BUGHSuara itu begitu terdengar mengerikan. Pukulan yang cukup keras dan pertahanan yang cukup kuat. Dia, Yasha sedang mencoba meredam emosinya tapi gagal. Dan dia, Mario yang mengakui kesalahannya. Sekolah sepi. Di taman belakang ini, saksi antara dua remaja laki-laki yang sedang meredam emosi.
"Cukup Mario. Gue gak mau liat Rara nangis lagi karena ulah lo. Lo suka sama Rara? Bilang! Lo gak suka? Bilang! Jangan buat dia kayak gini! Dan lo bilang yang sejujurnya tentang Shinta!" Bentak Yasha. Dia sudah lelah menahan emosinya.
"Lo sahabat gue Mario. Astaga, gue gak nyangka gue nonjok lo cuma kerana Rara. Tapi lo tau gue sayang banget sama dia." Lirih Yasha. Dia sudah lelah.
"Gue tau lo sayang sama dia. Jadi dia buat lo aja." Ucap Mario santai dan datar.
BUGH
"Mario! Gue bilang sportif!" Bentak Yasha setelah memukul Mario lagi.
"Sial!" Umpat Yasha melihat Mario yang berusaha berdiri akibat bogeman nya.
"Maafin emosi gue yang gak terkontrol ini. Tapi lo tau gue begini karena apa." Sesal Yasha yang mencoba membantu Mario berdiri. Dan Mario tidak memberontak.
"Gue tau. Gue maklumin itu." Ujar Mario dengan tulus.
"Mario! Yasha! Kalian.. astaga Mario!" Pekik seseorang.
"Ck. Cewek sialan ini lagi." Umpat Yasha.
"Kamu gak apa?" Tanya cewek itu yang sekarang sedang memperhatikan wajah Mario yang memar.
"Gak apa. Kamu ngapain masih di sekolah?" Tanya Mario berusaha tersenyum.
"Tadi ada urusan bentar. Aku obatin ya? Ayo ke UKS." Ajak cewek itu dengan binar cemas.
"Gak usah, dia sama gue baik-baik aja. Jadi mending lo pulang dan bocan-bobo cantik- di rumah lo." Usir Yasha.
"Sha." Tegur Mario.
"Mending kamu pulang." Ujar Mario sambil melepas genggaman tangan cewek itu.
Brak
Kertas berserakan dimana-mana. Sontak Mario, Yasha dan cewek itu menoleh."Shinta? Ma-Mario?" Ucap seseorang dari belakang mereka.
"Ups, sorry, gue gak maksud ganggu momen romantis kalian. Ka-kalo gitu, gu-gue duluan. Bye!" Pamit Rara dengan suara yang bergetar dan air mata yang sudah menyeruak ingin keluar. Rara melihat kejadian dimana Shinta dan Mario bengenggaman tangan. Oh bukan, Mario berusaha melepasnya tapi malah terlihat seperti balik menggenggam nya.
"Rara!" Pekik Yasha lalu mengejar Rara. Sebelum nya ia melirik Shinta sinis dan tajam.
Shinta hanya memasang wajah polos.
"Aaaarggghh!" Mario mengacak rambutnya frustasi kemudian meninggalkan Shinta yang masih mematung.
"Ups." Gumam Shinta dengan senyum yang tak bisa di artikan kemudian membereskan berkas yang berserakan di lantai.
***
Rara's POV
"Kak Rara kan?" Tanya seseorang dari belakang gue.
"Eh? Oh iya gue Rara. Lo--"
"Shinta kak." Potong cewek itu dengan senyum menawan.
Mirip dia
"Oh iya Shinta! Kenapa Ta?" Tanya ku dengan senyum yang di paksakan.
"Gini kak, boleh minta tolong gak?" Tanya Shinta dengan binar memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO LIMITS.
Teen FictionRara Anindhita. Seorang cewek yang gak bisa move on dari seorang Dylan Andra yhaksa. Hati nya yang semula hampa karena perpisahannya sewaktu masa smp kini mulai terhiasi dengan datangnya 2 orang cowok ke dalam hidupnya di masa putih abu abu ini.