***Suara gaduh membuat ku terjaga pagi ini,aku bersaha menarik selimut ku kembali sampai menutupi ujung rambut ku namun tetap saja hasilnya nihil.
Aku pun mencoba bagun perlahan dari atas ranjang berjalan gontai keluar dari kamar ku mengikuti sumber suara yang berasal dari ruang keluarga.
Dengan perlahan aku pun menuruni anak tangga tersebut untuk berjalan menuju ruang keluarga.
"Diam!persetan dengan kalian berdua.jangan pernah cari aku lagi" ku lihat shevanka berusaha menarik kopernya untuk keluar dari kediaman kami.
Aku berlari ke arahnya,menarik pelan tangannya berusaha menghentikan perbuatan konyolnya itu.
"Sheva,tidak kau tidak boleh pergi.bagaimana perasaan mom dan dad saat tau kau seperti ini?" Tanya ku masih dalam posisi menahannya untuk pergi.
Suasana pun menjadi hening sheva pun menarik nafasnya perlahan.
"Mereka tidak memperdulikan ku sama sekali,aku sudah sangat hancur."
Ucapan sheva pun berhasil membuat ku bungkam ribuan kampak berhasil menghujam hati ku perlahan.
"Shev aku dan megan disini untuk mu" jo pun maju selangkah dan berusaha menahan sheva.
"Cih,tidak jo.simpan wacana mu itu.kau hanya ada untuk dia dan pergi disaat aku butuh sosok kakak laki laki."
"Lepaskan aku meg,aku ingin pergi"
Sheva melepas cengkraman ku kasar kemudian mengeret kopernya keluar dari kediaman kami,ia menaiki sebuah mini cooper yang ku duga mobil milik Justin.
Aku menoleh kearah Jo nanar,mata ku mulai panas dan berair.Jo pun menarik tangan ku seraya menahan diri ku untuk tidak menangis.
"Leave me alone" ucap ku pelan.
Ku paksakan kaki ku melangkah pergi ke atas,namun tangan jo masih tetap menahan ku.
"Kau harus bersabar.aku mencoba seimbang dalam memahami kalian" jo pun memeluk ku,mata ku sudah sangat panas dan akhirnya sebuah air mengalir sempurna di pipi ku sekarang.
"Sulit meg,aku harus dewasa dengan kurangnya figur orang tua.tanggung jawab ku adalah kalian" aku memeluk jo erat sambil berusaha menyudahi tangisan ku.
Jo pun mengusap puncak kepala ku.
"Aku merindukan sheva dan aku masih butuh figur seorang kaka perempuan" ucap ku dalam dekapan jo,tangis ku pun semakin pecah.
.
Aku berusaha menyimak materi yang di berikan mrs.Anna sekarang namun tetap saja otak ku buntu.
Ku ketuk ketuk ujung pena kearah meja kayu di depan,ya menimbulkan sebuah suara yang cukup gaduh.
"Pst,meggy.diam lah aku sedang sibuk menyimak materi" tegur ashley pada ku.
"Baiklah baik,aku hanya bosan ash"
Dia pun menghiraukan ku dan terus mencatat, di detik selanjutnya ia pun menoleh ke arah ku lagi.
Aku pun menggidikan bahu binggung.
"Oh ya,jangan lupa kita ada latihan setelah pulang sekolah" ashley pun mengacungkan jempolnya ke udara.
Aku pun mengangguk perlahan.
Waktu pun terus bergulir,bel pergantian pelajaran berbunyi aku dan ashley pun bersiap diri untuk perpindahan kelas.
Mrs Anna pun memberikan instruksi pada kami kalau materi hari ini sudah selesai,kami pun berjalan keluar menyusuri koridor sekolah.Dalam perjalanan mata ku terus menyusuri jalan dengan jelih berharap Cameron berpapasan dengan ku namun sepertinya tidak untuk kali ini.
Mata ku terus berusaha mencarinya walapun hasilnya tetap nihil,tiba tiba saja tas ku tertarik kebelakang aku pun berhenti sejenak dan menoleh.
"Ada apa ashley?" Tanya ku heran.
"Lihat tempat mading di ujung sana,pasti ada sesuatu yang seru!"
Mata ku terarah pada mading sekolah yang begitu ramai,ashley pun segera menarik ku kesana tak sabaran.Aku pun terdiam saat melihat sebuah tempat pendaftaran di bawah mading.
Jantung ku berdegup tak karuan kali ini aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ku,cameron pun sekarang sedang duduk di kursi pendaftaran tersebut.
"Megan?" Tanyanya heran saat menyadari kehadiran ku.
Aku merasa oksigen di sekitar ku mulai menipis,merasakan hal itu aku pun merapatkan jarak di antara kami walaupun harus berdesakan dengan siswa lain.
"Iya,kau?-"
Cameron pun terkekeh.
"Tak ku sangka.aku,Nashy,dan Carter adalah panita kelas baru axelerasi untuk bulan depan"
"Jika kau ingin mengikuti progam ini kau dan teman mu bisa mencantumkan data diri di buku ini" jelas Cameron sambil menunjuk buku daftar tamu ke arah ku dan ashley.
Aku pun terdiam dan berfikir,Ashley pun menyenggol tangan ku dengan segera aku pun menoleh.
"Aku ingin mendaftar" ucap ashley mendahului ku,ia pun segera mengambil pena dari jemari nash.
Aku masih berdiam diri mematung.
"Aku punya brosurnya jika kau masih ingin berfikir dan kiranya kau berminat silahkan datang kembali" cameron pun menyodorkan sebuah brosur ke arah ku,aku pun mengambilnya.
"Uhm,terimakasih"
Ia pun tersenyum kearah ku,aku merasa pipi ini seolah terbakar melihat senyumannya.
Aku pun tersadar Nash dan Carter ternyata mengamati ku dengan seksama,mungkin karena efek kedua pipi ini.
Tanpa fikir panjang aku dan ashley pun segera kembali untuk masuk kelas.
.
Suasana lapangan yang ramai serta sorak sorai murid murid yang mengikuti ekstrakulikuler terdengar di telinga ku.
Aku beserta semua regu seleksi akhir kemarin sedang berdiri di ujung lapangan untuk menunggu sebuah instruksi dari kapten.Mata ku beralih ke lapangan football kebetulan ekskul kami berlangsung di hari yang sama.
"Shawn,touchdown!" Teriak seorang laki laki di tengah lapangan football.
Aku terus mengamati lapangan football,terus mencari seseorang yang ingin ku cari.
"Hey nona."
Aku pun tersontak kaget.seorang gadis blonde menyodorkan ku pakaian training dan handuk.
"Jangan melamun,segera rapihkan diri mu di kamar ganti lalu kita mulai latihan"
Aku pun mengangguk dan berjalan pergi kearah kamar ganti,lima menit pun berlalu aku pun ke luar dari sana.
Pandangan ku tepat tertuju kedepan dan aku pun mematung,dua orang di depan ku saat ini sedang berbincang bincang.
Mungkin,Kylie dan Cameron butuh kualiti waktu antar sahabat.
aku harus memahaminya.
"Tidak,aku dan dia hanya sebatas teman."
Aku pun mengenggam kuat handuk milik ku.
٨٨٨
Thanks for reading!yeay maaf br update hp aku rusak.makasih bgt yeu udah mau vote sm comment.love u xx
Btw di mulmed fotonya Jow alias Jonathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken wings//Cameron dallas
أدب الهواةMegan adalah gadis pemalu dengan segudang masalah di dalam pikirannya,ia sangat enggan bercerita tentang masalahnya terhadap orang lain maupun keluarganya.Sampai pada suatu ketika dia bertemu dengan laki laki bernama Cameron dan dia pun berhasil me...