Pagi hari menyambut mereka. Setelah malam tadi mereka sempat tidak bisa tidur karena terbayang dengan ucapan Om Andri. Sebagian dari mereka ada yang sudah bangun sejak jam lima pagi. Sebagian juga ada yang masih tidur karena tidur belakangan.
Disini hanya ada dua kamar. Sebenarnya Om Andri sudah menawarkan mereka tidur di kedua kamar itu sedangkan Om Andri tidur di sofa ruang keluarga. Tapi mereka menolak karena tidak enak dengan Om Andri yang harus tidur di sofa.
Jadi mereka memilih untuk tidur satu kamar. Yang cewek tidur di kasur yang kebetulan ada dua dan yang cowok ada yang tidur di sofa dan ada yang tidur di tikar yang mereka bentangkan di atas lantai.
"Shut! Bangun woy bangun! Udah siang."
Fathur menggoyangkan badan Rayhan yang tidur di samping nya. Disini hanya dia dan Hafidz yang sudah bangun. Rayhan hanya menggeliat. Zidane juga sudah di bangunkan dan reaksi nya juga sama seperti Rayhan. Mereka berdua menggelengkan kepala melihat teman-teman nya yang kebo.
"Fidz, kerjain yuk."
"Kerjain apaan? Pr? Gue udah selesai kali," jawab Hafidz santai. Dia memainkan game di handphone nya yang sama sekali belum dia pakai sejak pertama kali disini. "Ah sial! Gak ada sinyal disini."
"Mampus. Maksud gue kerjain tuh bukan kerjain pr tapi kerjain mereka biar bangun. Kebo banget sih mereka."
"Ide bagus. Tumben lu pinter. Kita kerjain... Teriak kebakaran aja."
"Gue setuju. Tapi terlalu mainsteam banget, yaudah lah ya gapapa."
Hafidz beranjak dari sofa dan menghampiri Fathur. Satu sama lain saling memberi kode lewat jari nya. "Satu, dua, tiga! Kebakaran! Kebakaran! Tolong kebakaran woy! Kebakaran!"
Rencana mereka berhasil. Dengan serempak mereka semua bangun karena teriakan mereka berdua. Hafidz dan Fathur hanya tertawa melihat ekspresi mereka yang baru bangun tidur sekaligus panik.
"Ayo semua nya kita siap-siap! Nanti kita kebakar."
Fathur dan Hafidz diam menatap mereka yang sibuk bersiap-siap. Riri dan Kharisma yang melihat kedua nya begitu santai langsung bertanya, " Tur, Fidz! Kok lu berdua malah santai sih? Kan lu berdua yang ngasih tau kita kalo ada kebakaran."
"Lu liat asap gak?"
"Enggak." jawab mereka serempak.
"Trus kalo nggak ada asap ada kebakaran gak?"
"Enggak." jawab mereka serempak lagi.
"Yaudah berarti gak ada kebakaran. Ngapain lu semua siap-siap kayak gitu?"
"Katanya ada kebakaran." jawab mereka serempak lagi.
"Tapi nyata nya ada nggak?"
"Enggak."
Hafidz menahan tawa nya karena kelemotan semua teman-teman nya. Dia bertepuk tangan sampai membuat semua teman nya menoleh ke arah nya, "Solidaritas kalian kuat ya sampe ngomong aja bareng mulu. Lemot nya juga bareng."
"Wah berarti lu berdua boongin kita ya?"
"Wah anjir nih Fathur sama Hafidz!"
"Gue lagi enak-enak tidur malah kebangun cuma gara-gara ketipu sama lu berdua."
Fathur dan Hafidz hanya tertawa sampai tawa mereka terhenti karena dua bantal di lemparkan Rahma dan Kharisma tepat mengenai wajah mereka berdua. Semua teman-teman nya tersenyum. Mereka mengikuti apa yang di lakukan Rahma dan Kharisma. Melempar bantal, melempar guling, tas mereka yang kosong pun juga di lempar kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔
Horor{COMPLETED} Grup Pemecah Misteri seri 1 Kisah 8 orang anak yang ingin berlibur ke sebuah desa namun tanpa mereka sadari, mereka memasuki sebuah hutan yang terlarang. Mereka bertemu dengan seorang anak kecil yang misterius, meminta tolong kepada mere...