BYH 15: Rahasia Terbongkar.

1K 76 1
                                    

"Ayo cepat! Sebelum Alena tau kalian pergi bersama ku,"

Mereka semua mempercepat langkah keluar rumah. Sekarang, mereka ingin mencari tau tentang Alena. Ya, semua tentang Alena.

Suasana hutan-hutan yang sejuk sekaligus menyeramkan menyambut mereka. Suara gesekan antara sepatu mereka dengan daun-daun yang berserakan juga mulai terdengar. Sesekali mereka menyingkirkan ranting-ranting yang menghalangi pandangan mereka.

Rumah Om Andri terletak tidak jauh dari rumah Alena. Tapi karena banyak pohon-pohon dan suasana yang menyeramkan, perjalanan ini terasa jauh.

"Om yakin Alena gak bakal tau kalo kita keluar dari rumah nya?"

"Ya, om berharap seperti itu. Dia akan marah jika tau kalo kalian bersama om." jawab nya tanpa menoleh ke arah Kharisma.

Mereka terus berjalan sampai menemukan api unggun yang menyala. Suasana yang dingin perlahan menjadi hangat. Ada satu rumah yang tidak terlalu besar. Mereka menebak itu pasti rumah Om Andri.

Saat memasuki rumah itu, ternyata luas dalam nya tidak seperti luar nya. Bagian dalam rumah nya cukup luas. Bersih dan tidak kotor. Mereka di buat heran karena disini tidak ada siapa-siapa.

"Om, boleh nanya sesuatu?" ujar Rahma dengan hati-hati. Mereka sedang menunggu Andri yang membuatkan teh untuk mereka. Jarak antara dapur dan ruang keluarga juga tidak terlalu jauh. Itu membuat suara Rahma masih bisa di dengar.

Andri menoleh sambil tersenyum, "Nanya aja. Emang mau nanya apa?"

"Disini Om tinggal sendiri? Gak ada anak atau istri gitu?"

Om Andri tidak terlihat tersinggung sama sekali. Justru dia malah tertawa kecil. Setelah selesai membuat, ia di bantu Fathur langsung membawakan gelas-gelas teh untuk mereka semua.

Om Andri duduk di sofa dekat Achi. Ia tersenyum ke arah Rahma. Ia membuang nafas kasar.

"Dulu saya dan istri saya punya satu anak. Tapi waktu itu kami kekurangan harta dan terlalu berambisi untuk jadi orang yang kaya. Keluarga Alena termasuk keluarga yang bisa di bilang kaya. Saya di janjikan banyak oleh mereka. Sampai saya tidak sadar kalau istri dan anak saya perlahan semakin menderita karena menunggu saya pulang ke rumah.

Om gak di bolehin buat pulang sampai Om bisa seperti keluarga Alena yang punya harta banyak. Istri dan anak saya kelaparan di rumah. Mereka pernah mendatangi rumah Alena tanpa sepengetahuan saya. Mereka ingin bertemu dengan saya tapi di usir dan saya sama sekali gak di kasih tau tentang itu. Sampai beberapa hari kemudian, mereka meninggalkan saya untuk selama-lama nya."

Om Andri menyenderkan punggung nya pada sofa. Tatapan nya kosong karena mengingat masa lalu nya. Perlahan, air mata pun juga lolos dari mata nya. Mereka yang melihat itu merasa sedikit bersalah karena mengingatkan masa lalu nya.

"Maaf ya Om. Jadi inget masa lalu kan tuh." Rahma tertawa kecil dengan perasaan yang juga tidak enak.

"Gapapa kok. Justru saya memang harus menceritakan ini dengan kalian. Kalian harus menyelesaikan misteri ini. Saya akan membantu kalian semua."

"Euum, boleh Om lanjutin cerita Om? Kita jadi penasaran." Semua menatap jengkel Zidane. Sebenernya mereka tidak ingin memaksa Om Andri untuk menceritakan masa lalu nya. Tapi Zidane malah berkata seperti itu yang membuat mereka semakin merasa tidak enak.

"Boleh kok. Semenjak mereka berdua meninggal, saya baru mengetahui kabar itu dua minggu kemudian. Saya benar-benar menyesal karena terlalu mementingkan diri sendiri sampai saya tidak memperhatikan keadaan mereka berdua." Om Andri memberi jeda sebentar, "Saya mau kasih tau kalian cerita tentang kedua orang tua Alena yang di bunuh. Kalian siap denger nya?"

Mereka mengangguk cepat. Pandangan mereka menatap Om Andri dengan serius.

"Kedua orang tua Alena di bunuh oleh Alena sendiri," Om Andri menatap kedelapan remaja itu dan bisa melihat ada ekspresi terkejut karena ucapan nya. "Alena sering di bully. Dia sering menangis di kamar nya dan hanya saya yang sering menemani dia. Orangtua nya terlalu sibuk mengejar harta sampai berimbas ke Alena. Anak itu sering di bilang tidak punya orangtua, anak pembantu, gadis aneh, pokoknya banyak kata-kata yang keluar dari mulut teman-teman nya."

"Sampai akhirnya dia merasa dendam mungkin dan tanpa sepengetahuan kami semua, dia mengambil pisau di meja dapur. Dia menunggu orangtua nya pulang dari kantor. Saat orangtua nya sudah pulang bersama saya, dia melakukan hal yang sama seperti biasa nya dan membuat orangtua nya tidak curiga. Tapi saya sudah menyadari satu hal dan saya bertanya dalam hati benda apa yang sedang dia pegang saat itu.

Alena tersenyum sinis. Dan dia langsung menusuk perut ayah nya saat ia sedang mencium pipi ayah nya. Ibu nya terlihat panik. Saya berusaha melindungi ibu nya tapi entah kenapa dia seperti orang yang kerasukan. Dia melempar pisau nya saat ibu nya lari dan tepat mengenai punggung nya. Malam itu benar-benar kejadian yang tragis. Setelah malam itu berlalu, dia mengatakan kepada saya agar tidak memberitahu siapapun.

Kasus itu ketauan oleh polisi. Dia pergi dan kejadian nya persis seperti kalian. Masuk ke dalam hutan terlarang ini. Saya yang tadi nya cuma mau ngejar dia biar dia tidak takut dengan polisi justru jadi ikut masuk ke sini. Dia menemukan rumah yang sekarang dia tinggali. Berhari-hari ia habiskan untuk membunuh orang yang masuk ke hutan terlarang ini. Kejadian nya juga sama seperti kalian, berkata jika boneka nya hilang padahal dia hanya ingin menjebak kalian dengan boneka itu."

"Menjebak dengan boneka itu? Maksud nya?"

"Dia selalu meletakkan boneka nya di tempat-tempat yang seram seperti jurang, atas pohon, dekat sungai dan tempat-tempat yang bisa memudahkan dia untuk membunuh orang itu. Dan jika target nya susah, dia selalu meminta bantuan dengan saya ataupun pengawal yang juga ikut masuk ke sini."

Mereka meringis dan saling bertatap. Mereka benar-benar bersyukur karena belum terjebak oleh Alena. Gadis itu benar-benar licik dan pintar. Pantas saja banyak hal-hal aneh yang mereka temukan saat di rumah angker itu.

"Kalian beruntung karena belum terjebak oleh nya. Dan bisa mendengar ini dari saya karena saya sendiri sudah tidak tahan dengan perbuatan nya."

Mereka mengangguk pelan. Om Andri masih punya hati yang baik walaupun dulu dia mengincar mereka semua untuk di bunuh oleh Alena.

Tiba-tiba mereka merasakan angin kencang sampai membuat jendela terbuka. Perasaan tidak enak pun muncul di hati Om Andri dan mereka semua. Mereka tidak ingin kejadian kemarin yang awal nya juga seperti ini akan terjadi lagi.

"Sebaik nya kita masuk ke kamar. Akan saya antar kalian ke kamar."

Bersambung...

Hai! Ketemu lagi sm gue setelah hampir sebulan vakum. Bagaimana kelas baru kalian semua?
Me: Biasa aja. Ada anak baru cowok mayan cakep tapi gue gk tertarik.

Btw gue bakal update next lagi nanti malam yaww..😊😊

[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang