Keesokan harinya, Soojung terbangun dari mimpi indahnya. Ia bangkit dan berjalan ke kamar mandi untuk segera membersihkan dirnya. Setelah selesai, ia merasakan dadanya sesak. Dengan cepat, ia berjalan mencari obatnya tapi hasilnya nihil. Soojung terus mencarinya tapi tidak bisa ia temukan, ia kemudian mengingat lagi dimana ia meletakkan obatnya. Akhirnya ia ingat. Seingatnya, ia meletakkannya di ruang tengah. Dengan cepat, Soojung berjalan ke ruang tengah dan ia langsung menemukan Sehun yang sedang menelepon. Ia terkejut, sejak kapan Sehun ada di apartemennya?
"Kau kenapa?"
"Ak..."
Soojung menghentikan ucapannya ketika rasa di dadanya semakin menjadi-jadi. Tangan kirinya terus saja meremas dadanya yang sakit- dengan maksud ingin menghilangkan rasa sakitnya. Tapi itu semua tidak berpengaruh, ia tetap merasakan sakit.
"Soojung."
Sehun langsung berlari dan menangkap tubuh Soojung yang tiba-tiba saja tidak sadarkan diri. Sehun begitu panik, ia pun menggendong tubuh Soojung ala bridal style dan membawanya keluar dari apartemen.
*
Sehun benar-benar khawatir dengan keadaan Soojung. Saat ini ia sedang menunggu Jessica yang baru saja membawa Soojung untuk di periksa.
Setelah beberapa menit, pintu ruangan terbuka dan langsung memunculkan Jessica yang baru saja selesai memeriksa keadaan Soojung. Sehun pun bangkit dan berjalan ke arah Jessica.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Sehun panik.
Jessica tidak menjawab, wajahnya terlihat berbeda- seperti khawatir-. Hal itu semakin membuat Sehun cemas dengan kondisi Soojung.
"Aku mohon katakan apa yang terjadi pada Soojung?"
Jessica menghembuskan napasnya kemudian air matanya menetes, dan itu semakin membuat Sehun bingung.
"Soojung, dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi."
"Ap-apa maksudnya? Aku mohon katakan secepatnya!"
"Soojung, jantungnya melemah. Ia harus segera menemukan pendonor yang tepat."
Saat itu juga dunia Sehun terasa hancur lebur di bawah kobaran api yang dahsyat. Kakinya lemas dan ia tidak sanggup menahannya hingga memilih untuk duduk di bangku panjang itu.
"Aku tahu ini akan terjadi, Soojung tidak mungkin bisa menahan jantungnya yang terus-menerus melemah. Dia kesakitan, Hun. Tanpa kau sadari, Soojung sudah menahan rasa sakit ini sendirian. Bukan hanya batinnya yang sakit, tapi juga fisiknya. Sudah lama aku ingin memberitahukannya padamu, tapi Soojung melarangku. Ia tidak ingin kau sedih dan mengkhawatirkannya."
Ucapan Jessica benar-benar menghantam dada Sehun. Tiba-tiba saja ada air mata yang menetes di wajah Sehun. Oh tidak, sekarang ia menangis.
"Aku pergi dulu, aku harus mencari pendonor yang cocok."
Jessica pun pergi meningalkan Sehun yang masih termenung di tempatnya. Wajahnya sudah dipenuhi oleh air mata.
Sehun tidak menyangka bahwa ini semua bisa terjadi di hidup Soojung. Bagaimana bisa Tuhan memeberikan cobaan yang sangat berat pada Soojung. Bukan satu konflik, tapi beribu konflik dan itu membuat dada Sehun terasa sesak. Ia tidak percaya cintanya bisa menjalani kehidupan yang sangat rumit. Bagaimana bisa perinya tercinta menjalani kehidupan seperti ini? Bagaimana bisa Tuhan yang selama ini ia puja memberikan masalah yang sangat rumit pada gadis polosnya, bagaimana mungkin? Bolehkah Sehun mengatakan pada Tuhan bahwa sekarang DIA tidak adil? Bolehkah?
Sehun ingin meneriakkan hal itu, tapi ia takut Tuhan akan semakin membuat kehidupan Soojung berkurang. Astaga, apa yang sudah ia lakukan selama ini? Selama ini ia sudah menghancurkan Soojung. Ia sudah menyakiti hati perinya. Astaga, Sehun tidak percaya ini. Ia ingin mati, ia ingin pergi dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother is My Love
Fiksi PenggemarSoojung dan Sehun terikat dalam status saudara. Soojung mencintai Sehun, tapi tidak dengan Sehun. Sehun pun dijodohkan, dan saat Soojung kembali, ia mulai merasakan cinta pada Soojung. Keduanya saling bersama menjalani cinta di belakang semua orang...