BYH 20: Berpencar.

1K 78 6
                                    

Hai! I'm comeback :) siapa yang kangen gue? *krik krik* ah gaada ya? Iya gue tau kok, gue kan jomblo :') haha, lupakan. Udahan basa-basi nya, happy reading :)

*****

"Shut, shut! Eh, bangun-bangun!" ujar Fathur untuk kesekian kalinya. Dia sudah membangunkan teman-temannya daritadi namun mereka belum juga bangun. Wajar sih, mungkin mereka masih ngantuk dan Fathur membangunkan mereka saat jam masih menunjuk ke arah lima pagi.

Rayhan, Rahma dan Zidane mulai terbangun. Mereka mengambil posisi duduk bersila sambil mengucek-ucek mata. Kepala mereka mendongak ke atas untuk melihat langit. Dan Zidane langsung berdecak, "Ini masih malem, tur. Ngapain sih bangunin kita?"

"Malem? Ini udah pagi woy!"

Rahma langsung melihat jam yang melingkar di tangannya, "Ah, baru jam lima pagi yelah," Dia langsung bersiap untuk membaringkan tubuhnya dan melanjutkan tidurnya.

"Eh? Mau ngapain lo?"

"Tidurlah," jawab Rahma santai.

"Enak aja, kita harus lanjutin lagi cari jalan keluar nya. Daripada ntar orang bertudung itu nemuin kita."

Rahma mendengus sebal, "Capek, tur."

"Gua juga capek kali. Lo bangunin tuh Riri, Kharisma sama Achi," Rahma masih diam. "Eh buruan kali!" lanjut Fathur dengan nada kesal.

Rahma pun langsung membangunkan Riri, Kharisma dan Achi sementara Rayhan membangunkan Hafidz yang tidur di sampingnya. Setelah semuanya bangun, mereka langsung berdiri dari posisi duduknya.

"Han, lo ada senter kan di tas kecil lo itu?"

"Oh, ada kok," Rayhan mengambil sesuatu di tas kecil yang ia selempangkan, "Nih." ujarnya sambil menyodorkan benda yang dicari Fathur.

"Thanks," Fathur mengambil senter itu sambil tersenyum. Kemudian, dia langsung menekan tombol 'on' yang ada di senter. Dan anehnya, senter itu tidak menyala walaupun Fathur sudah berkali-kali menekan tombol 'on' itu.

Fathur mendengus sebal dan mengembalikannya ke Rayhan. "Senter lo gak bisa nyala. Mati ya?"

Rayhan berfikir sejenak. Setelah itu, dia langsung menepuk keningnya, "Lupa isi batrenya, tur." jelasnya lalu terkekeh.

"Ah gimana sih lo!" ujar semua temannya serempak.

"Ya maaf," jawab Rayhan sambil menggaruk tengkuknya.

"Yaudah kita lanjut jalan aja, bodo amat gak pake senter," sahut Hafidz ke Fathur. Semua temannya langsung mengangguk. Mereka langsung kembali melanjutkan perjalanan. Suasana dingin dan sepi masih setia menemani mereka semua.

Hembusan nafas mereka sampai terdengar karena saking sepi nya. Hutan ini terlalu luas sampai mereka saja tidak tau harus berjalan kemana sekarang. Coba saja jika senternya bisa menyala, mungkin mereka tidak akan kegelapan.

Srek srek srek

Langkah mereka terhenti saat mendengar suara gesekan sepatu dan daun dari belakang mereka. Dengan serempak, mereka menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa. Mereka memilih untuk tidak perduli dan kembali melanjutkan langkah mereka.

Srek srek srek

Suara itu muncul lagi. Mereka kembali menghentikkan langkah mereka dan menoleh ke belakang. Masih tidak ada siapa-siapa. Namun saat itu, Rahma melihat siluet hitam berada tidak jauh dari mereka.

"Tur, ada yang ngikutin kita." bisik Rahma. Fathur mengerutkan keningnya. Dia mempertajam penglihatan nya. Namun sayangnya, dia tidak melihat siapa-siapa.

[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang