Part 5

7.1K 663 61
                                    

Soojung benar-benar geram karena tingkah lelaki yang menarik tangannya dan membawanya ke parkiran.

"Lepaskan!" ronta Soojung sambil menghentakkan tangannya hingga terlepas dari cekalan lelaki itu.

"Apa yang ingin kau lakukan?" teriak Soojng tepat di wajah lelaki itu.

"Aku akan mengantarmu pulang." jawab lelaki itu dingin.

Soojung menyeringai, "Untuk apa kamu mengantarku? aku bisa sendiri."

Soojung pun berbalik, tapi lagi-lagi tangannya dicekal oleh lelaki itu, "Yak! Oh Sehun! apa mau mu?" teriak Soojung yang benar-benar sedang membara karena perlakuan Sehun. Iya, laki-laki itu adalah Oh Sehun, Soojung benar-benar tidak percaya lelaki itu menawarkan sebuah tumpangan.

"Apa kau tidak mendengarkan perkataan ku? aku akan mengantarmu ke hotel." balas Sehun yang masih mempertahankan wajah dinginnya.

"Kau juga tidak mendengarku, aku tidak membutuhkan tumpanganmu!" balas Soojung lalu berbalik dengan cepat dan berjalan menjauhi Sehun.

"Apa kau pikir aku melakukannya atas kemauanku sendiri? ini juga permintaan oemma."

Langkah Soojung terhenti dan entah kenapa dia merasakan nyeri di dadanya yang amat sakit. Tadinya, dia berpikir Sehun melakukan itu atas kemauannya sendiri tapi tidak.

'Kau bodoh jika menganggap dia akan melakukan itu atas kemauannya sendiri, Jung' batin Soojung

Soojung pun berbalik, "Ucapkan kepada oemma aku akan pulang sendiri." setelah itu dia pergi lagi.

Sehun tidak akan tinggal diam.

"Yak! turunkan aku!" jerit Soojung ketika Sehun membawanya atau lebih tepatnya menggendongnya dan membawa Soojung ke dalam mobilnya.

Setelah Soojung duduk di moblnya, dia berputar ke tempatnya dan merebahkan pantatnya di kursi kemudi.

"Yak! buka pintunya!" perintah Soojung kesal.

Sehun tidak menggubris perintah Soojung dan mulai mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi agar Soojung tidak bisa keluar dari mobil itu saat dia lengah.

Akhirnya, Soojung menyerah dan memalingkan wajahnya ke luar jendela mobil. Tiba-tiba saja hujan turun dan hal itu mengingatkan Soojung akan kejadian saat dirinya menyatakan cintanya pada Sehun lalu Sehun meninggalkannya dan membiarkan air hujan membasahi tubuhnya.

Ingatannya tentang hari itu sangatlah terasa, bagaimana mungkin dia bisa melupakan kenangan yang menurutnya sangat menyakitkan.

Soojung menghela napasnya, dia benar-benar bosan dan ditambah lagi suasananya sangatlah canggung. Jika boleh memilih, Soojung ingin tidak mengenal Sehun agar hal seperti ini tidak terjadi di hidupnya. 

Soojung berpikir bahwa takdir sudah mempermainkannya dengan sangat kejam, takdir sudah membuatnya mengenal arti cinta yang sesungguhnya, tapi takdir juga mengenalkannya kepada kenyataan yang pahit dan rasa sakit yang menyesakkan dada.

"Kita sudah sampai."

Soojung mengatakan rasa terimakasihnya dengan kecil lalu membuka pintu mobil tanpa menoleh ke arah Sehun dan berjalan ke arah hotel yang ditempatinya.

"Kamu tidak ingin mengucapkan selamat malam."

Soojung menghentikkan langkahnya lalu berbalik ke arah Sehun. Tatapan mereka bertemu.

Soojung tidak tahu jika Sehun masih mengingat ucapan yang sering dia ucapkan setiap malam selama bertahun-tahun.

"Selamat malam." ucap Soojung pelan lalu berjalan lagi ke arah hotel.

My Brother is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang