BYH 14: Gadis Bermuka dua (2).

1.2K 80 4
                                    

"Mulai sekarang, kita jangan terlalu percaya sama siapapun yang bersikap manis sama kita."

Mereka semua mengangguk setuju. Apa yang dikatakan Fathur mungkin benar. Tidak semua orang yang baik di depan akan baik juga di belakang. Mereka harus lebih waspada dengan lingkungan sekitar mereka. Terlebih sekarang mereka sedang di incar oleh orang misterius yang mengaku diri nya di suruh oleh seorang anak kecil.

Sungguh mustahil memang. Mereka tidak banyak mengenal anak kecil, tapi tiba-tiba ada orang yang mengatakan jika anak kecil itu tidak suka dengan mereka bahkan berniat membunuh mereka. Mereka punya satu fikiran yang sama. Dan hanya satu nama yang langsung terlintas di fikiran mereka saat mendengar jawaban penculik itu, yaitu : Alena. Tapi di sisi lain mereka tidak akan percaya bahkan sangat tidak percaya jika itu memang Alena yang melakukan nya.

"Tapi menurut gue, disini kan cuma ada kita dan Alena, jadi gak mungkin ada orang lain yang bersikap baik di depan tapi buruk di belakang," timpal Zidane sambil menyeruput teh nya. Mereka semua sedang berkumpul di satu ruangan yang mereka bilang rahasia dan menjadi tempat mereka membicarakan hal yang penting. "Atau mungkin anak kecil yang di maksud itu Alena?" tanya Rahma.

Sontak, pertanyaan gadis itu langsung di hadiahi jitakan oleh Riri dan membuat dia sedikit meringis sambil mengelus kepala nya, "Hush! Ngomong sembarangan aja lu," Riri menatap kesal Rahma yang meringis sakit. "Anjir, sakit mba." Rahma melayangkan jitakan ke kepala Riri. Teman-teman mereka yang lain hanya menggelengkan kepala melihat tingkah dua gadis itu.

"Tapi mungkin Rahma bener deh, Ri. Karna kan kita juga gak terlalu banyak kenal sama anak kecil 'kan?"

"Ya bukan berarti ini ulah Alena juga dong, dia cuma anak kecil yang lagi nyari boneka. Dan gue bisa liat ketulusan dari mata kecil nya yang indah," Hafidz menepuk pundak Rayhan kencang dan membuat Rayhan meringis sakit. "Tumben lu bahasa nya puitis." Hafidz memasang senyuman lebar. Sedangkan yang di beri senyuman hanya menatap nya datar.

"Puitis baba lu! Biasa aja kayak gitu juga! Aneh lu." Rayhan mengalihkan pandangan nya ke luar jendela. Tepat saat itu juga, Rayhan melihat sesuatu dari luar jendela. Rayhan menyipitkan mata nya dan sosok itu semakin jelas. Berambut panjang dengan memakai baju putih panjang sedang menunduk. Mata Rayhan langsung melebar. Ia langsung menepuk-nepuk pundak Hafidz yang ada di sebelah nya.

"Ck! Apaan sih?! Sakit, oncom!" Hafidz menghindarkan bahu nya dari tangan Rayhan. Cowok itu terus menatap keluar jendela tempat dimana sosok itu berdiri. Tubuh nya serasa kaku, bulu kuduk nya pun juga berdiri, dia merasa angin dingin langsung menyerbu tubuh nya.

Teman-teman nya yang lain sedikit memiringkan kepala mereka dan menatap bingung Rayhan, "Han! Lu kenapa?" tanya Achi. Cowok itu masih diam dengan pandangan kosong ke luar jendela. Fathur pun langsung mengikuti arah mata Rayhan dan menyadari keberadaan sosok itu.

Fathur memajukan badan nya dan menepuk kencang pipi Rayhan, "Istighfar, Han." Fathur mencoba menyadarkan Rayhan dari pandangan nya yang kosong. Hafidz pun ikut membantu dengan cara mengarahkan badan Rayhan ke hadapan nya. Dan tepat saat itu juga, Rayhan yang mereka kenal berubah drastis. Tatapan nya yang tajam ke arah Hafidz membuat cowok itu menjadi sedikit menakutkan.

"Lu mau main plotot-plototan sama gue? Ayo, gue jabanin. Gue selalu juara kalo main gituan," Hafidz tersenyum lebar ke Rayhan. Cowok yang biasa nya langsung membalas nya dengan candaan tidak lagi seperti biasa nya. Rayhan menatap dingin Hafidz.

"Dia kerasukan." bisikan dari Raina semula nya tidak dihiraukan Hafidz. Dia memang bukan orang yang gampang percaya. Namun, Rayhan menarik tangan nya kencang dan membenturkan badan Hafidz ke tembok. Spontan, temen-temen mereka yang melihat itu langsung berdiri dari posisi duduk nya dan berjalan menghampiri Hafidz yang terduduk lemas di lantai.

[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang