Steven Side
Aku mengendarai mobilku, sesekalu menggengamnya dengan erat. Amarahku masih memuncak karenanya.
Orang yang duduk disampingku. Orang itu, yang membuatku kesal. Bodohnya, aku menyukainya.
Aku dan Raina sudah memutuskan pertunangan kami. Walau sudah kuanggap putus, ia masih berkekeuh agar ia tetap bersamaku.
Tapi sepertinya, jika aku melanjutkan pertunangan itu maka aku menjadi semakin bodoh.
"Kenapa kau melakukan ini?" tanya orang yang berada disampingku. Sedangkan aku sendiri memilih diam, dan menatap kearah jalan.
"Jawab aku!" ucapnya menaikan tone suaranya.
"Untuk apa kau bertanya jika kau sudah tahu jawabannya?" ucapku sinis tanpa memandang kearahnya.
"Jawabannya? Tentu, bahkan saat kau menyembunyikannya" ucap wanita itu yang membuatku mengerurkan dahiku.
Apa maksud perkataanya?
"Jawabanmu adalah, karena.." ucapannya terpotong, dan suaranya mulai melemah. Tidak, apakah ia tahu bahwa aku menyukainya?
"Karena aku bodoh" ucapnya yang membuatku menglaksonkan mobilku. Bagus, kini orang orang memandang kearah mobilku sengit. Siapa yang peduli?
"Siapa yang bilang kau bodoh?" tanyaku geram, ia hanya tertawa sinis.
"Tentu, faktanya mengatakan itu, Mr. Steven" ucap nya memanggil namaku, Namaku dengan.. Sinis.
"Fakta? Kau bertingkah seolah olah kau.." ucapanku terpotong karena aku sendiri bingung apa yang harus kukatakan pada anak ini. Ia wanita yang cukup keras kepala!
"Kau berkata, jika kau akan menjawab hal yang kusembunyikan. Nyatanya? Kau bahkan tidak tahu apa yang kurasakan sekarang" ucapku sedikit menaikan tone suaraku.
"Aku tahu, dan aku mengerti!" bentaknya yang membuatku memilih untuk mengesampingkan mobilku dan memarkirkannya pinggir jalan. Untuk, jalanan ini sepi.
"Katakan, apa yang kau tahu tentang diriku?" tanyaku ketus, ia hanya tersenyum sinis kearahku.
"Kau bahkan tidak menjawab pertanyaanky bukan?" tanyaku mulai geram, sedangkan ia?
"Aku berkata seperti itu karena aku tahu! Tapi, aku tak ingin menyinggung hal itu bagaimanapun aku masih memiliki pikiran yang cukup, sangat Rasional!" ucapnya yang membuatku kembali terdiam. Tidak, apa maksud perkataanya? Kenapa ia berkata seperti ini?
"Apa? Kau diam bukan? Aku hanya mengatakan sedikit kau bahkan tak bergeming! Seharusnya, kau paham dengan maksudku" ucapnya dan kembali menatap Jendela. Aku memilih untuk mengendarai mobilku lagi menuju apartemen ku.
Apa maksud yang ia bicarakan itu? Apakah itu tentang..
***
"Kau, akan tidur disini. Terpisah dariku. Itu mini kitchen dan segalanya. Terserah kau" ucapku menanggalkan jasku dan menekuk lengan kemeja putihku. Aku merasa, Airen menatap kearahku. Ternyata benar.
"Apa?" tanyaku. Ia hanya membalas dengan senyuman lalu memiringkan wajahnya. Tidak, ia akan semakin cantik!
"Kau sangat tampan, guru aneh" puji Airen yang membuatku terdiam. Aku? Tampan? Dan.. Guru aneh?
"Guru aneh katamu?" tanyaku dengan nada marah yang dibuat buat, ia hanya mengangguk.
"Kenapa kau mengatakan aku aneh?" tanyaku, ia membalasnya dengan tawaan.
Ia kenapa?
"Karena memang kau aneh! Coba kau pikirkan, kau membawa muridmu keapartementmu. Ini sudah golongan pribadi, bukan?" ucap Airen yang membuatku menepuk dahiku. Karena itu ia mengatakanku aneh?
"Kau menggertakku, tanpa bisa mengungkapkan perasaanmu yang sebenarnya" ucapnya yang membuatku kembali terdiam.
Apa maksud perkataanya?
"Kenapa kau tidak mengatakan saja padaku jika kau mencintaiku? Tanpa harus melakukan ini dan itu" ucapnya yang membuatku terdiam.
"T-tidak! Aku tidak menyukaimu" elakku, ia hanya tertawa miris. Tidak, ia tidak boleh tahu!
"Beri aku sebuah pengakuan perasaanmu" ucapnya yang membuatku menyerngit.
"Untuk apa?" tanyaku, ia kembali terdiam. Apa? Apa aku salah? Aku menyukainya tanpa bisa kukendalikan. Jangan salahkan aku, salahkan ia yang terlalu cantik.
"Karena aku, mulai menyukaimu" ucapnya yang membuatku terdiam.
Ia, menyukaiku..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesive Teacher
Roman pour Adolescents[Private, please follow if you want read it!] Airen, seorang anak SMU, ia terkenal dengan sikap kurang terpujinya itu. Namun, Airen menyukai seseorang. Steven, seorang guru yang mengajar disebuah sekolah, tentu itu adalah sekolah tempat Airen mencar...