Keesokan harinya keadaan ternyata masih sama. Viny masih marah kepada Shani dan Shani pun hanya pasrah melihat Viny yang mendiamkannya. Shani masuk ke dalam basecamp untuk berkumpul hari ini. Terlihat beberapa member yang sudah berkumpul.
"Shan kamu kenapa?"tanya Lidya yang tiba-tiba berada di di depan Shani.
"Gapapa Kak"ucap Shani dan langsung menghindari Lidya namun tangan Shani di tahan oleh Lidya.
"Jangan bohong. Kamu habis nangis ya? Mata kamu bengkak. Kenapa? Cerita sama aku?"tanya Lidya khawatir.
"Kak aku bilang aku gap..."
"Ehem.. Kalau mau pacaran jangan di depan pintu, menghalangi jalan orang"ucap seseorang dengan datar. Shani dan Lidya serempak menoleh ke arah suara. Shani langsung melepaskan genggaman tangan Lidya.
"Viny apaan sih"ucap Shani pelan. Viny mengangkat bahunya lalu berjalan di tengah-tengah Shani dan Lidya.
"Vin ini gak sep..."
"Seperti yang lo liat, iya kan? Basi banget omongan lo Lid"ucap Viny berhenti sejenak namun tidak menoleh ke arah mereka berdua.
"Viny..."panggil Shani pelan. Viny menoleh ke arah Shani dan menatapnya.
"Kamu udah bohong sama aku dan sekarang kamu ingkarin janji kamu.. Besok kamu mau apa lagi Shan? Mau selingkuh?"
"Vinyyy kamu ngomong apa sih!"teriak Shani yang membuat beberapa member melihat ke arah mereka. Viny menghela nafasnya lalu kembali berjalan tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya. Shani menatap punggung Viny dengan air mata yang sudah tergenang di matanya.
"Shan.."ucap Lidya memegang tangan Shani. Shani menyentakkan tangan Lidya dan langsung berlari ke arah Viny.
Bruk
"Maafin Shani.. Maafin Shani"isak Shani memeluk erat Viny dari belakang. Viny terdiam tanpa membalikkan badannya.
"Shani tau Shani salah.. Kemarin gak bilang kalau jadinya berangkat bareng Gre, Shani gak maksud bohongin Viny. Maafin Shani.."lirih Shani sesegukan.
"Buat yang tadi Shani juga gak tau kalau Ka Lid bakal deketin Shani, pas Shani mau pergi di tahan sama dia. Bukan maksud buat ngedeketin tapi dianya yang ngedeketin Shani.. Viny salah paham.."
"Viny juga jangan ngomongin selingkuh-selingkuh gitu. Shani gak akan pernah selingkuh dari Viny.."
"Viny udah dong marahnya. Shani gak bisa liat Viny marah gini, Shani takut, marahnya Viny nyeremin bikin sakit"ucap Shani yang makin terisak saat tidak melihat respon Viny. Viny menghela nafas panjang melihat Shani seperti ini lalu ia melepaskan tangan Shani dari perutnya.
"Viny.. Jangan di lepas hh Viny maafin Shani, jangan marah terus"ucap Shani merengek saat Viny melepaskan tangannya. Viny membalikkan badannya lalu menarik Shani ke dalam pelukannya.
"Iya aku maafin. Udah jangan nangis"ucap Viny mengusap punggung Shani.
"Maafin Shani"lirih Shani.
"Iya iya aku maafin. Udah jangan nangis, matanya ntar makin bengkak"ucap Viny. Namun Shani masih terisak pelan.
"Shani..." Viny melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Shani setelah itu ia mengecup lembut kening Shani.
"Udah ya"ucap Viny mengusap pipi Shani lembut. Shani mengangguk lalu kembali memeluk Viny. Viny mengusap rambut Shani lalu tanpa sengaja matanya bertemu dengan Lidya yang menatapnya dengan dingin, Viny hanya tersenyum tipis yang melihat Lidya cemburu.
***
Entah sudah berapa kali Viny menguap karna mengantuk, matanya sangat berat dan ingin terpejam namun ia masih belum selesai latihan bahkan ia masih harus menunggu giliran latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa?
FanfictionDisaat aku sudah mulai menerimanya dan memilikinya Mengapa harus ada yang menghalangi hubungan ini? Aku mencintainya apa adanya.. Aku tak peduli apapun.. Aku hanya mencintai dia tanpa melihat kekurangannya..