6

1K 99 0
                                    

.


Aku hanya menautkan kedua tangan ku,tidak tahu mengapa aku merasa gugup di dalam mobil Cameron.

Suasana cukup hening sampai pada akhirnya ia membuka pembicaraan.

"Megan,apa kau masih berfikir tentang kejadian tadi?"ia pun terkekeh di sebrang sana.

"jika iya aku bisa ceritakan kronologinya"tawarnya.

Mungkin dengan ceritanya suasana hening di dalam mobil Cameron pun juga ikut lenyap.

"boleh,jika itu membuat kita sedikit berbincang"

"ohh,rupanya kau mau juga berbincang dengan ku"Cameron pun terkekeh tak percaya.

Aku hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"kau kan kaku oleh sebab itu aku binggung.Baiklah langsung saja ke intinya,jadi Grace adalah tetangga ku dia mempunyai anak bernama tommy.Aku cukup dekat dengan tommy dia sudah ku anggap seperti adik ku" jelas Cameron dan aku masih menyimaknya.

"Saat aku bermain di rumah tommy tadi,ya itu adalah rutinitas yang kulakukan jika ada waktu sengang begitu juga dengannya.Ibunya Grace memberitahu kalau tommy akan mempunyai adik lagi jadi itu lah kronologinya mengapa aku bisa membeli barang itu" lanjutnya.

"oh jadi seperti itu,kali ini aku paham" aku pun mengangguk kearahnya.

"aku bukan pria seperti yang kau pikirkan tadi" ucapnya sambil menatap diriku.

"oh ya,dimana rumah mu?kita sudah melewati beberapa block dari tadi" Cameron pun kembali fokus menyetir.

"jangan!kumohon jangan kembali" cegah ku agar Cameron tidak mengantar ku pulang.

"apa?kenapa?"tanyanya binggung dari kursi kemudi.

"kumohon.." astaga baru kali ini aku memohon pada laki laki kecuali jo.

"yasudah kalau begitu kau temani aku mengantarkan barang ini kerumah tommy.bagaimana?"tanyanya sambil menatap ku untuk memastikan.

"uhm,yasudah lah"

Cameron pun memutar kemudinya kearah berlawanan dari jalan.

***

"kau mau turun atau di mobil saja?" tanya Cameron setelah kami sampai di depan rumah tommy tetangganya.

Aku pun menimbang nimbang dan memutuskan untuk ikut berkunjung dengannya.

"baiklah aku ikut dengan mu" ucap ku sambil keluar mobil ia pun mengikuti ku.

"permisi,Grace" ucap Cameron sambil mengetuk pintu rumah itu.

Berkali kali Cameron mengetuk namun belum ada jawaban,aku pun melihat sebuah bel yang ada di samping pintu rumah tersebut.

"coba tekan belnya siapa tahu itu sedikit membantu" Cameron pun melakukan instruksi yang ku ucapkan.

Dan tak lama kemudian seorang wanita yang ku tebak umurnya tak beda jauh dengan mom muncul di hadapan kami,itu pasti Grace.

"aha,Cameron.terimakasih sudah mau membantu ku"Grace pun tersenyum kearah kami lalu mengambil plastik yang ada di tangan Cameron.

"silahkan masuk.akan ku panggilkan tommy sebentar"perintah Grace pada kami.

Aku dan Cameron pun memilih duduk di ruang tamu milik Grace,ya kuakui rumahnya sangat amat nyaman dan hangat.

Tommy pasti sangat bahagia memiliki ibu seperti Grace yang ku lihat dia selalu menaungi dan memberikan waktunya terhadap tommy ya tidak seperti ku.Sekali lagi bukannya aku membeda bedakan dan tidak bersyukur tapi itu terlihat bahkan sangat jelas.

Broken wings//Cameron dallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang