"Eh gila, seragam gue mana nih?" teriak Zidane. Cowok itu baru selesai mandi dan masih memakai kaos putih polos dan celana pendek berwarna hitam.
"Ada di lemari, cari aja." jawab Fathur.
"Enak ya lo berdua gak masuk," ketus Rayhan.
Fathur memandang Rayhan dengan ekspresi jengkel, "Yeehh. Kita kan solid, mau jagain Rahma. Lagian kalo semuanya gak masuk nanti kan guru pada curiga karena kita gak masuk berjamaah," jawabnya.
"Iya deh iya."
Setelah itu, Zidane dan Rayhan langsung bersiap-siap memakai seragam sekolah sedangkan Fathur dan Hafidz sedang bersandar di sofa sambil bermain games.
Tidak lama, suara pintu terbuka. Semua mata memandang ke arah pintu itu. Muncul lah Riri dan Achi yang sudah siap dengan seragamnya. Mereka berdua langsung berlari kecil ke kasur dan duduk diatasnya.
"Kita udah siap dong," pamer Riri.
"Bodo." jawab Zidane dan Rayhan bersamaan.
Riri berdecak sebal mendengar jawaban dari kedua cowok itu. Teman-teman mereka yang lain hanya terkekeh. Setelah beberapa saat, Zidane dan Rayhan sudah siap dengan seragamnya masing-masing. Mereka berdua menyambar tas yang sudah mereka ambil di rumah masing-masing dan menyampirkannya ke sebelah bahu.
PRANGG!!
"AAAAAHHH!!!"
"AWWW!!"
Suara teriakan itu membuat perhatian mereka semua teralihkan. Fathur dan Hafidz mematikan games nya lalu mematikan handphone mereka dan meletakkannya diatas sofa. Mereka yang sedang duduk santai langsung bangkit dari posisinya dan keluar dari kamar Fathur menuju tempat sumber suara.
Setelah menuruni tangga, mereka mengedarkan pandangannya ke seluruh wilayah. Baru saja mereka ingin melangkah, Kharisma dan Rahma langsung berlari ke arah mereka semua. Wajah mereka berdua terlihat panik dan ketakutan.
"Eh, eh, lo berdua kenapa lagi sih?" tanya Zidane.
Riri merangkul Kharisma sedangkan Achi merangkul Rahma. Riri dan Achi berusaha menenangkan kedua teman mereka yang terlihat ketakutan. Rahma dan Kharisma masih diam sambil mengatur nafas mereka yang tidak teratur.
"Rah? Khar? Jawab dong!" suruh Fathur.
"Dapur..." lirih Kharisma.
Teman-teman mereka langsung berkerut kening. Fathur langsung berlari ke arah dapur disusul oleh semua teman-temannya. Sesampainya disana, mereka benar-benar dibuat terkejut. Gelas-gelas kaca pecah dan berserakan dimana-mana. Fathur memandang ke seluruh wilayah dapur. Darah memenuhi dinding dapur rumahnya. Fathur menoleh ke arah Rahma dan Kharisma yang masih dirangkul Achi dan Riri.
"Ini kenapa?" tanya Fathur datar.
"Mereka dateng lagi tur," jawab Kharisma.
Fathur menggeram dan mengepalkan kedua tangannya. Matanya berubah menjadi tatapan penuh kebencian. "Mau mereka tuh apa sih?!" bentak Fathur. Ia sudah sangat kesal dengan semua terror yang menghantui mereka semua. Sebenarnya, siapa kedua sosok itu? Kenapa mereka mengirim terror demi terror kepada mereka?
"Tenang dulu, guys. Kalian jangan sampe terpancing emosi karena ulah dua sosok itu. Mungkin aja mereka sengaja ngelakuin ini biar emosi kalian tuh terpancing dan kalo kita lebih mentingin emosi otomatis kita bakal jadi lengah, nah kalo kita lengah mereka bakal jadiin itu kesempatan buat lebih ngejebak kita semua," ujar Hafidz.
"Ya tapi gue kesel lah, Fidz. Udah tiga orang nih yang kena terror. Trus nanti siapa lagi?" ketus Fathur.
"Hush! Omongan doa tur," balas Riri. Fathur hanya mendengus sebal. Disaat itu, tanpa sepengetahuan mereka semua, Zidane melihat siluet hitam tidak jauh dari tempatnya berada dan siluet hitam itu langsung pergi ke arah kamar mandi. Zidane yang penasaran langsung berlari begitu saja menyusul siluet hitam itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/54342834-288-k328695.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔
Terror{COMPLETED} Grup Pemecah Misteri seri 1 Kisah 8 orang anak yang ingin berlibur ke sebuah desa namun tanpa mereka sadari, mereka memasuki sebuah hutan yang terlarang. Mereka bertemu dengan seorang anak kecil yang misterius, meminta tolong kepada mere...