Part 9

7.3K 640 56
                                    

  "Terasa sakit?"  

"Apa maksudmu?" akhirnya pertanyaan itu muncul setelah lama Soojung berpikir mengenai hal itu.

"Aku pikir hatimu terasa sakit karena melihat apa yang kami lakukan."

Sial!

Jika saja hukum di negara ini hilang, maka Soojung akan membunuh lelaki brengsek itu saat ini juga. Dia berjanji akan mencincang tubuhnya dan memberikannya pada anjing liar.

"Jangan percaya diri! aku bahkan tidak merasakan apapun, kau sudah hilang dari hidupku! dua tahun adalah waktu yang cepat bagiku untuk melupakanmu!"

Soojung langsung bangkit dari tempatnya dan berjalan dengan langkah yang berat menuju kamarnya yang ada dilantai dua. 

Soojung membuka pintu kamarnya dan menutupnya dengan bantingan yang keras, lalu dia berjalan ke arah ranjangnya dan merebahkan tubuhnya dengan kesal. 

"Agh.... sial! aku membencimu, Oh Sehun!" teriak Soojung frustrasi sembari memukul-mukul boneka beruangnya yang besar. 

"Kenapa Tuhan harus menciptakan lelaki sebrengsek dia? Kenapa Tuhan tidak menciptakan lelaki sebaik Appa." gerutu Soojung merasa tidak adil karena Tuhan harus menciptakan lelaki sebrengsek Sehun di dalam kehidupannya.

drt... drt...

Sooung mendecak kesal lalu mengangkat ponselnya yang berbunyi. 

Dia langsung duduk dengan tegak ketika mengetahui bahwa Jessica lah yang  menghubunginya. 

"Halo, eonni."

"Bagaimana hari pertamamu disana?"

"Emm... sedikit baik dan sedikit buruk." jawab Soojung 

"Benarkah? biar ku tebak, apakah Sehun?"

Soojung mengangguk, "Eonni benar, aku merasa lelah harus serumah dengan pria brengsek itu."

Soojung mencibir karena dapat mendengar nada tawa dari Jessica.

"Kau harus sabar, Jung. Tuhan sedang mengujimu, jika kau bisa mengendalikan diri maka semua akan baik-baik saja."

Soojung tertegun, Jessica memang paling bisa membuat hatinya kembali tenang. 

"Entah kenapa aku selalu tertegun dengan perkataan Eonni, aku sangat mengharapkan eonni ada disini."

"Eonni akan segera ke Korea jika terjadi sesuatu kepadamu, omong-omong kamu tidak apa-apa, kan?"

"Aku baik-baik saja eonni, pil yang eonni berikan sangatlah manjur."

"Syukurlah, eonni sangat mengkhawatirkanmu disini. Ingat! jangan kelelahan."

"Aku mengerti eonni."

"Baiklah, eonni harus pergi ke suatu tempat. Jaga dirimu."

"Baik, eonni."

Sambungan pun terputus dan Soojung merasa bosan. Dia melirik jam dan masih menujukkan pukul 8. 

Kurang dua jam lagi untuk dirinya dapat bertemu dengan Jongin. Sungguh, dia bosan dan tidak tahu harus melakukan apa.

Tok... Tok...

Soojung langsung bangkitdari ranjangnya dan berjalan ke pintu kamar untuk membukanya.

Wajahnya dia pasang dengan datar ketika mengetahui bahwa yang mengetuknya adalah Sehun.

"Ada apa?" tanya nya dingin.

"Bersiap-siaplah!"

Soojung mengerutkan keningnya, "Untuk?"

My Brother is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang