya gak aktif. Kenapa ya?"tanya Lidya pelan.

"Ohiya tante lupa bilang, dia hari ini pulang ke Jakarta mungkin lagi di pesawat"ucap Mamah Viny. Lidya menganggukkan kepalanya mengerti lalu menoleh ke arah Yona.

"Lo udah kasih tau anak-anak?"tanya Lidya. Yona menganggukkan kepalanya.

"Udah tapi gue kesel, kenapa masih ada yang ngebercandain ini!"ucap Yona kesal saat tadi ada yang menuduhnya bohong dan mengompori yang lain untuk tidak percaya kepadanya.

"Terus lo bales apa?"

"Gue foto aja terus kasih tau rumah sakitnya dimana. Biar mereka ngerasa bersalah!"ucap Yona.

"Ya udah kalau gitu bagus"ucap Lidya menghela nafas panjang.

"Ka Lid.." Lidya langsung menoleh ke arah Viny.

"Mending kaka chat Shani kasih tau lewat line aja. Biar pas dia nyalain hp ada chat kaka masuk"ucap Vidy.

"Ohiya bener juga"ucap Lidya yang langsung mengetik pesan untuk Shani. Setelah itu kembali memasukkan hpnya dan berharap Shani cepat sampai di Jakarta.

***

Shani memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobilnya lalu masuk ke dalam. Ia memasang seatbeltnya lalu menyalakan hpnya yang sedaritadi di nonaktifkan.

"Ci mau langsung pulang?"tanya Papah Shani.

"Iya langsung pulang aja. Cape"jawab Shani pelan. Papah Shani mengangguk mengerti lalu fokus ke jalanan. Shani mengerutkan keningnya saat chat grup JKT48 sangat ramai, ia memutuskan untuk mengeceknya nanti. Ia terdiam sejenak melihat chat line dari Lidya sebelum akhirnya membukanya. Raut mukanya langsung pucat melihat chat dari Lidya.

"Papah ke rumah sakit Mitra sekarang"ucap Shani bergetar. Air matanya mengalir begitu saja.

"Loh ken..."

"Pah cepet! Viny kritis Pah!"potong Shani terisak. Papah Shani terdiam sejenak dan akhirnya berputar arah menuju rumah sakit. Shani menutup wajahnya dengan kedua tangannya sambil terisak, bahunya bergetar hebat.

Kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang