33

189 13 27
                                    

AN : part ini mungkin sinetron banget. Tapi plis di baca. Gue gak tau lagi dah mau gimana ni cerita. So, gue buat yang panjang dengan kejelasan dan perkara. VOTE GUYS!!! Baca AN di bawah ya.. TYPO EVERYWHERE!!!

Kanina duduk di salah satu cafe di dekat sekolahnya. Ia menunggu seseorang.

"Gue lama ya?" Kanina menoleh kebelakang dan melihat Shinta yang tersenyum.

Masih dengan baju SMA mereka. Di jam pelajaran sekolah. Mereka nekat keluar hanya untuk membahas ini. Membahas untuk mengakhiri segalanya. Semuanya.

"Ya. Banget. Dengan muka sok polos dan imut lo itu, harusnya nyampe duluan sebelum gue." Kata Kanina sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.

Shinta tertawa. "Gampangan muka cantik lo kali." Kata Shinta.

Mereka pun memesan makanan terlebih dahulu. Sambil menunggu, mereka basa basi sedikit. Selesai makan mereka mulai perbincangan serius ini.

"Jadi? Kita mau gimana?" Tanya Shinta.

Kanina nampak berpikir sebentar. "Gue mau tanya, menurut lo, Yasha penting bagi Rara?" Tanya Kanina serius.

Shinta mengerutkan dahi, kemudian mengangguk. "Emang kenapa?" Tanya Shinta.

Kanina menyeringai menyeramkan, "I have a plan. This is gonna be cruel." Ucapan Kanina membuat Shinta merinding.

Tapi tetap saja, Shinta mendengarkan dan menyetujui rencana itu.

Rencana apa? Hanya mereka berdua yang tau.

***

Keesokan harinya, Rara masuk ke sekolah. Dylan memaksa agar Rara sekolah kembali. Awalnya gak mau, tapi akhirnya mengangguk dan menyetujui suruhan Dylan dan Yasha.

"Raraaaaa!" Pekik Sarah. Perempuan itu merangkul Rara.

"Kenapa lo? Kesambet?" Canda Rara. Sarah mengerucutkan bibirnya sebal. "Sialan lo."

"Gimana Zidan?" Tanya Rara. Senyum Sarah merekah sat itu juga. "Makin baik. Katanya hari ini dia masuk!" Ucap Sarah antusias.

Rara tersenyum kecil. "Bagus deh."

Seketika, senyum itu pudar. Melihat orang yang berpengaruh baginya, di gandeng perempuan lain. Bukan gandengan, malah perempuan itu memeluk lengan cowok nya sambil bergelayut manja. Dan cowok tersebut tersenyum saja.

Boleh kah Rara cemburu? Bolehkah Rara merasa terbakar? Bolehkah Rara melabrak cewek itu?

Siapa lagi kalau bukan Shinta dan Mario.

"Mereka.. kok deket banget?" Tanya Rara. Sarah menggigit bibir bawahnya. "Kan emang deket Ra." Elak nya.

Rara menggeleng. "Apa yang gue gak tau selama 1 hari gak masuk?" Tanya Rara sambil menatap Sarah degan pandagan tajam. Membuat Sarah sedikit terintimidasi.

"Woy woy! Gue pinjem buku Fisika lo pada! Gue lupa anying!" Vira menyerobot dan mengalihkan pandangan Rara yang tadi terfokus ke sarah, menjadi ke Vira.

"Anjir, ada pr?" Tanya Sarah. Vira menggeplak Sarah, "Iya bego. Nyimak grup kenapa." Kata Vira.

Sarah hanya cengengesan. Tak lama, Zidan menghampiri Sarah. Sarah pun segera memeluk Zidan.

"Gue ama Zidan ada urusan. Lo berdua duluan." Kata Sarah.

Rara dan Vira memutas bola mata malas. "Ya dah sono. Gayaan lo." Kata Rara. Sarah hanya terkekeh lalu melambaikan tangan.

"Vir,"

"Hm?" Balas Vira yang sekarang sedang berjalan di sebelah Rara.

"Ada berita apa kemarin?" Tanya Rara. Vira refleks menoleh dengan pandangan terkejut.

NO LIMITS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang