Setelah mereka membaca surat tersebut, mereka terkejut. Mereka bingung dan saling menatap satu sama lain dengan tatapan bingung.
"Apa kalian mengerti dengan maksud dari surat ini?" ucap Rahma.
Mereka semua mengenggelengkan kepala mereka. Ini aneh. Kenapa tiba-tiba ada surat seperti ini? Apa maksud dari surat ini?
"Siapa yang menulis surat ini?" ucap Achi.
"Gak mungkin Alena kan yang menulis surat ini?" ucap Rayhan.
"Gak mungkin lah, dia kan hanya anak kecil yang tidak mengerti apa-apa." ucap Riri.
"Terus siapa dong yang menulis surat ini ?"ucap Achi.
"Entahlah."
Tiba-tiba ada angin yang sangat kencang hingga jendela nya terbuka. Mereka semua terkejut ditambah dengan petir yang ikut menyambar.
"Jendela nya terbuka. Fidz, tutup deh. Lo kan yang paling deket sama jendela." ucap Kharisma.
"Baiklah." ucap Hafidz.
Hafidz langsung berjalan perlahan ke arah jendela itu. Saat ingin menutup jendela, dia melihat sosok bayangan hitam disamping semak-semak. Dia terus memerhatikan sosok itu hingga membuat teman-teman nya bingung.
"Fidz !! Ngapain sih !! Tutup jendelanya !!" ucap Kharisma.
"Iya iya bawel banget sih lo." ucap Hafidz.
Ternyata sosok itu sudah menghilang dan membuat Hafidz kembali penasaran.
"Kemana sosok itu pergi? Siapa dia? Kenapa tiba-tiba dia menghilang?" gumam Hafidz. Teman-teman nya kembali kesal dengan Hafidz.
"Isshh Hafidz tutup jendela nya !!" ucap Kharisma.
"Lo ngeliatin apaan sih ?!" ucap Rayhan.
"Ah enggak, gue gak ngeliatin apa-apa." jawab Hafidz.
"Yaudah tutup jendela nya!" ucap Zidane.
"Iya-iya."
Saat Hafidz baru ingin menarik jendela dan ingin menutup nya, dia merasa ada yang menarik tangannya sangat kencang.
"Arrgghh..!! Guys...tolong gue !!" teriak Hafidz.
Teman-teman nya hanya menatap dia dengan ekspresi bingung.
"Lo kenapa Fidz ?!" ucap Rahma.
"Woii !! Cepet tolong gue !!" ucap Hafidz yang masih berusaha menahan tubuhnya agar tidak terjatuh ke bawah.
Lagi-lagi teman-teman nya hanya menatap Hafidz dengan tatapan bingung. Mereka berfikir Hafidz hanya main-main saja.
"Cepetan tolong gue!! Punya telinga gak sih kalian?!" ucap Hafidz.
Akhirnya teman-teman nya datang berlari menghampiri Hafidz. Namun telat, Hafidz sudah terjatuh dan dia hilang entah kemana.
"HAFIDZ !!" teriak semuanya
Mereka semua terkejut karena Hafidz tidak ada dimana-mana. Dan tanpa pikir panjang, mereka berlari keluar kamar dengan maksud untuk menyelamatkan Hafidz.
Saat baru sampai di depan pintu keluar, ada gadis yang menghalangi mereka.
"Mau kemana kalian ?!" ucap Gadis itu.
"Lo siapa? Dan kenapa lo menghalangi jalan kami?" ucap Kharisma.
"Kalian tidak perlu tau siapa aku yang jelas, kalian tidak boleh keluar!" ucap Gadis itu.
"Tapi, kita ingin menyelamatkan teman kita yang sedang diculik." ucap Fathur.
"Tidak boleh !! Teman kalian itu sudah... Mati!" ucap gadis itu.
"Tidak ! Tidak mungkin !! Dia masih hidup dan sekarang kita ingin menyelamatkan dia !" ucap Riri.
"Kalian tidak boleh menyelamatkan teman kalian!!" ucap gadis itu.
"Kita harus tetap selamatkan Hafidz !" bisik Fathur.
"Iya."
"Kita tetap ingin selamatkan dia! Dan lo gak berhak melarang kita untuk selamatkan teman kita!" ucap Rayhan.
Mereka langsung memasang kuda-kuda sebagai isyarat untuk melawan gadis itu. Gadis itu tidak mau kalah, dia juga mengeluarkan dua buah pisau yang sepertinya sudah ia siapkan terlebih dahulu.
"Ayo kita lawan dia!" ucap Zidane.
Mereka semua mengangguk pertanda setuju. Mereka semua langsung membentuk lingkaran dan mengelilingi gadis itu. Ya...sepertinya gadis itu bingung bagaimana cara untuk melawan mereka.
*Aku harus gunakan strategi ku untuk menipu mereka* batin Gadis itu.
Saat mereka ingin menyerang gadis itu, tiba-tiba saja mereka mendengar suara teriakan minta tolong. Mereka terkejut dan perhatian mereka langsung beralih ke suara tersebut. Mereka berlari meninggalkan gadis itu dan mencari asal suara tersebut.
*Yess !! Akhirnya berhasil ! Aku harus pergi dari sini sebelum mereka tau semuanya !* batin gadis itu.
Gadis itu langsung berlari entah kemana. Disisi lain, mereka sudah sampai di tempat asal suara tersebut. Ternyata asal suara tersebut adalah dari kamar Alena. Mereka langsung masuk ke dalam dan mereka melihat Alena sedang menangis sambil menenggelamkan kepalanya dan memeluk kedua kakinya.
"Alenaa !!" teriak semuanya.
Mereka langsung menghampiri Alena yang sedang menangis. Fathur, Zidane dan Rayhan melihat sekeliling dan kamar Alena sangat berantakan. Kaca dinding nya pecah, selimut dan bantal berserakan dimana-mana dan Vas bunga yang sudah pecah seperti abis itu dilempar.
"Ada apa ini ?! Kenapa kamar mu sanagt berantakan ?!" ucap Rayhan
"Tadi... ada sosok yang sangat menyeramkan,dia seperti ingin membunuh ku dan dia tiba-tiba keluar dari cermin itu." ucap Alena sambil menunjuk ke cermin dinding yang sudah pecah.
"Kenapa banyak sekali sosok dimana-mana ?!" ucap Fathur.
"Yasudah kamu yang tenang yaa.. kan ada kakak sama teman-teman kakak yang jaga kamu." ucap Rahma.
"Iya..jangan nangis lagi." ucap Riri.
"Iya kak, tapi kak, kakak sama teman-teman kakak mau kan temani aku malam ini? Aku sangat ketakutan jika sendirian dirumah ini." ucap Alena.
Mereka semua saling menatap satu sama lain dengan tatapan bingung.
"Tapi... bagaimana dengan Hafidz? Kita harus mencari dia, dia sedang diculik !" bisik Achi pada teman-temannya.
"Dia kasihan." ucap Kharisma.
"Tapi Hafidz lebih kasihan, dia diculik dan bisa saja nyawa nya terancam!" ucap Rayhan.
*Mereka tidak boleh menyelamatkan teman mereka ! Aku harus membujuk nya lagi* batin Alena.
"Aku mohon kak, aku sangat ketakutan, malam ini saja ya?" ucap Alena sambil memasang puppy eyes.
Fathur membuang nafas kasar, "baiklah."
Alena terlihat sangat bahagia dan akhirnya mereka semua tertidur di kamar Alena.
BONEKA YANG HILANG!!

KAMU SEDANG MEMBACA
[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔
Korku{COMPLETED} Grup Pemecah Misteri seri 1 Kisah 8 orang anak yang ingin berlibur ke sebuah desa namun tanpa mereka sadari, mereka memasuki sebuah hutan yang terlarang. Mereka bertemu dengan seorang anak kecil yang misterius, meminta tolong kepada mere...