BYH 30: Penemuan Boneka (END)

1K 68 1
                                    

"Udah siap semuanya?" tanya Fathur sambil berdiri di ambang pintu dan menatap teman-temannya yang sudah selesai berkemas dan memakai tas ransel mereka masing-masing.

"Udah." jawab mereka serempak.

"Sebelum kita mulai perjalanan ini lagi, kita berdoa dulu. Berdoa dimulai..."

Setelah berkata seperti itu, mereka semua langsung menunduk dan berdoa dengan sangat khusyuk. Jangan ditanya lagi bagaimana perasaan mereka saat itu. Jantung mereka berdetak lebih cepat, pikiran mereka tentang hutan terlarang itu mulai berputar dan bahkan sebagian dari mereka tangannya berubah menjadi dingin karena keringat.

Semalam, Eva berkata jika dua sosok itu sangat kuat dan karena itu, ayah Eva memberikan mereka masing-masing kalung dan batu berwarna merah terang. Eva juga berkata bahwa ada dua kemungkinan yang terjadi saat mereka melawan dua sosok itu. Kemungkinannya adalah selamat atau.... Mati. Sontak mereka yang mendengarkan itu pastinya terkejut.

Setelah selesai berdoa, mereka menghampiri kedua orangtua Riri dan berpamitan. Untung saja kedua orangtua Riri mempercayai ucapan mereka yang berkata bahwa mereka ingin liburan ke tempat-tempat rekreasi dan wahana-wahana.

"Coy, gue deg-degan anjir." ujar Rahma saat mereka sudah masuk ke dalam mobil.

"Sama," balas Riri.

"Udah diem aja. Yang penting kita udah doa, 'kan? Inget kata Eva, kita gak boleh mencar-mencar lagi atau masalah ini gak bakal selesai," jawab Fathur dengan pandangan masih fokus pada jalanan di depannya.

Dalam diam, mereka semua membenarkan ucapan Fathur. Semalam Eva banyak menitipkan pesan pada mereka dan salah satunya adalah mereka tidak boleh berpencar. Mereka tidak bertanya apa-apa lagi dan memilih untuk mematuhi nasihat Eva. Mereka juga tidak mau jika sesuatu terjadi lagi pada mereka.

Sepanjang perjalanan, hanya keheningan yang ada diantara mereka. Tidak sepertinya biasanya mereka menghabiskan waktu dengan bercanda gurau. Pikiran mereka terbayang-bayang dengan kejadian-kejadian yang akan mereka hadapi nanti. Sesekali mereka menarik nafas lalu membuangnya untuk menenangkan jantung mereka yang sedari tadi berdetak tidak karuan.

Di tengah-tengah perjalanan, mobil mereka tiba-tiba berhenti mendadak. Membuat mereka semua hampir terjungkal ke depan jika tidak buru-buru menahan tubuh mereka. Beberapa saat, mereka saling pandang dengan alis berkerut.

Dan tepat saat itu juga, suasana di sekitar mereka yang tadinya masih ramai dengan kendaraan, berubah menjadi sepi dan banyak pepohonan tinggi. Persis seperti suasana hutan terlarang. Fathur melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan seketika dia terkejut.

"Eh kok kita udah sampe sih? Perasaan baru sebentar," ujar Zidane.

"Ini udah jam delapan lewat sepuluh yang berarti kita baru sepuluh menit perjalanan dan kita udah sampe disini?" balas Fathur. Dia memandang teman-temannya yang sekarang juga bingung.

"Oke, gak usah pikirin itu dulu. Kita turun dulu yuk?" ajak Hafidz. Teman-temannya langsung mengangguk setuju. Mereka semua langsung keluar dari mobil dan pandangan mereka beredar ke seluruh wilayah hutan itu.

Hutan itu benar-benar mencekam dan hening. Hembusan angin dingin langsung menusuk kulit mereka semua. Dan suara-suara kicauan burung hantu juga terdengar walaupun hari itu belum malam. Persis seperti keadaan hutan terlarang yang pernah mereka kunjungi waktu itu.

"Merinding," bisik Kharisma yang masih bisa didengar semua teman-temannya.

"Alay," cibir Zidane.

"Ayo jalan."

Setelah berkata seperti itu, Fathur langsung berjalan mendahului teman-temannya  yang sekarang menatapnya jengkel.

"Fathur! Janjinya kan kita ketemu sama Raina dan Alena dulu." ujar Achi.

[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang