***jarum jam terus berputar ku pandangi tiap detik kedua bola mata indahnya itu pupil cokelatnya sungguh menghipnotis dunia ku,masih dalam dunia sadar ku saat ini mengatakan dan yakin dia pasti akan menjaga ku. Kemudian tangan kekar pria ini membelai pipi ku perlahan satu sentuhan yang ia taruh untuk ku bagai sebuah tiket masuk bagi ribuan kupu kupu dalam raga ku.
"Megan?"
kali ini dia mentap ku memastikan aku benar benar ada disini atau tidak,ku dengar suara deru mobil range milik Jo lamanunan ini semuanya pun sirnah.
"i-iya?"
tanya ku malu sambil menatapnya hangat,ia membelai ku lagi namun tepat pada luka memar di wajah ku dengan relfek aku mundur selangkah ya di salah satu sisi aku enggan memberi kesempatannya untuk tahu tentang masalah ini.
"hey,tidak apa.kemari lah aku hanya ingin melihatnya."
aku bersih keras untuk menjauh dari nya langkah mundur ku kali ini semakin menjauh sampai batas ruangan kamar alih alih dia terus mendekati ku,rasa takut pun menyeruak lebar dalam batin ku.Cameron berdiri tepat pada pintu geser balkon ku lalu dengan perlahan iya menutupnya.
"got you."
bisiknya dari jauh,dengan segara berusaha mengapai ku namun diri ku sendiri masih bersih keras untuk kabur dari sosoknya.
"berhenti lah menjadi anak anak aku sangat lelah.Twan menyakiti mu!"
dia menarik lengan ku perlahan itu pun membuat ku tersadar,kali ini dia serius mimik wajahnya berubah drastis saat aku terus menghindar darinya aku pun hanya bisa menelan liur ku.kali ini dia menutup jarak diantara kami ia mendekap ku hangat menaruh dagunya tepat diatas puncak kepala ku.
"aku sungguh menyesal aku tidak pernah bisa menjaga mu"
aku menarik jarak diantaranya kemudian menatapnya dan menggeleng.
"Tidak,semua ini kebetulan Cam aku bersyukur memiliki mu kau selalu menjaga ku dan diri mu-"
aku pun menunjuk dada bidangnya pelan dengan satu jemari ku.
"adalah pelengkap bagi ku."
ku belai pipinya perlahan dengan tiap buku jemari ku,ia menutup jarak diantara kami kemudian menaruh tangannya di pinggul ku dan meremasnya perlahan bibirnya pun menyatu dengan milik ku jika boleh jujur ia sedikit mengobati luka memar yang ada disana dan di dalam hati ku sekarang,tidak lain tidak bukan aku merasakan sensasi nyaman itu lagi tiap kali kami seperti ini dunia ku untuknya semakin bertambah luas.Ia melumatnya lembut aku pun menempatkan kaitan jemari ku pada lehernya selagi ia menopang tubuh ku di ambang sesekali juga jemari ku berpindah di atas dada bidangnya.aku pun menyudahi ciuman ini dan menatapnya disalah satu sisi aku mendapati pupil matanya yang sedikit melebar tak ku pungkuri dia memang laki laki normal.
"aku berjanji kejadian ini adalah terakhir bagi mu."
ia menatap ku dalam untuk memastikan aku pun menyium bibirnya kembali, ia pun meresponnya.
"sst,jangan katakan itu lagi aku percaya pada mu Cam."
aku menaruh telunjuk ku persis di depan bibirnya,ia menatapku kosong entah apa yang dia fikirkan namun wajahnya tampak sedikit kalut.
"kau tidak apa?"
tanya ku sambil memastikan namun ia tersadar dan menggeleng perlahan.dia mengalihkan pandangannya kearah lain firasat ku berbisik bahwa ia sedikit ragu,aku pun menaruh jemari ku di pundaknya tak lama handphonenya berdering sempat ku lihat ia hanya menatap layar ponsel tersebut namun enggan untuk mengangkatnya mengangkatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken wings//Cameron dallas
FanfictionMegan adalah gadis pemalu dengan segudang masalah di dalam pikirannya,ia sangat enggan bercerita tentang masalahnya terhadap orang lain maupun keluarganya.Sampai pada suatu ketika dia bertemu dengan laki laki bernama Cameron dan dia pun berhasil me...