Setelah menemui Jessica, Soojung langsung kembali ke rumah untuk menyiapkan barang yang akan dibawanya ke Perancis. Dia sudah membicarakannya dengan Jessica dan hari keberangkatannya adalah besok malam. Jessica menyarankan kepada Soojung untuk cepat-cepat pergi karena itulah yang terbaik.
Soojung pulang dalam keadaan sedikit mabuk karena wine yang diminumnya bersama Jessica. Dia berjalan sempoyongan memasuki rumah tetapi kepalanya yang sakit membuat dia berhenti di sofa dan mendaratkan bokongnya disana. Kepalanya dia baringkan dan kedua jarinya dia gunakan untuk memijit pelipisnya yang sakit.
"Aku harus menghentikkan kebiasaan ku meminum wine." gumam nya.
"Itulah yang harus kau lakukan!"
Soojung membuka matanya yang terpejam dan melihat Sehun yang sedang berdiri di depannya. Soojung mendecak kesal lalu bangkit dari sofa itu.
"Kau ingin kemana?" tanya Sehun sambil mencekal pergelangan tangan Soojung.
Soojung menoleh dan menatap Sehun dengan dingin, "Tentu saja ke kamar." jawabnya singkat lalu menghentakkan tangannya hingga terlepas dari cekalan tangan Sehun.
"Bisa kita bicara."
Sehun lagi-lagi mencekal pergelangan tangannya.
Soojung pun merasa kesal dan menatap matanya tajam, "Maaf, aku benar-benar lelah." ucap Soojung lalu menghentakkan tangannya sekali lagi dan pergi meninggalkan Sehun yang masih membeku di tempatnya.
***
Setelah memberitahukan semuanya tentang keberangkatannya, Soojung pun berniat untuk melakukan satu hal. Sore ini, dia berniat untuk pergi ke villa yang terakhir kali dia datangi dua tahun yang lalu. Intinya dia datang hanya untuk bernostalgia karena sepertinya dia tidak akan pernah mengunjunginya lagi.
"Kau ingin kemana?" tanya Soeun ketika melihat Soojung sedang berpakaian bagus dan bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat.
"Soojung ingin ke villa, eomma." jawab Soojung sambil berjalan ke arah Soeun yang sedang memotong sayuran.
"Benarkah? Jika begitu hati-hati dan cepat kembali karena kau tidak boleh terlambat untuk keberangkatanmu."
"Aku mengerti, eomma."
Soojung hendak berbalik tetapi Soeun memanggilnya.
"Ada apa, eomma?" tanya Soojung.
"Pergilah dengan Sehun."
"Jang..."
"Sehun-ah, pergilah bersama Soojung."
Terlambat. Soeun sudah memberi perintah kepada Sehun dan lelaki yang baru saja keluar dari kamarnya itu langsung menyetujui permintaan Soeun, dan itu membuat Soojung kesal.
"Pergilah dan berkeliling lah sesuka hatimu." ucap Soeun.
"Baiklah, aku pergi dulu." pamit Soojung seraya memeluk tubuh Soeun dengan erat.
Soojung langsung pergi dari rumah itu mengikuti Sehun yang sudah lebih dulu keluar.
*
Selama diperjalanan, atmosfer yang ada hanya diisi oleh keheningan yang mendalam. Tidak ada yang memiliki niatan untuk melakukan pembicaraan. Hingga Sehun akhirnya merasa bosan dan mulai mengeluarkan beberapa pertanyaan.
"Kau yakin ingin pergi?" tanya Sehun gugup.
"Hem." jawab Soojung sambil memalingkan wajahnya keluar jendela mobil.
"Apa kau tidak merasa kasihan kepada eomma dan appa?" tanya Sehun sekali lagi.
Soojung terdiam. Tentu saja dia merasa kasihan dan tidak enak karena harus meninggalkan mereka, tetapi hanya itulah satu-satunya cara agar dia sendiri tidak tersakiti dan bebas dari belenggu yang selam ini mencengkeram nya dengan kuat. Terbebas dari belenggu Sehun yang terus-menerus membuat batinnya tersiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother is My Love
FanfictionSoojung dan Sehun terikat dalam status saudara. Soojung mencintai Sehun, tapi tidak dengan Sehun. Sehun pun dijodohkan, dan saat Soojung kembali, ia mulai merasakan cinta pada Soojung. Keduanya saling bersama menjalani cinta di belakang semua orang...