Kami baru pulang dari rumah kakek,kami hanya dua hari disana. Sebenarnya kami berencana untuk tinggal disana selama seminggu,tapi kakekku ini sangat membenci keluarga kami. Karena dia tidak setuju dengan perkawinan ayah dan ibu. Tapi kami tetap menganggapnya keluarga.
Sepanjang perjalanan sepertinya aku tertidur sangat lelap,karena aku merasa perjalanan pulang ini lebih cepat dari perjalanan pergi,tapi ini aneh. Saat aku bangun ternyata aku masih berada dirumah kakek. Apa yang terjadi? Mungkin ayah dan ibu berubah pikiran dan kembali ke rumah kakek.
Aku merasa badan ini sangat kelelahan bahkan untuk berjalan keluar kamar saja sangat sulit. Aku berjalan keluar kamar,aneh tidak ada seorangpun dirumah. Kucari ketaman belakang, ohh ternyata kakekku ada disitu. Kupanggil dia,dia melirikku tapi dia diam saja dan langsung pergi begitu saja. Aku bingung. Kudatangi kamar ayah dan ibuku tapi mereka tidak dikamar. Entah kemana mereka pergi.
Kakekku tidak mau bicara padaku, dia hanya melihatku dan pergi.
Aku terus berjalan keluar rumah dan melihat kakek sedang berdiri disebuah jembatan yang sudah hancur. Dia mengajakku ke atas. Dia lalu berbicara. "Jembatan ini sudah hancur,kau tau kenapa?" Tanya kakekku. "Kenapa kek?" Tanyaku heran. "Itu karena ayahmu tidak becus mengendarai mobilnya,hingga mobil kalian menabrak dinding jembatan dan masuk kesungai itu." Katanya.Aku tertegun,jantungku berdegup kencang. "Apa mereka baik-baik saja kek? Dimana mereka sekarang kek?" Tanyaku. "Mereka masih hidup dan baik-baik saja. Tapi kau,sudah mati."
Aku terkejut dengan ucapan kakek. Lalu kakekku membawaku ke suatu tempat yang mengerikan. Disana kulihat ayah dan ibuku mengahadap suatu pohon yang sangat besar. "Lihat,itu ayah dan ibumu! Aku membenci ayah dan ibumu karena mereka pemuja setan,dan sepertinya kau mati karena dijadikan tumbal. Pergi kesana dan bunuh saja mereka." Kata kakek seraya memberi pisaunya padaku.
Tanpa pikir panjang kuambil pisau dan kudatangi mereka. Mereka terkejut melihatku. Air mata ibuku menetes saat melihatku. Aku tidak perduli,mereka menjadikanku tumbal. Lebih baik mereka mati. Kutusukkan pisau itu tepat dijantung mereka.
Tiba-tiba kakekku datang dan tertawa. "Hahahaha mati kalian anak-anak bodoh!teganya kalian membunuh anak kalian dan menjadikannya tumbal." Dengan menangis ayahku menjawab "ayah,tumbal apa maksud ayah? Keluargaku kecelakaan saat pulang dari rumahmu,mobil kami hanya menabrak pembatas jalan lalu kami kembali kerumahmu. Anakku kau belum mati. Kakekmu salah paham,kami melakukan ini karena ingin memanggil arwah kakekmu. Sebenarnya kami sudah membunuh kakekmu sebelum kita pulang. Ayah kau sebenarnya sudah mati,tapi kau tidak menyadarinya."
Tanpa sadar air mataku menetes. Tanganku gemetar,lalu kakekku berkata. "Apa yang kalian lakukan? Kalian membunuhku? Dasar anak iblis,tapi setidaknya kalian mati ditangan anak kalian sendiri"