Angin..
Air..Angin..
Kau sebagai angin yang terus menerbangkanku tanpa henti.
Meniup helaian-helain rambutku, membuatku terbang menuju langit ke tujuh.
Tapi, angin.
Kau pula lah yang menjatuhkan ku..
Kau pula lah yang menerjang ku dengan tiada henti.
Kau pula lah yang memporaporandakan hatiku.. mengguncangku dengan tiupan angin mu..Air..
Akulah airmu
Akulah yang membuat dirimu mengalir tanpa henti
Akulah yang membuat dirimu melupakan segala keresahanmu dengan aliran airkuAir, Angin.
Dapatkah kita bersatu? Bisa.
Karna, aku bukan hujan..
Atau mungkin aku belum berubah menjadi hujan.
Aku masih menjadi air yang mengalir dihulu sungai.Angin, kau menjatuhkan ku. Dan akhirnya Hujan itu bangkit.
Kini, kita bagaikan angin topan.
Kini, kita bagaikan badai.Kini, kau dan aku tidak dapat disatukan.
Jika memang kita bersatu, kehancuran akan datang.***
"Well well well, kau datang Anna? euuum, aku dapat mencium harum darahmu yang memikat." Gumam seorang laki-laki diantara keheningan malam."Kau bisa merasakan kehadiranku eoh?" Balas Anna, yang kini sudah berada dihadapan laki-laki itu.
"Kau datang sendiri? Baiklah, akupun tidak akan membawa pasukanku. Karna, kau sangat mudah untuk dihancurkan, Anna." Ucap Sebastian diiringi dengan tatapan tajam dan menusuknya.
"Aku Hana." Bisik Anna, ketika ia mendekatkan dirinya pada sebastian.
"kau Anna." Gumam sebastian diiringi tatapan dinginya.
"Aku Hana, dan kau Yoochun. Benar?" Ucap Anna dengan tatapan dinginya.
"Aku Sebastian!" Geraman tertahan itu mulai muncul diiringi taring yang mulai muncul.
"KAU MENGAMBIL RAGA ANAKKU! PERGILAH KAU KE NERAKA!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Anna mulai menerjang Sebastian.
"jika kau ingin menyerang ku, gunakan tubuhmu Hana! Jangan menyerang ku dengan tubuh lemah Anna! Kau membuang tenaga bodoh!" Sebastian dapat menghindar dengan cepat.
Tiba-tiba saja Sebastian mengerang dengan mata yang berubah menjadi merah.
Diri yang lain keluar dari tubuh sebastian, ia Yoochun.
Beralih pada Anna.
Tubuh Anna pun bereaksi sama seperti sebastian. Hana, keluar dari tubuh Anna."Aku datang Yoochun." Brukkk, tiba-tiba saja Hana terjatuh dengan memegangi tengkuknya yang berdarah.
"Aku muak melihatmu kembali, Hana." Gumam Yoochun, diiringi tatapan yang menusuk.
"AKU YANG MUAK MELIHATMU! KAU MENGHANCURKAN SEMUA KEABADIANKU! HARUSNYA KAU SADAR ITU!" teriakan hana menggema didalam ruangan itu. Sebuah kamar di Istana Rosyi.
"Seharusnya kau tau Hana. Aku masih mencintaimu, tapi mencintaimu membuatku sakit. Sehingga, aku harus meninggalkanmu." Ucap Yoochun, kini ia mulai melangkah mendekati Hana yang terkulai lemas dengan darah yang terus mengalir dari tengkuknya.
"Kau mencintaiku eoh? Tidak ada orang yang mencintai tapi terus menyakiti. Simpan kata-kata cintamu! Aaaaaaarrrrgggghhh kau apakan aku... Yoochun!" Sungguh, sebenarnya bukan ini yang Yoochun inginkan. Dia tidak ingin menyakiti orang yang selama ini selalu membayanginya. Tapi, amarah itu menguasai diri Yoochun.
"Kau bodoh Hana!"
"Yoochun.. dengar aku. Mungkin ini permintaanku untuk yang terakhir kalinya padamu. Yoochun.. ku mohon. Jangan lagi sakiti keturunan ku, maksudku keturunan kita. Kumohom Yoochun.. bebaskan lah mereka dari belenggumu." Ucap Hana diiringi tatapan memohon nya.
"Kenapa kau kembali Hana?
"Karna kau yang memaksaku kembali,"
"Kenapa kau meminjam raga Anna?"
"Karna kau pun meminjam raga sebastian, anakku!"
"Sebastian pantas mati."
"Lantas, kau pun harus mati Yoochun."
"Kau tidak mengerti aku!"
"Karna kau selalu menyembunyikannya dariku, kau tidak pernah membagi kisahmu padaku. Sampai dimana kau meninggalkanku, aku sakit. Kau harus tau! Kau pergi dan datang semaumu. Kau pergi tanpa meninggalkan salam perpisahan. WAE? WAE?" tangisan kesakitan Hana keluar. Ia menangis dengan lelehan airmata yang mengalir tiada henti.
"Kau tidak akan pernah mengerti." Tatapan yoochun kini mulai luluh, ia menjatuhkan tubuhnya dihadapan Hana yang tengah berlutut.
"Kau yang membuatku tidak mengerti. Ayo, ceritakan padaku.. Oppa." Tatapan Hana melemah, mata Hana kini berubah menjadi hijau. Yang berarti, ia akan kembali kepada alam.
"Kita akhiri Hana, sampai saat dimana kita dipertemukan kembali. aku akan menceritakan semuanya."
"KENAPA TIDAK SEKARANG? KAU MEMBUATKU MATI DENGAN PERASAAN TAK TERENAKAN." Teriakan itu kembali menyaring. bahkan, Anna mulai sadar dari pingsanya.
"Aku manusia srigala Hana. Aku keturunan bangsa srigala. Bangsa terkutuk kaum Vampire. Aku bukan adik Park Woobin."
"Lantas apa masalahmu? Kaum kau dan aku tidak pernah bersitegang."
"Hari dimana kau hamil, hari dimana aku meninggalkanmu. Adalah hari dimana aku menyaksikan kematian orangtua kandungku ditangan Ayahmu. Ayah kandungmu" Jelas yoochun.
"Bahkan aku tidak tau siapa ayah dan ibu kandungku. Dengan teganya kau meninggalkanku tanpa jejak, meninggalkanku dengan segala kesakitanku. Wae?" Tatapan Hana mulai melemah.
"Justru karna kau belum tau, aku semakin membenci keluargamu."
"Wae?"
"Aku membenci Ayah kandungmu, yang memperkosa ibu kandungku tanpa belas kasihan. Di hadapan ku, dihadapan ayah kandungku yang baru beberapa jam aku temui. Aku membenci ibu kandungmu yang dengan kejamnya, memenggal kepala ayah kandungku di hadapan ku. Dan pada akhirnya, orangtua kandungmu bunuh diri."
"Lantas apa masalahnya?" Geram hana
"Masalahnya terletak pada darah yang mengalir di tubuh mu, aku membenci darah keturunan orang yang telah merenggut semuanya dariku, termasuk kau." Sendu Yoochun.
"Ini tidak masuk akal, oppa. aku tau, dulu saat penyerangan istanaku. Itu adalah kau dengan para pengikutmu. Wae? Sampai disaat aku mati. Kau seakan menyalahkan sebastian. Jelas-jelas yang membuatku mati adalah kau." Lirih hana.
"Dendam menguasaiku. Kau tau sendiri bagaimana kaum srigala. Jika satu dendam menguasai benaknya. Ia tak akan pandang bulu, dan kau sudah tau. Aku membenci darah yang mengalir di tubuh mu."
"Aku tidak pernah mengerti dengan apa yang kau fikirkan, Oppa. Aku masih belum tenang. Tujuanku datang kemari untuk menguak cerita masalalu kita. Aku tidak pernah bisa menyerangmu. Karna sampai saat ini pun aku masih mencintaimu. Bodoh bukan?" Gumam hana diiringi tatapan sendunya.
"Bunuh aku sekarang.." lanjut hana.
"Ini malam purnama, Haruskah kita meninggalkan mereka dengan keabadian yang tenang?" Tatapan Yoochun teralihkan ke tengkuk Hana yang masih mengeluarkan darah. Itu salahnya, ia menggunakan kekuatan kesakitannya.
"Aku yang akan meninggalkanmu, oppa. Meskipun aku masih benar-benar tidak mengerti dengan arah fikirmu. Tapi, aku sudah merasa senang. Kau akan mengakhiri ini semua kan?"
"Ya, Hana. Sekarang, izinkan aku." Pinta Yoochun.
"Mendekatlah."
"ARRRRRGHHHHHHHHH" teriakan kedua makhluk itu menggema disekap dinginnya malam. Mereka saling menggigit satu sama lain.
MALAM purnama, dimana malam ini adalah malam keabadian Vampire.
Jika Vampire menggigit pas di nadi. Itu tandanya keabadian mu akan lenyap.Mereka lenyap. Menyisakan Anna yang menangis meraung menyaksikan dan mendengarkan cerita yang mereka lalui saat dulu.
Begitu pahitkah jalan cerita Hana kim?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire? (Completed)
FanfictionMereka datang tanpa pernah kuduga. Mereka berhasil mencuri perhatian ku. Mereka menginginkanku dengan segala kekuranganku. Aku tau hidup ini penuh dengan lika-liku. Cinta pun begitu.. Tapi, aku juga percaya. Bahwa Tuhan mempunyai rencana yang sangat...