11

729 74 0
                                    




.


Keheningan terus berlanjut semenjak kejadian tadi di bianglala tidak ada satu pun diantara kami berinisiatif membuka topik pembicaraan.

Kulihat tangan Cameron bergerak menyentuh tape di dalam mustang klasiknya untuk menekan tombol on,musik pun mulai terputar mewakili kehingan kami.

Sesekali aku menenggok kearah Cameron yang masih terfokus menyetir di tambah lagi bisepnya yang mengencang di balik balutan jaket hitamnya itu akibat peganggan tangannya pada stir mobil,setelah bosan aku pun kembali menatap kearah jendala dan kebetulan rintik rintik air mulai turun dari langit.

Fikiran ku melangkah jauh,bagaimana jika hujan ini terus turun apa yang akan terjadi dengan balapannya.batin ku mulai bertanya tanya sendiri.

"Pakai jaket ku,sebentar lagi kita akan sampai di arenanya" Cameron membuka suara dari sebrang sana.

Ku lihat ia berusaha melepas jaket kulitnya dan menyisakan kaus putih polos pada badannya,di detik selanjutnya ia menyodorkan benda tersebut pada ku.

"Pakai,aku tak mau kau sakit.diri mu adalah tanggung jawab ku seutuhnya selagi Jo atau Shevanka tidak ada disamping mu"

Ia pun menatap ku sesekali kemudian lanjut menyetir.

"Tapi kau sendiri bagaimana?"

"Ambil saja,tak usah hiraukan aku dan  perlu kau ingat selama mustang ini masih bertahan aku pun juga begitu" Hiraunya dan masih tetap menyodorkan jaket kulit tersebut.

Tanpa fikir panjang lagi aku pun segera mengambil dan memakainya,aroma khas yang di miliki Cameron secara tak sengaja melekat pada tubuh ku.

"Kita sudah sampai,mari turun." Ucapnya pada ku,aku pun mengikuti instruksinya.

Dengan perlahan Cameron membuka pintu mobilnya,ku lihat sekeliling ku begitu ramai dan meriah.Banyak mobil mobil berjejer serta orang orang yang belum pernah ku temui berada di sini.

Cameron mengandeng tangan ku kemudian meremasnya pelan ya mungkin dia tau tangan ku sempat bergetar karena takut akan keramaian,kami pun terus berjalan menyusuri lautan manusia disini.

"Disana ada beberapa podium,kau bisa menonton ku dari sana" jelasnya kemudian menuntun ku kearah podium.

"Hey,hey.bagaimana dengan Jo?aku dan kau bisa mati jika terlihat" tanya ku saat kami sudah sampai pada podium.

"Jangan panik,kau tetap aman jika diam disini lagi pula Jo akan menjadi lawan ku di arena nanti" Cameron pun menyeringai jahat.

Aku benci melihatnya menyeringai seperti itu,menakutkan.

"Tunggu dulu bagaimana dengan kerabat kerabat mu di pub tempo lalu?"

"Mereka berada dibawah sana.ya para penghasil uang"

"Aku pergi dulu,jaga jaket ku baik baik ya"

Cameron pun meremas pundak ku perlahan lalu pergi meninggalkan ku sendiri diatas podium ini.

"Semoga berhasil cam,doa ku menyertai mu sekarang." ucap ku pelan sambil tersenyum kearahnya yang menghilang dalam keramaian.

Setelah itu aku pun berinisyatif untuk mencari Jo,mengedarkan seluruh pandangan ku ke arah arena ini dan tepat pada arah jam 12 di bawah sana Jo berdiri dengan kawan kawannya namun tidak dengan kehadiran Cameron disana.

Kurasakan seseorang menyentuh punggung ku.

"Megan?" Suara berat dari belakang ku berhasil membuat aku memutar badan kearah sumber suara.

Tubuh ku terasa beku dan tegang sekarang,aku kehabisan kata kata saat melihatnya berada di depan wajah ku.

"Harry!?" Pekik ku pelan.

Ia pun menyeringai lebar.



.

Megan ketemu sama Harry gaiz.wdyt?hhh.yauds lah yaa Cameronnya lg ilang mampir kerumah w.g

Makasih ya udah mau baca!jgn lupa vomment!mwa.

Fyi,Cek multimedia kl mau liat Harry.

Broken wings//Cameron dallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang