Part 14

4.2K 283 25
                                    

Viny terus mengerang sakit saat kepalanya semakin terasa sakit bahkan air matanya sampai menetes dari matanya. Ia baru pertama kali merasakan sakit yang teramat sakit seperti ini.

"Argh berhenti berhenti!"ucap Viny kesal memukul-mukul kepalanya sendiri yang terus-terusan berdenyut sangat keras. Lalu ia merasakan ada sesuatu mengalir dari hidungnya, ia menyentuh hidungnya lalu tersenyum miris saat melihat bercak darah di jarinya.

Ia menyandarkan kepalanya di tembok lalu memejamkan matanya membiarkan darahnya mengalir dari hidungnya. Ia sudah lelah dengan penyakitnya ini, lelah dengan semua rasa sakit ini.

"VINY!" Viny membuka matanya saat ada yang berteriak panik menyebutkan namanya. Ia tersenyum tipis saat melihat Shani dan Yona menghampirinya.

"Viny.."ucap Shani khawatir sambil mengusap darah yang mengalir di hidung Viny.

"Kenapa lo nyimpen sendiri sakitnya sih?! Bukannya lo janji bakal berbagi sama gue?! Lo bakal bilang kalau lo kambuh!"ucap Yona marah sekaligus khawatir melihat keadaan Viny. Shani terdiam mendengar ucapan Yona.

"Gue gapapa Kak"ucap Viny lemah.

"Lo bilang kaya gini gapapa?!"bentak Yona.

"Ka Yona jangan bentak Viny!"ucap Shani yang membuat Yona terdiam namun ia masih menatap tajam sekaligus khawatir Viny. Shani melepaskan handuk dari hidung Viny saat darahnya sudah berhenti mengalir. Ia menghapus air mata Viny yang berada di pipinya.

"Aku gak tau kamu sakit apa. Kamu gak pernah mau ngasih tau aku kan? Aku cuman mau bilang apapun sakitnya, kalau kamu lagi ngerasa sakit bilang sama aku Vin.. Jangan di simpen sendiri"ucap Shani menyelipkan rambut Viny di telinganya. Viny terdiam menatap mata Shani, ada air mata yang tergenang di mata Shani.

"Makan ya Vin. Minum obatnya biar gak sakit"ucap Shani lirih sambil membuka kotak makan milik Viny.

"Mual Shan.."ucap Viny lemas menggelengkan kepalanya.

"5 suap aja Vin. Biar obatnya bisa masuk"ucap Shani bergetar. Air matanya tiba-tiba menetes entah kenapa. Ia tidak bisa melihat Viny pucat dan sakit seperti ini. Yona hanya diam memperhatikan mereka berdua.

"3 suap aja"ucap Viny pelan.

"Ya udah 3 suap. Nih aaa"ucap Shani menyuapi Viny. Viny membuka mulutnya lalu memakannya namun baru saja makanan itu menyentuh lidahnya, ia merasakan mual yang luar biasa.

"Tahan Vin. Kunyah pelan-pelan jangan di rasa"ucap Yona saat melihat Viny ingin memuntahkan makanannya.

"Udah Shan"ucap Viny menggelengkan kepalanya menolak suapan Shani.

"2 suap lagi Vin ya?"mohon Shani. Viny menggelengkan kepalanya.

"Pliss.." Viny menghela nafas panjang lalu membuka kembali mulutnya. Yona menatap Viny kasihan, ia baru pertama kali melihat Viny seperti ini. Setelah Viny menelan makanannya Shani kembali menyuapkan makananya.

"Udah.."ucap Viny pelan. Shani menghela nafas panjang lalu menutup kotak makannya setelah itu ia memberikan minum kepada Viny.

"Gue mau ke ka Tedy sama ka Iin dulu ya. Minta waktu break lebih lama buat lo. Shan di sini sama Viny dulu ya"ucap Yona. Viny dan Shani hanya menganggukkan kepalanya. Yona pun pergi mencari managernya.

"Ini obatnya"ucap Shani memberikan obat-obat yang sudah ia buka. Viny menerimanya lalu meminumnya.

Vinh menyandarkan kepalanya lagi ke tembok setelah meminum obatnya. Shani membereskan obat-obat Viny dan menyimpan kembali ke sakunya. Ia menoleh ke arah Viny yang sedang memejamkan matanya. Ia bergeser mendekati Viny lalu menarik pelan kepalanya untuk menyandar di bahunya.

Kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang