BYH 21: Berpencar (2)

989 62 2
                                    

ZIDANE & RAHMA.

Kedua anak yang bernama Zidane dan Rahma itu masih terus berlari. Di belakang, ada seseorang yang memang daritadi sudah mengincar mereka berdua. Sebenarnya Zidane dan Rahma diselimuti rasa takut. Namun, mereka berusaha untuk mengusir rasa takut itu.

"Ngumpet sini, Rah." ujar Zidane saat mereka sempat berhenti sejenak dan menunjuk ke arah belakang pohon.

Rahma hanya mengangguk setuju. Dia dan Zidane berjalan menuju ke belakang pohon yang cukup besar. Semak-semak yang tinggi hampir mengganggu langkah mereka berdua. Banyak serangga-serangga yang membuat Rahma menatap jijik serangga itu.

"Duh, banyak serangga kayak gini, jijik gue." gumam Rahma yang masih bisa di dengar Zidane. Cowok itu mendengus sebal, "Apaan sih jijik-jijik? Lebay lo," sahut Zidane ketus.

"Nyaut aja lo," balas Rahma yang tidak kalah ketus.

Setelah itu, suasana kembali hening. Diantara mereka tidak ada yang bicara. Hanya suara derap langkah kaki dari orang yang mengejar mereka daritadi. Jantung mereka berdetak kencang. Pisau yang dipegang orang itu mengkilat. Dan itu membuat mereka merinding seketika.

"Gue takut," bisik Rahma.

Zidane langsung menempelkan jari telunjuk nya ke bibir. Mengisyaratkan kepada gadis itu untuk diam. Rahma mengangguk dan berkata 'maaf' tanpa suara. Pandangan mereka beralih ke depan--tepat dimana orang jahat itu berhenti melangkah. Kenapa dia harus berhenti melangkah tepat di depan mereka? Apa dia tau keberadaan mereka berdua?

"Saya tau kalian masih disini." ujar orang jahat itu.

Zidane dan Rahma mundur dua langkah ke belakang dan berjongkok saat orang jahat itu mengedarkan pandangannya ke seluruh wilayah. Mereka tidak sadar, orang jahat itu menyeringai saat matanya berhenti ditempat mereka bersembunyi. Dia memilih pergi dari tempat itu dan bersembunyi di semak-semak yang tidak jauh dari tempat Zidane dan Rahma bersembunyi.

Zidane dan Rahma saling berkerut kening. "Dia udah pergi? Kok tadi kayak ada suara orang lari?" tanya Rahma.

Zidane menggeleng tanda tidak tau. Dia mendongakkan kepalanya untuk melihat keadaan sekitar. Benar, tidak ada siapa-siapa disana. Apa orang itu udah pergi? batin Zidane.

"Gak ada siapa-siapa. Mungkin dia udah pergi."

"Serius?"

Zidane mengangguk, "Eh tapi kita harus hati-hati, siapa tau dia cuma ngejebak kita doang." balasnya.

"Bener juga tuh, tapi mendingan kita pergi deh dari sini. Masa sih kita harus diem aja disini nungguin dia muncul lagi?" tanya Rahma. Zidane diam dan berfikir. Ucapan Rahma ada benar nya juga. Akhirnya, Zidane mengangguk dan mereka berdua dengan perlahan melangkah pergi dari tempat itu.

Saat mereka berlari, mereka tidak sadar orang itu sudah ada di belakang mereka berdua. Namun saat di tengah perjalanan, Rahma terjatuh karena tersandung akar pohon yang timbul. Kaki dan telapak tangan yang ia gunakan untuk menahan badannya langsung berdarah. Kakinya terkena batu yang tajam sampai menusuk dan mengeluarkan darah segar.

"Aww.."

Zidane berhenti melangkah dan menoleh ke belakang. Dia menghampiri Rahma dan berjongkok di samping gadis itu. "Kenapa?" tanya nya.

"Liat aja sendiri tuh kaki gue," ketus Rahma.

"Yaelah nanya baik-baik, jawabnya ketus banget." balas Zidane.

Cowok itu langsung melihat luka yang ada diatas betis Rahma itu. Dia berdecak. Apa yang harus dia lakukan untuk mengobati luka temannya itu? Dia tidak punya obat apa-apa.

[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang