Airen Side
Aku memegang ujung seragamku gugup.
Dari tadi, tidak ada konversasi apapun di ruangan ini.
Diam, dan tenang.
Ia hanya menatap kearah tugas tugas beberapa murid, dan aku? Oh, aku seperti pajangan disini.
Kami duduk secara berhadapan, ia dimeja kerjanya, dan aku tepat berada didepannya.
"Airen.." panggil guru itu pelan, tak lama ia menatap kearahku.
Dasar guru aneh.
"Jauhi dia.." ucapnya yang membuat keningku mengerut sempurna.
Siapa?
"J-jauhi siapa?" tanyaku bingung, ia menghela nafas dan bangkit dari kursinya dan berdiri disampingku.
Apa?
"Jauhi Hans.." ucapnya, akupun menatapnya tak percaya. Apa ini?
"K-kau bercanda?" tanyaku, ia memggeleng.
"Kenapa aku harus menjauhi dia? Dia tak bersalah padaku.." ucapku sedikit memelas.
"Tetapi, kau harus menjauh darinya" ucapnya, aku menghela nafas pasrah dan bangkit dari dudukku.
"Tidak.." ucapku singkat, dan hendak melangkah meninggalkan ruangan ini.
"Tapi aku akan memberi nol pada setiap mata pelajaranku" ucapnya, aku berdecak frustasi. Aku memilih membalikkan badanku, dan menatapnya kesal.
"Kau ini aneh, sangat aneh!! Aku hanya berinteraksi padanya, dan kau menyuruhku menjauhinya? Kau ikut campur dalam urusanku, dan-"
"JIKA AKU BILANG MENJAUH, MENJAUH DARINYA!" bentaknya, akupun terdiam.
Ia, membentakku?
Kenapa aku merasa jika ia cemburu padaku yah?
Ah itu tidak mungkin Airen! Mungkin ia takut aku akan melakukan hal yang lebih dari tadi.
Yah, hanya berjaga jaga untuk diriku dan nilaiku..
"Baiklah" ucapku pasrah dan keluar meninggalkan ruangannya.
Perasaan aneh mulai menguasai diriku. Entahlah, ini hanya perasaan saja.
Akupun menarik nafas, dan mengepalkan tanganku dengan maksud menyemangati diriku sendiri.
Aku harus belajar, otakku sepertinya sedikit aneh..
***
Steven Side
Aku mengacak acak rambutku frutasi,
Apa yang kulakukan tadi?! Dasar, ia pasti akan curiga!
Sejak kejadian ia menatap wajahku, dan aku membalas tatapannya, ada rasa berkecamuk yang menghampiri diriku.
Entahlah, tetapi aku nyaman bersamanya. Aku juga tak suka, ia tersenyum seperti itu kepada pria lain, bahkan muridku sendiri.
Aku bahkan tak tahu, perasaan apa yang menguasaiku ini.
'Drtt' ponselku berbunyi, dan dan aku menatap kearah objek tersebut.
Raina menelfonku.
Dengan sigap, aku mengangkat telfon tersebut.
Tetapi, kenapa ada rasa aneh yang mulai menyerangku?
"Hallo?" ucapku, saat sambungan telefon menyala.
"Stev, kita harus mencari cincin pertunangan. Kau tidak lupa kan?" ucapnya lembut dari seberang sana.
Aku kembali terdiam, mengapa ada gejolak aneh dalam diriku?
"A-ah aku tidak lupa. Hanya saja, ini masih jam kerjaku" bohongku. Dapat kudengar, ia mendesah kecewa disana.
Kenapa aku bisa berbohong seperti ini? Ini salah!
"Raina-"
"Baiklah, mungkin lusa kita akan mencari"
'Tit'
Arrhgg!! Kenapa harus berbohong?
Aku mendecak frustasi dan melempar semua kertas yang berada diatas mejaku hingga berserakan kemana mana dilantai.
Ini aneh, aku sepertinya..
Mulai menyukai gadis itu.
Yah, aku menyukai gadis itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesive Teacher
Ficção Adolescente[Private, please follow if you want read it!] Airen, seorang anak SMU, ia terkenal dengan sikap kurang terpujinya itu. Namun, Airen menyukai seseorang. Steven, seorang guru yang mengajar disebuah sekolah, tentu itu adalah sekolah tempat Airen mencar...