BYH 29: Fakta-fakta baru.

1K 63 2
                                    

Di sini ada beberapa adegan yang gue buat kayak fantasi ya! Jadi jangan dianggep serius, ini hanya khayalan gue aja.


*****


"Tur, kita mau kemana sih?"

"Intinya kita pergi dari sini." Fathur mengalihkan pandangannya ke Riri. "Sebelum kerumah Eva, kita dirumah lo sebentar ya, Ri?" tanya Fathur.

Gadis itu sempat memasang ekspresi bingung namun akhirnya dia mengangguk juga. Fathur tersenyum, "yang cewek beresin dulu sana barang-barang yang semalem kalian bawa kesini." ujar Fathur.

Kharisma, Riri dan Achi mengangguk. Mereka bertiga langsung membereskan barang-barang yang mereka bawa semalam.

"Tur, kita juga mau beresin barang-barang ya?" tanya Hafidz.

"Jangan! Jangan berdua doang. Bareng-bareng sama kita. Kalo ada apa-apa, gak cuma satu orang kayak gue tadi yang ngelawan."

Rayhan dan Hafidz saling pandang. "Maksud lo?"

Fathur tidak menjawab melainkan hanya menatap Riri, Kharisma dan Achi yang sedang membereskan barang-barang mereka. Karena barang-barangnya hanya sedikit, akhirnya mereka selesai tidak terlalu lama. Setelah itu, mereka semua kembali ke kamar Fathur tadi.

"Lo ngapain ikut masuk?"

"Tau nih. Duluan aja ke mobil," ujar Hafidz.

"Kita temenin." jawab Fathur.

Rayhan dan Hafidz kembali bingung. Namun itu tidak lama. Mereka berdua masuk ke dalam kamar Fathur dan membereskan barang-barang mereka yang ada disana. Fathur, Riri, Achi, Kharisma dan Rahma menunggu mereka berdua di ambang pintu.

Setelah selesai membereskan barang-barangnya dan barang-barang Zidane, mereka semua langsung keluar dari kamar itu dan berjalan menuju mobil.

"Tur, tadi yang geletak di lantai siapa sih?" ujar Rahma setelah mereka semua sudah masuk ke dalam mobil.

Fathur diam dan masih fokus dengan jalanan di depannya. Rahma mendengus sebal, "kacang mahal." sindir gadis itu.

Riri dan Kharisma yang ada di sisi kanan dan kiri Rahma langsung menepuk-nepuk pundak Rahma sambil berkata, "sabar ya." Dan dibalas tatapan tajam dari Rahma.

Sekitar sepuluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Riri. Seorang penjaga gerbang menatap mobil Fathur dengan sinis. Riri yang mengerti itu langsung mengetik sesuatu di handphone dan penjaga gerbang itu langsung mengambil handphone dari saku baju seragam satpamnya. Dia tersenyum dan langsung membukakan pintu gerbang itu. Mobil Fathur langsung masuk ke dalam sebuah halaman yang sangat luas dengan air mancur di tengah-tengahnya.

"Parkir disitu aja, Tur." ujar Riri.

Fathur hanya menoleh lewat kaca yang ada di dekat kepalanya. Dia mengangguk sedikit. Setelah memarkir mobil, mereka semua langsung turun dari mobil. Rayhan dan Hafidz membantu Fathur membawa Zidane.

Mereka semua langsung masuk ke dalam rumah itu. Riri yang masuk lebih dulu langsung memanggil Bibi Jain yang kebetulan lewat di depannya.

"Bi..."

"Ya non?"

"Mama sama papa mana?" tanyanya.

Bi Jain terdiam saat melihat beberapa orang tiba-tiba masuk ke dalam rumah. Wajahnya terlihat terkejut. Riri langsung menoleh ke belakang lalu tersenyum, "mereka temen aku, bi. Mereka mau disini dulu sampai nanti malam. Tadi kita olahraga terus Zidane ngeliat kecoak, yaudah deh pingsan." ujar Riri sambil terkekeh. Dari nada suaranya, dia benar-benar terlihat seperti sedang berbohong.

[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang