3. Hukuman

339 32 4
                                    


"Eeh.. i.. iya bu" Rara menunduk sambil melangkah kan kaki nya ke depan untuk menghadap Bu Rumi.

"Kenapa gak ngumpulin tugas?! Belom nyalin?!" Bu Rumi menyimpul kan. Garang nya keluar.

"Iih.. enggak gitu bu.. tadi saya...."

"Lupa nyalin kan?! Makanya, kalo punya pr itu di kerjakan!" Potong Bu Rumi

"Di.. dih gak gitu bu. Saya lupa naro diatas meja. Saya khilaf buuu.." rengek Rara memelas.

"Saya gak mau tau! Yang nama nya gak mengumpulkan, ya gak mengumpulkan!" Ngotot Bu Rumi

Rara hanya menghela napas pasrah. Harga diri nya jatuh akibat merengek tadi. Dan diri nya sekarang tampak seperti anak nakal. Apa lagi dihadapan morning boy itu.

"Rara! Kamu ibu hukum berdiri sampai istirahat ke dua!" Kata Bu Rumi memutuskan se enak nya.

"Saya belom makan ibu. Masa saya disini sampe ishoma, kalo saya pingsan gimana bu?" Rengek Rara, lagi.

"Saya tidak perduli. Kalo pingsan ya tinggal bawa ke uks. Apa yang harus di permasalah kan?" Bu Rumi berkata enteng. Kelewat enteng malah.

'Sialan. Ni guru ngebuat gue ngerengek dua kali. Dooh. Jatoh harga diri gueee' batin Rara kesal. Rara hanya bisa kicep mendengar pernyataan Bu Rumi yang bicara seakan tanpa dosa.

'Still cute lo kak.' Batin Cowok yang berada di sebelah morning boy itu. Tanpa disadari, dia terkekeh.

"AYASHA DHIRGA UTAMA!" Bentak Bu Rumi ke cowok di sibelah Rara.

"Kenapa cekikikan?!" Bu Rumi mata nya hampir keluar. Kalau bukan murid teladan, cowok itu pasti udah abis ama Bu Rumi.

"Tingkah nya gemesin bu." Cowok yang bernama Ayasha Dhirga Utama atau disapa Yasha itu keceplosan

Kelas Rara menatap Yasha horor. Dia dengan cerobohnya mengatakan hal seperti itu apalagi di depan seorang guru killer. Yasha pun terlonjak kaget lalu menutup mulutnya.

Rara yang kaget hanya menunduk. Ia terkesiap atas apa yang di dengarnya. Rara sama sekali tidak mengenal Yasha dan baru saja tadi ia bertemu dengan Yasha. Tapi wajah nya familiar di ingatan Rara.

'Duh! Sial gue keceplosan!' Yasha menghela napas pasrah. Bersiap akan semburan yg akan di keluarkan Bu Rumi.

"Hhh.. Mario, bawa buku itu ke kelas X-IPA 2. Ayasha, kamu itu pintar dan murid teladan. Jangan buat ibu berubah pandangan terhadap kamu" ucap Bu Rumi lebih lembut sambil memijat dahi nya.

XI - IPA 3 hanya terkesiap mendengar perkataan itu. so lucky bisa dapat pengampunan dari guru seperti dia. Semua takjub atas apa yang terjadi.

"Iya bu. Saya minta maaf. Tidak akan saya ulangi lagi" ucap Yasha menyesal dan tertunduk.

"Hhhh.. sudah. Saya akan masuk ke kelas. Kalian boleh masuk ke kelas setelah Bahasa Inggris selesai. Nanti ibu yang bicara sama Mr. David. Sedangkan kamu Rara, kamu boleh kembali saat ishoma. Renungkan perbuatan kalian dan jangan berani kabur." Bu Rumi berlalu. Mereka semua menghela napas.

'Namanya Mario. Yang sebelah nya Yasha. Finally gue tau namanyaaa' teriak Rara dalam hati.

"Ra, lo sabar ya. Nanti gue bawain minum deh ke lo." Bisik Vira. Vira kasihan dengan sahabatnya yang satu itu. Sial banget memang.

***

Rara's POV

Udah 30 menit gue diri di tengah lapangan sendiri. Sumpah ini panas banget dan ini ngeselin banget. Vira dan yang lain bilang kalo mereka bakal ngasih minum ke gue setelah mereka berhasil kabur dari Mr. David.

NO LIMITS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang