Airen Side
Aku melangkahkan kakiku menuju gerbang sekolah. Hari ini, ibu tidak ada karena ada sesuatu hal yang ia lakukan bersama kakekku.
Aku hanya menggurutu kesal, hari ini aku sudah cukup lelah, dan kini tugas sudah menungguku.
Aku kembali menghela nafas, kenapa seperti ini?
"Hey!" panggil seseorang, aku menatap kearah sumber suara.
Ah, guru aneh itu.
Ia berada didalam mobilnya, dan membuka kaca jendela mobilnya. Kepalanya menyembul jelas dari dalam mobil.
"Kau belum dijemput?" tanyanya, aku hanya menggeleng dan melanjutkan langkahku.
"Kau ingin pulang bersamaku?" tanyanya, seperti penawaran emas bagiku.
Tentu, aku ingin!
"Y-ya?" ucapku, iapun menyuruhku ketempat ia berada. Aku melangkahkan kakiku mendekati kaca mobilnya.
"Untuk apa kau melangkah kesini? Naiklah" ucapnya, aku berjalan memutar, dan membuka pintu mobilnya, dan duduk disampingnya.
Aku menutup pintu mobil kembali, memakai selt belt dan mobil jalan dari tempatnya.
"Kenapa kau belum dijemput?" tanyanya.
"Ibuku ada urusan dengan kakekku." jawabku singkat, dan menatap kearah jendela.
"Humm.. Lalu, bagaimana dengan sekolahmu hari ini?" tantanya, aku hanya menghela nafas. Memikirkannya saja sudah membuatku frustasi.
"Entahlah. Terbebani sekali rasanya" ucapku seperti sebuah curhatan.
"Ingin ku ajari?" tanyanya, aku menggeleng.
"Nanti akan merepotimu" ucapku, ia kembali mendengus.
"Tidak. Aku suka berbagi ilmu" ucapnya, aku kembali menggeleng dan menatap kearahnya.
"Aku rasa, tak akan perubahan" ucapku pesimis dan menatap kearah depan.
Sebentar lagi akan sampai rumahku.
Tunggu,
Mengapa ia tahu rumahku?!
"Kau tahu rumahku?!" tanyaku terkejut, ia menangguk.
"Saat aku melihat data siswa, aku melihat semua tentang dirimu. Namamu Airen Josephine, Golongan darah B, tinggi badan 166 dan berat badan 52 kg." ucap guru aneh itu yang membuatku memandangnya takjub.
Ia tahu semua tentang diriku?
"Ini rumahmu.." ucap Guru aneh itu menunjuk rumahku, yang refleks membuatku menatap kearah yang ia tunjuk.
Rumahku sendiri.
"Terima kasih" ucapku membuka mobil dan turun, menutup mobil kembali dan berjalan masuk kerumahku.
"Airen.." panggil guru aneh itu, aku menghadapkan tubuhku menatap kearahnya. Ia membuka jendela mobilnya, dan menatap kearahku.
"Besok ada ulangan. Berusahalah!" ucap guru aneh itu, kemudian menutup jendela mobil dan beranjak pergi.
Aku hanya tersenyum melihatnya yang seperti itu, ia berbeda dengan pak Beno.
Aku memasuki rumahku, dan berniat makan, lalu membersihkan tubuhku..
Baru sehabis itu, aku belajar..
***
Steven Side
Aku menatap kearah langit malam dan menikmati angin yang berlalu lalang di depan wajahku.
Aku berada di balkon apartemenku, dan menikmati secangkir teh. Sesekali aku tersenyum.
Sebentar lagi aku akan tunangan dengan seseorang.
Tentu, ia seorang guru sepertiku.
Ia seorang gadis yang cukup cantik.
Ia bernama Raina.
Aku kembali tersenyum, dan tak sabar menunggu hari itu. Aku ingin membangun sebuah keluarga bersamanya.
Namun, senyumku hilang saat seseorang melintas di pikiranku..
Seorang gadis SMU yang terlalu aneh bagiku, tetapi ia cukup menantang bagiku. Menarik, itulah penggambaran yang tepat terhadap dirinya.
Seorang gadis dengan phobia Matematikanya, yang cukup menyusahkan orang. Aku bertanggung jawab atas dirinya, dan aku harus merehab nilainya hingga mencapai rata rata.
Sepertinya, Beno sudah menyerah, hingga ia memperbolehkan gadis itu menyontek dengan sesuka hatinya..
Gadis yang malang.
Aku menyesap tehku lagi, dan melihat pemandangan matahari tenggelam.
Ia gadis kecil yang menarik, sangat menarik..
Hello, I'm back ;v sebenernya aku masih bingung, cerita ini mau dihapus atau enggak. Tapi, liat nantilah..
Yang di Mulmet itu foto Airen. Cantik?
But I hope You'll Enjoy :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesive Teacher
Teen Fiction[Private, please follow if you want read it!] Airen, seorang anak SMU, ia terkenal dengan sikap kurang terpujinya itu. Namun, Airen menyukai seseorang. Steven, seorang guru yang mengajar disebuah sekolah, tentu itu adalah sekolah tempat Airen mencar...