"Teh obatnya jangan lupa di minum terus langsung istirahat, jangan tidur malem-malem..."
Viny menghela nafas panjang lalu berjalan menaiki tangga rumahnya tanpa menjawab ucapan Mamahnya. Mamah Viny dan Papah Viny hanya bisa menatap sedih ke arah putri sulungnya sedangkan Vidy menatap punggung kakaknya dengan sendu, ia tak tau mengapa dari sekian orang di dunia ini harus kakaknya lah yang terkena penyakit ini.
Viny menekuk kedua lututnya lalu menyandarkan tubuhnya ke pintu kamarnya setelah mengunci kamarnya. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan sendu.
"Astrocytoma?"
"Iya Astrocytoma adalah salah satu jenis kanker yang tergolong ganas, apalagi hasil lab menunjukkan kamu sudah memasuki stadium 3. Astrocytoma menyerang otak bagian cerebelum atau otak kecil yang akan mengganggu sistem kerja tubuhnya, seperti pendengaran, keseimbangan tubuh dan memori ingatan. Kanker ini berkembang pesat dalam periode 5 hari.."
Terngiang kembali ucapan dokter Leni tadi saat di rumah sakit.
"Kenapa? Kenapa harus gue?"ucap Viny serak menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya. Tak berapa lama kemudian ia mengangkat wajahnya lalu mengambil kunci mobil dan jaketnya dan pergi keluar kamar.
"Teh mau kemana?"tanya Mamah Viny melihat putrinya berjalan keluar.
"Shani"jawab Viny singkat.
"Ini udah malem loh, Lebih baik kamu istirahat. Besok lagi ke Shani nya ya?"ucap Mamah Viny khawatir. Viny hanya diam namun kembali berjalan.
"Teh biar Vidy anter aja ya?"ucap Mamah Viny masih mencoba menahan Viny.
"Aku gak akan kenapa-napa Mah. Viny cuman butuh Shani sekarang. Plis sebentar aja"ucap Viny menatap sendu Mamahnya yang membuat Mamahnya langsung terdiam.
"Ya sudah kamu boleh pergi. Hati-hati, jangan ngebut-ngebut"ucap Papah Viny akhirnya mengizinkan. Viny mengangguk pelan lalu kembali berjalan keluar rumahnya.
Viny memacu dengan kencang mobilnya di jalanan. Ia tau pikirannya sedang kacau dan bahaya jika menyetir dengan keadaan seperti ini. Ia membelokkan mobilnya ke sebuah mall yang sangat dikenalnya bahkan mungkin bisa di bilang mall itu adalah rumah keduanya. Ia melihat beberapa member tim T sedang menunggu jemputan di lobby termasuk kekasihnya. Ia berhenti tepat di depan mereka lalu membuka kaca mobilnya.
"Viny? Ngapain ke sini? Katanya..."
"Ayo pulang!"potong Viny dengan nada sedikit dingin. Shani langsung terdiam mendengar nada ucapan Viny yang tak biasa.
"Shani.."panggil Viny tak sabaran. Shani langsung mengangguk dan pamit kepada teman-temannya.
"Aku pulang duluan ya"pamit Shani. Mereka yang sedaritadi terdiam langsung mengangguk cepat.
"Gapapa Ci?"tanya Gracia pelan. Shani hanya tersenyum kepada Gracia lalu masuk ke dalam mobil Viny. Shani memperhatikan Viny yang sedang menyetir, ada yang tak beres dengannya. Shani menghela nafas panjang lalu menunduk memainkan jarinya, suasana ini sungguh membuatnya tak nyaman.
"Kamu cape?"tanya Viny pelan yang membuat Shani mendongakkan kepalanya.
"Gak terlalu. Kenapa?"ucap Shani pelan.
"Aku mau ke danau bentar. Gapapa?"tanya Viny.
"Kamu kenapa?"tanya Shani mulai khawatir. Shani tau jika Viny meminta untuk di temani ke danau pasti Viny sedang ada masalah.
"Kenapa?"ucap Viny pelan. Shani terdiam menatap wajah Viny.
"Gak kenapa-napa kok haha"lanjut Viny tertawa. Shani mengerutkan kening tidak suka mendengar tawa Viny, bukan tawa Viny yang seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa?
FanfictionDisaat aku sudah mulai menerimanya dan memilikinya Mengapa harus ada yang menghalangi hubungan ini? Aku mencintainya apa adanya.. Aku tak peduli apapun.. Aku hanya mencintai dia tanpa melihat kekurangannya..