10

837 80 2
                                    





.


Jantung ku berdegup lebih kencang dari sebelumnya entah mengapa aku gelisah namun disalah satu sisi aku gembira,sebenarnya aku ini kenapa?

Mengecek arloji ku kembali ya memastikan pukul berapa kah sekarang,Perasaan ku berkata aku harus bersiap dia bisa datang menjemputku kapan saja.

Satu jam telah berlalu aku pun sudah rapih,memutuskan untuk bercermin agar tidak ada kekurangan pada penampilan ku.aku merasa tubuh ku sangat kurus seperti manusia yang kekurangan gizi dan perhatian tapi disalah satu sisi aku menyukainya dengan alasan aku dapat tampil bebas memilih pakaian.

Deru mobil terdengar dari bawah,jantung ku kembali berdetak tidak siap namun aku mencoba untuk tenang serta menjauhkan segala fikiran negatif tentang dirinya dan diriku.Dengan segera aku menuruni beberapa anak tangga untuk mencapai pintu ruang tamu.

Aku pun mengambil nafas perlahan sebelum membuka pintu tersebut di detik selanjutnya suara bel rumah pun berbunyi pertanda ada tamu,rasanya aku ingin mati saja.Memberanikan diri untuk membukanya dan benar saja seorang laki laki muda berdiri memugunggi ku dengan balutan jaket kulit hitamnya yang ku tebak itu adalah Cameron.Ia pun berbalik dan menatap ku secara menilai lalu berjalan menutup jarak diantara kami.

"Kau tampil cantik hari ini terimakasih" ucapnya dengan ciri khas harum mint yang biasa ku hirup.

Mendengar kata katanya pun aku jadi tersipu malu namun aku bersih keras untuk menahannya.

"Bolehkah kita berangkat sekarang aku tidak mau membuang waktu dengan mu-"

"Ralat,maksud ku aku tidak mau membuang waktu" dia pun memalingkan wajahnya malu,astaga aku hampir gila di buatnya.

Kami pun berjalan ke arah mobil mustangnya,ia pun membukakan pintunya untuk ku.entah mengapa beberapa kembang api meledak ledak dalam perut ku sekarang.

"Terimakasih cam." Aku pun melempar senyum kearahnya dan ia pun membalasnya.

Keheningan menyelimuti kami hanya suara radio yang terdengar kali ini,ya kami berdua sibuk berkutik dengan pikiran masing masing.Aku berusaha mencari cari topik dengan sesekali menatapnya menyetir.

"Kita mau kemana?" Tanya ku singkat namun ia masih belum menjawab dan sibuk menyetir.

"Taman bermain"

Aku mengerenyitkan alis ku binggung sepertinya kemarin ia mengajak ku ke arena balap bukan taman bermain.

"Aku tahu,ingin cari hiburan saja sebelum mati." Jawabnya mengejutkan.

Aku tidak bekutik sama sekali ya aku masih belum bisa mencerna kata katanya.

"Balapan liar itu keras meg,aku bisa mati kapan saja di tempat demi uang dan omong kosong"

Aku pun memalingkan wajah ke arahnya dia pun menatap ku datar lalu menggidikan bahunya.

"Kau ini kenapa?" Tanya ku serius.

"Aku begini karena suatu alasan meg kau tak akan mengerti semua orang juga tak akan mau menjadi diriku"

Tanpa sadar tangan ku menyentuh bahunya pelan kemudian menjalar menyentuh lengan kekarnya itu.

"Percayalah kau bisa membagi cerita dengan ku mungkin tidak sekarang aku juga akan senang jika saling berbagi satu sama lain cam"

Entah mengapa aku merasa sedikit nyaman dan ingin bertukar pikiran terus menerus jika berada di dekatnya.

Ia pun menaruh tangannya dia atas tangan ku yang menyentuh lengan kekarnya itu meremas jemari ku pelan lalu mengembalikan tangan ku seperti semula.

"Terimaksih meg,tapi kau belum tau aku dan kita belum saling mengenal jauh"

Mata coklat indahnya terus menatap ku yang nyaris meleleh.

"Itu akan terjadi,percayalah." Aku mengulas senyum padanya.

Wajahnya sekarang berubah menjadi nanar dan kalap entah mengapa ia pun kembali fokus menyetir.

***

Waktu pun bergulir begitu cepat aku dan Cam sudah sampai di taman bermain yang begitu sederhana,cukup menyenangkan.

"Pukul berapa sekarang?" Tanyanya pada ku.

"Hm,tujuh."

"Baiklah,kita masih punya banyak waktu" cameron pun mengulas senyumnya.

Aku sebenarnya masih bingung karena waktu kami sangat bentrok dengan jadwal balapannya.Tiba tiba saja dua tangan miliknya menyentuh jemari ku kemudian meremasnya perlahan seraya menarik ku untuk terus berjalan kedalam taman bermain ini mengikutinya.

"Hey,sebenarnya kita mau kemana?"gerutu ku binggung dari belakang.

"Sudah ikuti aku saja kau tak akan menyesal" bantahnya sambil menoleh ke arah ku.

Ia berlari kecil dan tetap mengandeng tangan ku kearah bianglala besar di tengah taman bermain ini.

"Nah,sudah sampai.ayo naik" tawarnya sambil membuka pagar bianglala tersebut dan kami berdua duduk bersebrangan.

Kebetulan wahana ini sedang tidak di banjiri antrean maka dari itu kami bisa langsung naik.Beberapa menit kemudian kami sudah berhenti diatas,aku sebenarnya agak panik ya kalau boleh dibilang aku takut dengan ketinggian.

Cameron memalingkan wajahnya kearah ku namun aku menatapnya tanpa ekspresi.

"Apa kau takut meg?"tanyanya saat menyadari perubahan raut wajah ku.

"tenang.aku yakin setelah melihat yg satu ini semua ketakutan mu akan terbayarkan" lanjut cameron dari sebrang sana.

Aku menghiraukan omongan cameron dan memilih mencengkram jeans ku kuat sambil berdoa dalam hati.

Cameron dengan hening menyentuh jemari ku yang bergetar karena rasa takut,mengelusnya perlahan mencoba menenangkan ku.

"Tenang hey,coba liat ke kiri pelan pelan" perintahnya namun aku enggan mengikuti instruksi itu dan memilih menatap kedua sepatu ku.

Ia mengangkat dagu ku perlahan dan mata kami bertemu.Ku pandang mata coklatnya dengan seksama,begitu indah dan menenangkan.

"Percaya pada ku kau tak akan menyesal,ayo lihat ke kiri sekarang"
Cameron pun menghempit pipi ku dengan telunjuk dan ibu jarinya untuk memaksa ku menoleh ke kiri,aku pun pasrah.

Ku lihat pemandangan California dengan begitu keramaian dimana lampu lampu kota menyinari dan mengusir gelapnya malam ditambah lagi angin malam yang berhembus melewati wajah ku,oh astaga ini begitu indah.

"Tunggu beberapa detik lagi" ucap cameron yang masih memegang kedua pipi ku dengan telunjuk dan ibu jarinya.

Benar saja,sebuah kembang api meledak diatas kami.aku pun takjup melihatnya.

Segera saja aku mengalihkan pandangan ku kearah cameron,namun ia malah merapatkan jarak diantara kami aku pun sedikit terkejut rasanya oksigen di sekeliling ku mulai menipis.Bisa kurasakan nafas mint nya menyentuh wajah ku halus kemudian ku tatap mata coklat indahnya.

Ia pun langsung mencium bibir ku perlahan,kurasakan sentuhan hangat dari bibir kami yang saling bertautan.beberapa kembang api meledak diatas kami begitu juga di dalam perut ku ini adalah hal pertama  bagiku.

Aku pun segera menarik jarak diantara kami dia pun juga begitu,sekarang keheningan pun berhasil menyelimuti kami berdua.Terlihat kikuk satu sama lain Cameron pun memilih membuang muka dari pandangan ku.




.

Hi,maaf lateupdate ya.sibuk ujian soalnya dan aku mau double update kyknya sebagai peganti.terimakasih ya yg udh mau baca.ohh ya jgn lupa votmen kawands!

Broken wings//Cameron dallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang