15

712 53 9
                                    







***




Megan pov

Aku melipat kedua lutut ini diatas ranjang mengigit pelan buku buku jemari ku perlahan,mencoba mengambil kembali telfon genggam yang ku hempas ke tempat tidur tadi kemudian menekan nomer itu berulang kali namun belum ada jawaban sama sekali dari pada mereka dan berujung pada mailbox.Batin ku bergejolak tidak tenang sungguh aku merindukan mereka ya mom dan daddy kapan mereka kembali pulang? Salah satu dari mereka juga berhak tahu bagaimana keadaan kami ditambah kondisi shevanka sekarang sangat kacau balau.

"Nomor yang anda tuju berada di luar jangkauan coba lah beberapa saat lagi"

Astaga ini sudah lebih dari seminggu sesibuk apa mereka,aku pun menarik sebagian rambut ku ke belakang tertunduk binggung dengan apa yang harus ku lakukan.Tiba tiba saja wajah Jo terlintas di fikiran ku sekarang ingin sekali ku ceritakan ini padanya.

Tanpa fikir panjang aku pun segera keluar dari kamar dan berlari kearah ruang keluarga serta dapur namun keberadaan jo nihil fikiran ku berkata ia pasti berada di kamar,kususul keberadaannya sekarang namun kehendak berkata lain tiba tiba saja niat ku langsung sirnah setelah melihat pintu kamar jo yang terbuka sedikit.Dapat ku rasakan aroma parfum serta hawa dingin yang mulai mengelitik sebagian kaki ku disana Jo terlihat kacau dia berjalan mengitari tempat tidurnya,mengacak sebagian rambutnya sambil memegang sebuah telfon genggam.astaga mengapa dia seperti ini.

"Apa?tidak mungkin."

"Hey,keparat.dengar tak akan ku biarkan kau menyentuhnya"

"Kau butuh uang?silahkan ambil.keluarga ku memiliki banyak saham di London aku bukan penjilat seperti kau."

Jo pun mematikan telfon genggamnya kasar melemparnya ke atas ranjang begitu saja,ia pun mengacak rambutnya lagi kemudian terduduk diatas kasurnya.tak ku pungkiri dia amat kacau sekarang lantas ku beranikan diri untuk masuk, kemudian dia menyadari ke hadiran ku sungguh ia berdiri dengan kalut.

"Megan,ada apa kemari"

ia membersihkan tenggorokannya seolah tak terjadi apa pun disini kemudian berdiri mensejajarkan diri ku.






Cameron pov

Alunan musik klasik memenuhi indra pendengaran ku,bersantai di bawah teriknya matahari meski ini adalah sebuah paksaan namun aku berusaha menikmatinya kemudian mensejajarkan kaki ku di atas bangku pantai ini.

"Ayo berenang cam."

Seorang gadis menyadarkan ku untuk melepas kacamata hitam ku sejenak,aku pun menoleh ke arah sumber suara ternyata itu Kylie aku pun menggeleng singkat kemudian memakai kaca hitam ku kembali dan memejamkan mata.

Ku rasakan beberapa buku jari membelai dada ku perlahan seolah tau ini perbuatan siapa aku pun berusaha menjauhkan jarinya dari tubuhku.

"Cam,ayolah bersama ku"

rayunya saat ku lepas kaca mata hitam ini namun aku bersih keras menolak.

"Kylie,ingat kita sudah selesai.aku disini karena Harry bukan kau lagi jadi tolong hentikan"

Jelas ku dengan seksama,meski terkadang aku tak kuasa melihatnya termurung karena jujur hati ini sebagian belum terlepas darinya.

Ia pun mengedutkan bibirnya perlahan.

"Kau tahu apa perintah Harry terhadap mu?itu masih berlaku untuk ku dan untuk mu.Tak bisa di pungkiri aku adalah adik dari seorang kendall dan aku berhak cam."

"Betul,dia berhak cam.Tugas mu disini adalah membantu ku menghancurkan Jonathan semua orang terdekatnya bagian dari kehidupan dia semua harus hancur jika kau tidak melakukannya dengan baik lihat apa yang akan ku perbuat dengan kakak mu nanti" suara pria disamping kylie membuat remuk sebagian hati ku namun aku berusaha  menahannya,ia dia baru saja keluar dari dalam kediaman Kendall.

Broken wings//Cameron dallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang