14. Reuni

209 18 7
                                    

- Manu Rios As Mario -
(Diganti juga yah, hehe)

"Rikaaaaa!" Rara berlari menghampiri sahabatnya semasa SMP dulu. Mereka berpelukan.

"Tambah cantik aja lo" Rika melihat Rara dari atas sampe bawah.

"Elo apa lagi Ka." Rara balas memuji teman seperjuangannya dulu itu.

"Gimana? Dapet?" Tanya Rika yang membuat Rara bingung.

"Dapet apa?" Rara mengernyit.

"Yah.. itu.. cowo" Rika menyeringai. Rara terbelalak. Dia harus apa?

"Eh... eemm.. itu.. gue.." Rara gugup. Dia gak yakin rencana ini akan berhasil.

"Hayoooooo" Rika menyeringai.

"Udah dapet dia Ka. Dan lo harus tau, dia tiap hari di kelilingin cogan!" Yang jawab justru Ratna. Anak kelas XI-IPA 1.

"Eh apaansih. Enggak. Biasa aja kok" Rara mengelak. Tunggu sampai mereka lihat.

"Di kelilingi berondong dia Ka." Tania ikut nimbrung. Dia teman sekelas Rara.

"Sumpah lo harus liat yg namanya Mario sama Yasha! Gila! Ganteng banget" Ratna heboh.

"Yasha itu pacar nya Rara. Mario sahabat mereka berdua." Lanjut Tania. Dan saat itu juga Dylan lewat.

Mampus lo! Panas

Rara tersenyum penuh kemenangan. Dia gak nyangka, bisa sebahagia ini. Reaksi Dylan pas denger juga kayak gak suka gitu.

Rara's POV

"Eh aapansih, enggak kok. Mereka orang biasa sumpah" kata gue.

"Ngalahin Dylan ganteng nya anjiiirr" kata Ratna. Kebetulan, gak jauh dari tempat gue ngerumpi, Dylan lagi ngobrol ama Leonard.

"Apa sebut-sebut gue?" Kata Dylan sewot.

"Idiih sewot" Ratna meledek Dylan. Gue? Kicep.

"Cemburu yah? Sampah" Kata Tania tanpa ragu. Bodoh ih.

"Eh, tuh kumpul yuk ama Sania ama Nanda." Ajak Tania.

"Ayu aja" kata gue dan disusul anggukan dari Ratna.

"Heeeyy" sapa gue. Dan seperti biasa, kita saling puji memuji. Kita pun cerita-cerita. Flashback masa lalu

"Dan lo inget gak waktu Dylan sama Kanina--" omongan Sania terpotong karena di sikut sama Tania. Terus mereka ngelirik gue dengan tatapan bersalah.

"It's okay guys." Kata gue sambil senyum kikuk. Kita pun melanjutkan perbincangan.

"So, lo udah punya pengganti?" Dylan nyamperin gue duluan. Gue lagi ngambil minum sendiri.

"Hm.. kurang lebih" ucap gue dengan senyum miring.

"Bagus, gue bisa bebas dari gangguan lo." Dylan tersenyum miring. Mulut minta di robek apa ya.

"Haha. Jadi gue ganggu? Tenang, hidup lo tentram sekarang." Gue tertawa garing.

Gue pergi dari hadapannya. Gue muak sama muka Dylan yang songong itu. Puas banget ninggalin gue. Liat nanti siapa yg puas ninggalin.

NO LIMITS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang